Rabu, 28 Juli 2010

rasakan saja



kau datang
disatu pagi (ku)
tawarkan satu hati
seperti datangnya fajar
indah begitu rupa
seperti siang
ketika hawanya menghangati
seperti malam
ketika sinar bintang menerangi

kau hadir
tawarkan satu hati
menjadi wadah cerita hidupku
menjadi peneman sepi

dan ketika aku tanya
apa lagi ini ?
jawabmu bijak,
sudah...
jangan pikirkan lagi
rasakan saja apa yang ( musti ) kau rasa
ambil sisi hatiku dalam genggaman jemarimu
pegang dan rasakan hangatnya
karena cintaku mengalir begitu rupa
bersamanya

inikah,
sebentuk cinta sumir yang kau tawarkan
gamang aku
menerima atau menghapusnya
dari catatan hidupku

salahkah aku
menyimpannya jauh ditubir hati
menggenggamnya erat
mencoba berharap
meski aku tahu
ini ( tak ) benar

cinta sumir
cinta tak berwujud
cinta kita
cuma cinta tak berbayang


pict : by AJP

suatu siang bersama dua sahabat .


siang yang redup, ketika aku ku memarkir motor didekat BTC. dari ekor mataku aku seperti merasa sedang diperhatikan oleh seseorang. aku lepaskan atribut koboiku, helm, kaos tangan, lalu jaketku...sejenak aku tarik nafas legaku....sejurus kemudian seorang laki-laki datang menghampiriku...seorang abang becak yang parkir tak jauh dari motorku...lelaki itu kemudian menegurku dengan sopan..."...panjenengan Ayik ya...? ". sontak aku pandang wajahnya, aku seperti melihat seseorang yang tak asing...siapa ya...memoriku berputar-putar menuju dimensi waktu yang lalu....ahhhh....aku tak ingat siapa orang ini. si lelaki masih berdiri disana, menunggu responku...lalu katanya, " Ayik. aku Parno...temanmu di SD ....."....what...? Parno ? yayayaya....aku ingat banget...parno teman SD ku dulu...lalu kami berjabatan tangan, tak lama kemudian kami terlibat dalam obrolan yang seru.... Belum hilang keterkejutan karena ketemu teman lama, dari sebuah mobil mewah yang diparkir tak jauh dari kami berdiri, seorang Bapak keluar dan menghampiri aku...." maaf...ini Mbak Ayik ya...maaf kalau saya salah..." ....apa lagi ini ? pikiran jahat saya sempat menyeruak, jangan2 Bapak ini bagian dari gerombolan mafia gendam hahaha...." saya Darto... , teman sekelas di SD ..."...saya dan Parno seketika kaget...." lho, darto...aku parno..." keduanya sama-sama kaget, keduanya lantas berpelukan erat...saya yang masih terkaget-kaget cuma bisa berdiri terdiam, tak menyangka akan ada pertemuan dramatis di pinggir jalan di depan BTC.... usut punya usut, mobil Mas Darto sudah terparkir didekat TKp sejak 1 jam yang lalu, bahkan mas Parno dan mas Darto duduk di kendaraan masing2 yang jaraknya tak lebih dari 2 meter tanpa saling menyadari bahwa ada sahabat lama berada didekatnya....ketika mas Parno menyapa dan bersalaman dengan saya, mas Darto memperhatikan sosok saya dan menyadari bahwa saya adalah teman lamanya...ketika beliau memutuskan turun dari mobilnya dan menyapa saya, tak terbersit dalam pikirannya bahwa lawan bicara saya adalah mas Parno sahabat kecilnya.....Subhanallah....Allah telah mempertemukan kami dalam suatu melodrama yang dramatis, ini adalah pertemuan semenjak perpisahan SD tahun 70an..hehehe....kalau bukan ditempat umum ingin rasanya saya berteriak...eureka....!!!...hehehe ....kemudian, kami menyisih, masuk kesebuah warung makan terdekat, melanjutkan obrolan nostalgik ini...cerita mengenang hari-hari kami di SD dulu, masa kecil yang sungguh indah...Mas Darto dan mas Parno adalah dua sahabat lama, mereka punya simpanan cerita seru jaman itu, sehingga obrolan kami tak terasa menjadi begitu cair... Mas Darto kini adalah seorang petinggi dijajarannya, sedangkan Mas Parno saat ini berprofesi sebagai penarik becak sewaan...... Kami bertiga terlibat dalam pembicaraan tentang cerita lama dan terkini...

satu jam obrolan tak terasa ketika mas Darto menanyakan keadaan keluarga mas Parno, mas Parno lantas bercerita bahwa dia punya dua orang anak yang masih duduk di bangku SMA, entah seperti apa ceritanya kemudian, saya merinding ketika mendengar mas Darto menawarkan diri untuk mengangkat putra-putri Mas Parno sebagai anak asuhnya dan berjanji untuk membiayai pendidikan mereka sampai sarjana....saya lihat mata mas Parno berkabut seperti menahan tangis....saya pun tak pelak turut merasakan haru dalam dada saya....tak hentinya saya sebut nama Tuhan dalam hati saya...Alllahu Akbar...Subhanallah...Alhamdulillah...hari ini Allah telah membuka sebuah hati, sebuah jalan kebaikan diantara dua sahabat lama saya....saya tak pernah menyangka bahwa kehadiran saya turut menjembatani pertemuan yang indah ini...
Terima kasih ya Allah....terima kasih untuk kesempurnaan rencanaMu...
semoga tali silaturahim diantara kami tak pernah terputus lagi....amin

Solo, 27 Juli 2010

***
pict taken from here,

based on true story, nama tokoh sengaja disamarkan atas permintaan ybs...


Senin, 26 Juli 2010

Patemon iki ora nate jangkep



***

kaya sakwijining wengi,

nalika sumurup ing kasmaran,

tanpa suara, tanpa suwala

pasuryanmu dak aras kanthi alus

astamu tak gegem kenceng

sidep premanen

anteng

ing ati rinenggan kapang

ana ngendi papanmu, kinasih

aku kapang

patemon iki ora nate jangkep



***


gambar dening : kangMas AJP



kalo gaptek dilarang ngoprek...


Alkisah, suatu sore saya sok-sokan pengin makeover blog ini...saya klak-klik alternatif template yang ditawarkan new blogger...huwaaaa...ternyata jadinya malah blog saya amburadul tidak seperti yang saya inginkan...maka malam itu setengah paniklah saya karena tampilan blog saya sangat jauh dari yang saya mau..
saya lantas mengkontak sohib gemblung soulmate saya Ernut, saya lapurkan kondisi terkini blog sekar lawu kepadanya...dalam keadaan mengantuk dia bertanya , " kembalikan ke layout lawas, kamu sudah simpan kan html nya...? "...huwaaaaa...pertanyaan aneh apa ini kok penuh dengan rumus ilmiah yang otak saya tidak nyandhak...., lalu saya teruskan dengan jawaban, " aku lali......aku lupa, Nut...trus gimana dunk...? ". alih-alih menghibur saya yang dalam ambang batas panik si Ernut malah menjawab sms saya begini, " waduh...pasti abis ini pertanyaanmu makin angel (sulit)...mending aku cepet2 tidur aja ahhh..."...gubrakkkk...ditinggalkan Ernut di jam 23.00 tengah malam saya makin panik...lalu melalui sinyal Fb yang kebetulan sedang bersambung dengan seorang sahabat, saya kemudian melapor perihal yang sama, " Mas, blog ku rusak :(( "...dijawabnya, " lha kok ndadak diubah2 layoutnya..." sayapun sempat muntab, jawab saya , " aja nyalahne...aku butuh solusi, bukan disalahin :(( kalau tahu diubah bakal rusak ya ra tak ubah...hikhik"...hahaha...mendadak saya jadi high tempered...padahal biasanya nggak begini... ( Ernut & sahabat yang satu itu pasti ketawa2 baca kalimat terakhir ini, mereka sudah kenal banget sifatku yang satu itu hihihi...)...begitulah...malam itu dengan setengah putus asa saya mencoba mengoprek format blog saya yang amburadul...hal yang sebenarnya mudah dan sangat 'kecil' buat orang yang tak gaptek segaptek saya....hihihi...

hari berganti...halah....saya masih berusaha mengoprek blog tercinta ini...tapi saya akhirnya menyerah karena format blog tak bisa kembali ke format yang dulu yang saya sudah merasa cucok...sampai akhirnya sang juru selamat datang....malaikat cantik saya, Aizs...dengan coolnya memberikan arahan ini itu dengan sabarnya....mengajari saya cara mengubah format sesuai yang saya inginkan...dan meski dengan cenunak cenunuk...akhirnya...tarrrraaa....untuk sementara...jadilah blog Sekar Lawu seperti yang Anda sedang saksikan sekarang ini...sekilas memang tak berbeda ya...tapi tentu saja berbeda banget dengan yang dulu...yang kemaren kan foto headernya full penuh...yang ini cuma maksimal segitu...hikz...nggak apa-apa...yang penting sudah tampil manis lagi dahhh...trus layoutnya juga berbeda , tapi so far, tetep manislah...halaaaahhh...Hanya saja saya coba pasangin lagi efek hujan salju kok malah jadi lola ketika dibuka ya...ya wis...nggak pake hujan2 saljuan aja dulu....
Dari pengalaman kecut ini saya mengambil banyak pelajaran untuk tidak sembarangan mengoprek sesuatu dengan dasar pemikiran dan kemampuanj yang pas-pasan....kalau sohib yg satu itu menuturi saya dengan bijak dan bersahaja, " setiap keputusan itu pasti ada harganya. itu ongkosnya merubah format..." thx ya Mas , thx to Ernut yang sudah mensupport saya sehingga saya tidak buru-buru patah arang dan memutuskan menghapus blog saya karena keburu emosi...hahaha....childish banget yak...

Ngluwari ujar saya siang tadi, kalau saya berhasil mengembalikan layout Sekar Lawu menjadi hampir mirip dengan yang dulu, saya mau bancakan...maka inilah dia bancakan inthuk2 kiriman dari teman saya Iyoenk....

walaaah...telaaat...bancakannya sudah habis dikeroyok tetangga....

dan ini adalah reaksi Ernut setelah melihat tampilan terkini blog Sekar Lawu..." lumayaaannn....daripada yang semalem...medeniiii...wkwkwkwk..."
tak sawat sandal tenan kok.... :))



Sabtu, 24 Juli 2010

janji sang pecinta hujan


***

bukankah kita pernah sepakat cerita kita akan berakhir pada saat hujan berhenti, sampai ketika jemari hujan menepuk lembut kaca jendela kamar, dan wajah senja yang merona makin menggelap. saat itulah cerita kita sudahi…
ketika kita memandang dari kejauhan anak-anak bertelanjang dada berlari riang menjemput hujan, menggoyang pucuk dedaunan, menggetarkan pasir dan tanah…berlari menjemput pelukan mesra para Ibunda…indahnya suatu senja bersamamu ketika hujan menjelang berhenti, kinasih

dan senja ini, hujan telah berhenti menyisakan bau tanah basah dan aroma khas pedesaan, racikan tembakau, cengkih dan aroma daun jagung dalam bakaran …betapa kita tergugu oleh waktu, diam berkepanjangan, hanya mata kita saling bicara…melihat rinai hujan makin menipis dan langit yang berwarna tembaga…sudah sampai waktunya

diteras kedai kopi ini, hati kita berkejaran dalam pinta…hujan…jangan pernah berhenti, biarkan kami terus tetap bersama seperti ini, saling memandang dalam kagum, berpagut hati dalam bisu, bergenggaman jemari seperti senja yang sudah-sudah, saling menyebut kata ‘kinasih’ untuk menguraikan rindu yang membuhul…hujan, tolong..jangan hentikan kami…

dan, senja ini hujan telah berhenti. jemari hujan telah kembali kerahim langit yang membiru dicumbui horizon senja…memecah segala rasa yang kita punya.
namun, mengapa kita masih duduk disini, kinasih ?
apalagi yang kita tunggu ? bukankah telah sampai janji kita untuk mengakhiri ini ketika hujan berhenti ?

hujan sudah berhenti dari tadi, tapi kita masih disini…lalu apalagi yang kita cari. bukankah hujan sudah menjawab dengan pertanda…
dan aku sadar, bahwa aku yang harus memulai bukan kamu…maka biarkan aku berdiri, menyalamimu dalam diam dan selaksa rindu yang kutabung…
aku pulang dulu, kinasih
kau diam, hanya matamu yang bicara…
membiarkanku membawa cinta kecilmu pergi bersamaku

***
ah, aku ingin ingkar janji bila tak ingat ada tiga hati menanti jawabku sore ini, ketika hujan berhenti sejak tadi
aku, kamu, kita adalah pecinta hujan yang tengah kehilangan…

***

pict taken from here

Jumat, 23 Juli 2010

jika langit meminangmu



***

jika langit meminangmu
biru dan putih kapasnya
seperti saat pertama kau menyentuhku
ingatlah ketika kita bercinta suatu senja
dibawah langit tembaga,
dan udara malam yang merona
kau dan aku pernah bersama
akui itu

jika langit meminangmu
katakan kau akan ingat
suatu malam kebersamaan
mematahkan segala hipotesa
tentang cinta yang datang
diwaktu yang tak tepat

jika langit meminangmu
diam dan perhatikan
mungkin kau temukan aku
diantara belantara awan
membelah langit
mengenangmu..

jika langit meminangmu
kenanglah aku
sebagaimana aku
menyimpanmu...


***

pict by : AJP

Kamis, 22 Juli 2010

selamat datang Naura...


suatu pagi dalam balutan mendung, aku duduk menghadap taman depan, berteman sepi.. hanya sesekali kendaraan melintas meninggalkan debu yang beterbangan dan melekati kulitku.tiba-tiba aku teringat kepada sesosok anak muda, sepertinya dia lebih tepat menjadi anakku, meski dia memanggilku dengan takzim...Mbak...
sedang aku serius memikirkannya, Tuhan seperti melihat isi hatiku...sejurus kemudian aku melihatnya datang bersama seorang perempuan muda yang aku kenal sebagai kekasihnya...
wajah keduanya begitu pias, seperti tak berdarah, bahu keduanya lunglai dan sorot matanya tak berani memandang bola mataku....ahhh...ada apa ini ?
lalu sipemuda berkata, "..mmmm...begini Mbak...saya...saya...ehhhh..."
siperempuan muda tak kalah gugup, dirapatkannya duduknya melekat kepada kekasihnya, seperti ingin berbagi kekuatan...
hatiku berkata, ada yang tak biasa...meluncur tanyaku bijak, " ada apa, nak ? "
kemudian sipemuda mulai bercerita...lebih tepatnya menjelaskan...ahhhh...lebih tepatnya lagi berargumen...." mbak, kiki (nama disamarkan) sudah dua bulan telat...."
wajahku seketika pias, bohong kalau aku tidak syok mendengar ini....tapi aku masih bisa mengendalikan diri...masih berusaha berpikir jernih...." So ? "
keduanya menghambur keharibaanku, seperti hendak bersujud....inikah bentuk permohonan maafmu, setelah kalian langgar komitmen itu, pranata sosial, pranata agama...bahkan hukum negara....ahukah kalau tkalian belum punya hak untuk melakukan itu....aaaargggh....
begitu susahnya hati ini menerima ini sebagai suratan....begitu berat rasanya membujuk hatiku untuk bisa menerima mereka kembali....setelah perdebatan panjang dan melelahkan akhirnya akupun berdamai dengan hatiku dan suratan itu...meyakini bahwa ini adalah takdir...tulisan tangan yang Maha Adil...aku menerimanya sebagai ujianku, Tuhan...maka mudahkanlah segala urusanku, hingga aku selesaikan semuanya dengan baik dan indah...karena aku percaya, dibalik kejadian selalu ada hikmahnya...
kedepannya, aku dan pasangan muda itu bersama menanti hari penting...hari akan kehadiran sesosok nyawa bermakna....hari yang kami tunggu 7-8 bulan kedepan...
ketika musim telah berkali-kali berganti. tentu saja tak sama seperti dulu. sejak aku menerima takdir itu kalaku melihat saat mereka melangkah ketika malam berubah menjadi begitu panjang-panjang. daun-daun begitu cepat mengering dan tak sempat memekarkan bunga. sesekali bila mengenang akan cita-cita dan rencana lama, masih selalu membuat air mataku jatuh. dan lagi-lagi, yang tertinggal, hanya aku dan ruang.aku tak bisa lagi surut, aku tak mungkin menyesali itu...
aku berjalan bersama cita-citamu yang kandas...sekaligus suatu perjalanan panjang menjemput harapan baru...akan dia, anggota keluarga baru.
dan hari ini, ketika malam bergeser menuju pagi, saatnya aku terbangun untuk menjalankan ibadah tengah malam, aku rasakan suatu anugerah datang....sesosok mahluk mungil tak berdosa, dia adalah cerminan cinta kedua orang tuanya, pasangan muda itu....tangisnya menghapus semua gundah dan menumbuhkan asa sejak penantian 7-8 bulan berjalan....selamat datang, cucunda....Naura Salsabila Madyaratri...bunga hati, air mata surga yang hadir ditengah malam yang indah...
kehadiranya semula diterima sebagai musibah....namun karena kebesaran hati kami, maka kehadirannya malam ini adalah anugerah terbesar untuk sepasang remaja yang aku cinta....
apapun itu, aku tak hendak menyesali....aku biarkan semua berlalu bersama waktu, aku menerima mereka sebagai bagian dari hidupku....betapa indah dunia keltika kita bisa menerima segala ujian..maka, menapaklah jalan kedepan dengan tegakkan dada....aku bersama kalian....Danang, Widya dan Naura...


***

dedicated to : Danang & Widya
special posting to baby Naura

pict by : AJP

Sabtu, 17 Juli 2010

dan aku mengertimu


 ***
 
dan kini aku bisa mengerti.
ketika cinta tak lagi sempurna
mengambang senyum pahit tak senada
diam tak berkata
beribu sepi menghanyut hati,
ketika tak lagi bersapa
tak lagi satu...

maka, aku tak hendak
mengumpan kata
itu salahmu...

ketika cinta yang datang kemudian
menghanyut birukan hatimu
membuatmu lupa akan takdirmu
akan komitmen itu

cinta tak pernah salah
cinta hanya tak kenal waktu,
cinta tak berhitung
cinta tak membaca
tak kenal siapa aku
tak tahu siapa kamu
tak tahu musti kau letakkan dimana ia
dalam kumparan cinta yang satu
dan kini aku bisa mengerti,
mengapa cinta begitu mudah menguap
tak berbekas
tak lagi mewujud
kehilangan makna
menjadi absurd
karena aku merasakan
apa yang tengah kau rasa
sehingga aku bisa mengerti ketika cinta itu
tidak lagi ada untukku

inikah

endingnya ?

***
pict by : AJP

Minggu, 04 Juli 2010

tragedi minyak tanah


 

Alkisah ketika saya SD, ibu saya punya warung kelontong yang diantaranya menjual minyak tanah. Setiap pagi tugas saya adalah menyedot (iya...menyedot) selang minyak tanah untuk memindahkan sebagian isinya dari drum besar ke tong yang lebih kecil... Sejauh ini saya nyaman dan merasa tak keberatan dengan kewajiban itu, sampai pada suatu hari karena kurang konsentrasi, mungkin, terminumlah oleh saya cairan sialan itu...cleguk...cleguk...rasa minyak tanah yang jauh dari enak apalagi segar....dan tragedi itu diakhiri dengan terkurasnya isi perut saya akibat muntah tak terkendali...hoeeekkkss...
Seumur-umur saya menyesali kejadian itu, apalgi kala menyadari bahwa sebenarnya saat itu sudah ada teknologi sederhana berupa alat pompa cairan yang diengkol tangan ataupun dipijat...huwaaaaa...Ibu, kenapa tak kau sisihkan sedikit rejeki untuk membeli pompa itu sehingga aku tak perlu tertelan minyak tanah...
Tahukah, sejak tragedi minyak tanah itu saya menjadi sangat paranoid dengan yang namanya minyak tanah. Jangankan kena dan mencium baunya....baru membicarakan saja sudah mampu membuat perut saya bergejolak.....sejak itu, saya benar2 benci dan menghindari kontak dengan benda cair satu itu. Kalau terpaksa, maka saya akan menahan nafas maksimal agar tak tercium baunya, kalau terpaksa bersinggungan sehingga kulit tangan atau bagian tubuh lainnya terkena maka buru-buru saya akan membasuhnya dengan sabun seperti habis terkenan najis....

Begitulah, trauma yang nampaknya begitu sederhana ternyata tak mudah menyembuhkannya....bahkan ketika saya sudah berumahtangga dan harus memasak dengan kompor minyak tanah (ketika kompor gas belum terbeli), maka yang ada adalah hari-hari tersiksa....sampai akhirnya ada rejeki cukup untuk kami memiliki sebuah kompor gas berikut tabungnya...lega rasanya hati ini tak harus berteman dengan benda cair yang sangat sangat saya benci itu...
Lucunya lagi, tak banyak orang dan kerabat yang tahu mengenai masalah psikologis yang saya hadapi ini...karena saya memang sengaja tidak mau bercerita kepada orang2 disekitar saya...saya malu sebenarnya, dan takut dibilang aneh, tepatnya... Seringkali dalam beberapa kesempatan saya terpaksa (dipaksa) berakrab-akrab dengan minyak tanah, misalnya kalau lagi membantu memasak di hajatan kerabat yang belum menggunakan kompor gas, atau kalau dimintai tolong seorang ipar yang gemar dikerok dengan menggunakan coin dan sepiring kecil minyak tanah....saya pasti sudah setengah mati menahan mual...tapi tak pernah sampai hati menolaknya...hehehe....
Saat ini , setelah hampir 35 tahun berlalu sejak tragedi minyak tanah itu saya sedang berpikir untuk menyembuhkan diri saya dari kungkungan keterbencian saya terhadap minyak tanah...saya sedang mencari cara-cara manis menundukkan trauma psikologis saya. Dari mulai mencoba mencium baunya sedikit-sedikit..., membiarkan lama-lama tangan saya terkena caoiran minyak tanah, mencoba berakrab-akrab dengan baunya...huwaaaa....ternyata tak mudah...saya masih saja merasa benda cair ini adalah benda paling menjijikkan....baru mencium baunya saja perut saya sudah terkocok-kocok disko, apalagi menyentuhnya...tidakkk...!!!
Saya belum bisa menghilangkan perasaan itu....hingga detik ini. Menyedihkan.





Kamis, 01 Juli 2010

aku, kamu : kita, sang hujan dan bulan bulat pucat


***
aku menyapamu dalam basah, 
dan tampias hujan dibalik kaca jendela berjelaga...
memandangmu dibalik tabir bias bulan bulat pucat,
berbagi rindu seperti dua tiga bulan lalu
saat-saat terindah ketika jemari kita saling menggenggam
tak peduli ada air hujan membasahinya
bulan perak, 
hujan dingin berkepanjangan
senyummu yang hangat
tak ada sapa rindu dari bibirmu,
karena kita sama - sama tahu dan rasa
bahwa rindu tak harus dikatakan
cukuplah dibagi dalam rasa didada
seperti malam ini, kendati tak lagi hujan
tapi kita rasakan sejuknya rindu
antara : aku, kamu ,sang hujan dan...
bulan bulat pucat
tak cukupkah sebentuk rindu ini untukmu,
kinasih...?

***

pict by : AJP