Jumat, 26 Februari 2010

terima kasih Mas AJP

Bila dicermati, akhir-akhir ini saya banyak menggunakan ilustrasi berupa foto dan gambar indah untuk postingan di blog Sekar Lawu....dan nara sumber saya untuk foto-foto cantik ini adalah sahabat saya Mas AJP, singkatan dari nama panjangnya Agus Joko Purwanto. Sehari-hari saya memanggil beliau dengan sebutan Mas Hunter, kebetulan Beliau ini adalah teman lama saya di kampus dulu, sesama alumni Fisipol UNS, beliau angkatan satu tahun diatas saya, Beliau ini senior saya.
Hobinya jeprat-jepret sudah ditekuninya sejak beberapa tahun yang lalu, makin kesini, makin serius Beliau menekuni dunia fotografi ini. Katanya sih cuma menyalurkan hobi saja, tapi kalau-kalau hasil fotonya bisa menebalkan kocek, tentu saja tidak akan ditolak rejeki yang datang...hehehe....

Rabu, 24 Februari 2010

kau selalu membuatku ingin kembali


memandangmu dalam sisa malam,
seperti memandangmu dalam bening pagi berembun
masih tetap disana
tegak jumawa tak tersentuh
sekian tahun sudah, sayang
bertahan dalam diam
bercinta dengan sunyi
hanya membuat kita
saling terluka (i)
membiarkanmu pergi
seperti tinggalkan separuh hidupku
kau selalu membuatku
ingin kembali
tanpa alasan
kecuali cinta itu





pict by : AJP

untuk dua hati yang sedang enggan bercengkerama
untuk dua hati yang kini tengah membatu
untuk dua hati...


Sabtu, 20 Februari 2010

...ketika malam...


ketika malam adalah hutan
gelap tak tembus sinar bulan
menyesatkan, menggelinjangkan takutku
ketika malam adalah bulan
menari diatas langit perak malam
ketika malam adalah langit
biru kelamnya menggelapkan asa
mematahkan hati
ketika malam adalah awan
berarak beriringan hilang entah kemana
ketika malam adalah hujan
derai airnya membuatku basah
aku tunggu saat kemarau datang
ketika malam adalah matahari
simpan hangat sinarnya
hangati dinginmu, malam ini
ketika malam adalah cinta,
aku rangkai setiap butir bintang malammu
sebentuk hati, seujud rasa
malam, bulan, hujan, awan, mentari...
adalah cinta kecil itu


pict by: AJP


Jumat, 12 Februari 2010

saya dan negeri merdeka bernama puisi


Lagi-lagi ini tentang reaksi teman-teman blogger pada puisi-puisi yang saya unggah di Sekar Lawu. Kalau saya bilang luar biasa entar saya dibilang lebai, jadi saya bilang saja ini reaksi yang sangat wajar dari teman-teman karena kecintaannya kepada saya dan Sekar Lawu. Beberapa teman pembaca blog yang bukan blogger sontak bereaksi melalui japri kepada saya bila mendapati saya mengunggah sebuah puisi. Beragam bener pertanyaannya, dari yang bernada simpati, seperti " Yik, kamu baik-baik saja kan ? ", " Ono opo maneh iki ? ", " Woii, tangi...tangi...ngimpi apa kok gawe puisi...? " atau yang ini, " lagi jatuh cinta loe ? ", " kangen-kangen-kangen", atau " sok melow...". Bahkan ada yang begini bunyi smsnya, "...hoeekkksss..." dan, untuk yang ini Anda semua pasti bisa langsung menebak siapakan pengirim sms muntah itu...wkwkwk....



Begitulah, kalau boleh saya bilang seperti dulu saya pernah tulis disini . Sebenarnya bukan hal yang mudah buat saya membuat puisi...lha jangankan puisi yang musti ada pakemnya, nulis yang beginian yang boleh ngawur saja terasa susah buat saya... Pernah ada yang nanya ( serius ), puisimu itu aliran apa ta ? What ? Jadi puisi itu ada juga alirannya toh ? Holoh...malah baru ngeh saya...., ternyata aliran puisi dalam sastra itu ada beberapa ya...katanya ada balada, ada satire, ada elegi, ada roman...walaaah.....lha kok malah bingung toh saya menghadapi kenyataan bahwa ternyata aliran sastra dalam puisi ( atau aliran puisi dalam sastra ) itu kok buanyak banget....Ya Tuhan ampunilah saya yang akhirnya memilih puisi saya masuk dalem kategori aliran tak beraliran...huwahahaha....ngenesnya.
Lha wong saya ini bikin puisi ya cuma spontanitas saja kok, kalau tiba mak criiiitt...ada teman yang cerita atau curhat tentang lelakon hidupnya, maka bisa jadi mak thuing...terciptalah sebuah puisi ala saya. Puisi sederhana dan bercerita apa adanya. Tidak perlu kalimat mbulet mbulet, yang penting saya tahu apa makna dan arti, juga cerita dibalik puisi itu... It's so simple...
Tak bisa dipungkiri, pengalaman batin, pengalaman pribadi saya , kadangkala juga menjelma menjadi bait-bait kata puisi...kala hati ini sedang dilanda gundah, kuciwa, atau patah hati...paling asyik memang dituangkan dalam sebentuk puisi. Apalagi kalau bisa jatuh cinta lagi, pasti akan indah puisi-puisi yang tercipta....tapitapitapi....kapan dunk bisa jatuh cinta lagi..? Pertanyaan besarnya, apa masih boieh saya jatuh cinta lagi ? Wkwkwkwk....nggladrahnya imajinasi saya.

Puisi buat saya bisa menjadi sarana meliarkan imajinasi, mengembangkan apa yang ada diotak dan benak saya...dengan berpuisi saya merasa lepas,bebas, merdeka. Merasa dunia ini cuma saya yang merasai ini...Saya bebas untuk sakit hati, bebas untuk menyakiti hati seseorang, bebas untuk jatuh cinta lagi, bebas...sebebas-bebasnya...apapun yang saya mau lakukan dalam puisi saya akan saya lakukan...kadang saya tak mau peduli apa kata orang, suka-suka saya dong, wong ini puisi saya, dunia saya, rasa-rasa saya...hahahaha....merdekanya saya sangat saya rasakan saat saya membuat puisi...
Kalau ada orang yang kemudian merasa, dia ada dalam alur dan plot puisi saya, bisa jadi memang iya...tapi mungkin juga tidak. Maybe yes, maybe no... Sah-sah saja dia berrasa seperti itu. Mungkin saja dia adalah orang yang telah membuat saya membikin puisi itu... Jadi, secara langsung ataupun tidak langsung saya akan mengucapkan terima kasih karena dia puisi saya tercipta...Beberapa teman yang GR malah buru-buru menanyakan kalau dia merasa ada didalam plot puisi saya, misalnya " lhoh, itu yang barusan aku cerita...sudah jadi puisi saja..."...terima kasih kepada teman, sahabat, kerabat yang telah menginspirasi puisi-puisi sederhana saya...
Beberapa teman dekat mengapresisasi puisi abal-abal saya dengan sedikit lebai, memintanya untuk dicetak pada cover undangan pernikahan anaknya seperti puisi saya ' cinta kecil yang tersisa '
dan beberapa lagi...membuat hati saya membuncah bangga ( boleh dunk...sekali-sekali ) dan hidung saya kembangkempis...bukan apa-apa, saya cuma merasa karya saya dihargai saja...siapa coba yang nggak seneng...hiks...bikin semangat lagi membuat puisi wur awuran...hahaha...
So, apapun kata orang tentang puisi saya...saya sudah berjanji pada diri saya untuk tetap belajar dan mencoba membuat puisi sebisa saya...buat saya ini bisa jadi terapi jiwa...seperti yang sudah saya bilang, saya adalah tuhan untuk puisi-puisi saya, saya merdeka untuk dunia puisi saya...semerdeka puisi-puisi saya...
Jadi, mau tidak mau, bersedia tidak bersedia...terimalah puisi saya...apa adanya.


Pict by : AJP

Note:
Gambar ilustrasi diatas tidak nyambung sama sekali dengan postingan saya....ini juga termasuk kebebasan saya berekspresi..., kebetulan saja saya lagi kepengin banget upload gambar ini di postingan saya kali.ini...lha wong saya suka banget sama gambarnya...cuma itu alasan saya...hehehe....ora pareng ngeyel yaaa.....

Kamis, 11 Februari 2010

ketawa saja kok repot...

Sudah lama hati saya tidak ketawa....jangan sinis dulu... Tertawa menurut saya harus sinkron antara mulut a.k.a bibir dengan hati, karena dari sanalah terbit hasrat tertawa sebagai respon dari perintah otak untuk menggelar suatu aktivitas yang disebut tertawa...halaah...seriusnya saya ini.

Bukan apa-apa kalau saya bilang sudah lama saya tidak ketawa dari hati. Saya tidak tahu mengapa bisa ini terjadi...sejak saya menyadari bahwa ternyata tawa saya yang seringkali terbit hanya karena perintah saraf otak, bukan hati yang tertawa...

Selasa, 09 Februari 2010

teja bengkok pralambang



dudu perkarane langit tanpa lintang abyor
dudu perkarane wengi tanpa purnama
dudu perkarane wayah rina tanpa srengenge
nanging iki perkara rasa
rasa nalika sliramu adoh saka panjangka
kadya kelire kluwung wayah sore,
ora sranta kagayuh asta
pinangka pratanda kapange ati
kluwung, teja...
nalika rinasa ana tanda kang ilang,
apa iki kang aran kapang ?
apa kelir iku ngemu rasa ?
coba pirsanana,
abang, ijo, kuning, biru....
apa kuwi isining atimu ?
mung siji kang tak rasa
kapang,
kapang aku marang tejamu


gambar dening : AJP


perempuan perkasa itu, IBUKU


serupa seribu kunang
menjelang senja ketika
jemari renta itu tak lagi perkasa
aku berdiri disini
memandangmu sendiri
tubuh tua,
tulang renta.
bayang matamu kelam,
senyummu tak lekang
meski aku tahu,
hidupmu tak pernah sempurna
perempuan perkasa,
adalah buku yang terbuka
adalah suluh ketika aku hilang arah
adalah swara ketika aku tenggelam dalam bisu
adalah pelukan ketika aku menggigil dalam dinginku
adalah cinta ketika aku kehilangan milikku
adalah panggilan ketika aku hendak berlari dari hidupmu
adalah sunyi ketika aku ciptakan riuh hidup semu ini
adalah gaduh ketika aku terperingkuk dalam sudut gelap
adalah pelangi hatiku diujung senja
ketika aku hampir...habis
ketika bahkan kata maafpun tak lagi berarti
ketika aku dibutakan oleh cinta semu itu
ketika menyesal menjadi nisbi
ketika kutemui senyum pelangimu
ketika malam kau habisi dengan bermunajat
ketika malam sisakan kehangatan
seperti hati ringkihmu yang selalu terjaga
perempuan perkasa itu,
IBUKU


untuk bidadari kirimanNya,
Ibunda, Eyang Putri

Selamat Ulang Tahun ke 65

Cinta indah kami untukmu



ctt:
foto aku dan Ibu, dibuat Januari 1967


Selasa, 02 Februari 2010

rindu untukmu, sang kinasih



keluar,
lalu pandanglah bulan itu
bulan yang sama yang tengah aku pandang
agar bisa kita rasakan
rindu yang sama


kurasakan rindu itu
memantul dikemilau air danau
merambat pelan menuju satu titik hatiku
menambah rinduku seketika

keluar,
rasakan semilir angin
sentuh ujung jemarimu
dan rasakan,
indahnya rindu berhias cinta kecil kita

kendati gerimis tak henti,
dan bulan tak nampak dari sini
tapi tetap bisa kurasakan
getar rindumu malam ini

kekasih, kinasih
andaikan ini hanya cerita
biarkan hati kita menikmatinya
sebelum waktu datang menghabisi
setiap jengkal rindu yang kita miliki
bukankah,
rindu kita tak lebih hanya
kata dan cerita


Senin, 01 Februari 2010

antara maia dan nyata


meleleh hatiku ketika
mendapati senyummu dalam gurat malam
ketika separuh bumi terlelap,
kita terjaga berbagi cerita
bercumbu jemari kita dalam kata
menerbit senyum mengiringinya
hati bagai berlomba berkedut penuh pinta
bagikan aku rindumu
kubagi engkau rinduku

ketika maia dan nyata itu ada
ketika rindumu datang mengiringi pagi
ketika tak ada lagi batas
ketika kau tanyakan kembali
bila kita sua ?
aku bergeming,
bisakah kita bersama dibatas malam saja ?
tidakkah itu cukup untuk kita ?
karena maia dan nyata sejatinya ada
dan itu adalah kita...


pro: S & T, dua benua, dua batas...


pict by : AJP

ernut dan fesbuk


Alkisah, saya punya sohib yang namanya Ernut yang dulu begitu keukeuh marikeuh tidak tergiur oleh godaan dunia yang bernama fesbuk. Timbang fesbukan dia lebih asyik dengan dunia susuh dan balakurawa aka ngeblog, dunia jepret menjepret dan jalan-jalan... Saya ingat banget setiap kali saya ajak untuk aktip di fesbuk - Ernut ini sudah punya akun fesbuk sejak setahun yang lalu, Januari 2009 saat itu kami bertemu dalam kesempatan saya cuti FTM ke jakarta di rumahnya - namun karena berbagai alasan, ya sibuk pekerjaan di kantornya, ya sibuk ngeblog, ya jalan-jalan dan belanja, ya motret-motret dia selalu berkelit setiap saya ajak aktif dikit di fesbuk.