Jumat, 28 Agustus 2009

rindu mengambang



jangan salahkan angin
ketika dia membawa rindumu pergi

tak disampaikannya rindu itu kepadaku

karena angin berhembus suka-suka


salahmu, kau titipkan rindu kepada angin

mengapa tak kau bawa sendiri

tak kau hantarkan sendiri rindu itu
pada hatiku


salahmu, ketika kau percaya
bahwa
angin akan datang padaku suatu hari
membawa rindu kecilmu

salahmu, karena kau tahu

rindu yang kau titipkan untukku
adalah rindu yang mengambang...

sekarang, katakan padaku jujur,
masihkah kau rindu padaku ?

kendati aku masih menunggu

tapi aku tak mau menunggu
untuk bilang
bahwa
jujur,
aku rindu padamu...


Selasa, 25 Agustus 2009

Taman Sri Wedari...

Gerbang Taman Sri Wedari, kini...


Suatu sore sembari menunggu jam tayang lesnya anak-anak saya jalan-jalan ke Taman sri Wedari, sebuah space hiburan ditengah kota Solo. Taman Sri Wedari ini sewaktu saya masih kecil dulu rasanya adalah taman yang paling indah yang pernah saya lihat. Ada bonbin nya ada gedung pertunjukan wayang orangnya, ada sebuah danau buatan yang ada pulau ditengah-tengahnya...Seingat saya hampir setiap hari minggu, Bapak,Ibu dan saya berboncengan vespa menyambangi Taman Sri Wedari ini.

Waktu duduk dibangku SD, Bapak selalu mengajak saya nonton pertunjukan Wayang Orang di gedung WO Sri Wedari. Sebagai visualisasi cerita wayang yang setia Bapak dongengkan sebagai pengantar tidur saya... Pemandangan yang sangaat jauh berbeda yang saya temui sore ini. Penampakan taman Sri Wedari yang saya lihat sungguh sangat memprihatinkan. Taman Segaran yang dimata kecil saya dulu begitu eloknya sekarang berubah kumuh dan kotor. Fungsinya juga berubah, sekarang menjadi kolam pemancingan umum. Kebun binatang sudah dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug yang letaknya bjauh dipinggir kota.

Sebagai salah satu aset kebanggaan warga Solo, Jawa Tengah, Taman Sriwedari perlu dipertahankan sesuai konsep aslinya. Karena itu, pengembangan Taman Sriwedari semestinya dipikirkan untuk jangka panjang. Apalagi arsitektur bangunan di sekitar Sriwedari yang didirikan belakangan ini tidak lagi selaras dengan arsitektur taman tersebut.
Dengan berjalannya waktu, kini yang tersisa dari Taman Sriwedari hanyalah Segaran dan Museum Radyapustaka. Kedua tempat itu pun,menurut saya, agak berubah dengan tidak ada lagi taman dan kebun binatang. Apalagi dengan banyaknya bangunan baru yang dibangun tanpa memperhatikan konsep taman. Solo sudah kehilangan paru-paru kota...


bekas gedung bioskop Solo Theater, sekarang menjadi penampungan darurat bagi pedagang Pasar Windujenar (d/h Triwindu)


Segaran, danau buatan yang dulu sangat indah...
kini menjadi tempat pemancingan umum...


Taman Kapujangan dulu, sekarang menjelma menjadi Restoran Boga


Masterpiece, patung Gatotkaca Pergiwa...


Gedung Wayang Orang Sri Wedari mempunyai nilai historis buat saya. Selain setiap malam minggu dan malam senin saya sambangi bersama kedua ortu, saya juga beberapa kali pentas nari di gedung ini. Sungguh kenangan indah masa kecil yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. sayangnya, saya tak punya satupun dokumentasi saat menari di gedung ini...Sayang sekaliii... Namun, semoga ini bukan obsesi yang gak kesampaian sehingga butuh pelampiasan...qiqiqi...secara saya sempat mendokumentasikan ketika Aizs kecil sempat pentas nari di gedung wayang orang Sri Wedari itu....





Penampakan wajah gedung W O Sriwedari...

Aizs kecil menari Yapong di gedung WO Sri Wedari

Aizs, putri kecilku dalam kostum Yapong

Pertunjukan wayang orang di gedung Wayang Orang Sri Wedari


Kamis, 13 Agustus 2009

menjadi angin



kubayangkan ketika
menjadi angin
agar kusentuh jemari kokohmu
kutiup lembut rambut dua warnamu
merasai saling rindu

yang kurasa,
tak mungkin lagi
menyentuh jemarimu,
meniup lembut rambutmu
bahkan
sekedar mengingat senyummu

hanya sapamu
didunia tak bertepi
menemani hari-hari

jika aku angin,
aku hanya ingin
bersamamu,
menggali kenangan
didunia tanpa tepi
ini



ilustrasi: Picasa Web Album

Selasa, 11 Agustus 2009

Bunda Dyah Suminar



Bunda Dyah bersama lakoneee..... Lho, lakone sapa ?
Bukannya kebalik Yik ? qiqiqi



Senin, 10 Agustus 2009 kemaren saya mendapatkan kesempatan berharga berjumpa dengan seseorang yang istimewa, menurut istilah blogger moment ini disebutnya kopdar alias kopi darat alias bertemunya blogger di dunia nyata...biasanya kan cuma ketemuan di dunia maya sajah...
Mengapa istimewa ? karena saya bertemu dengan Bunda Dyah Suminar, sosok perempuan yang saya kagumi sejak lama...sejak mengenal beliau melalui blognya Bunda Dyah Suminar...

Beberapa hari sebelumnya Bunda Dyah sudah menghubungi saya melalui pesan singkat, mengajak kopdar sekalian lunch..., namun karena beliau ada acara yang mendadak harus dihadiri maka akhirnya acara itupun gagal. Lalu Bunda berjanji akan bertemu lagi dalam kesempatan pembukaan gerai baru Al Fath, salah satu unit bisnis beliau yang dibuka di Solo., menyusul 7 gerai Al Fath yang sudah eksis di berbagai kota di Indonesia.
Dua hari sebelum tanggalnya, staf beliau langsung menghubungi saya menanyakan kemana alamat undangan akan dikirimkan. Lalu hari berikutnya, undangan sudah sampai ditangan saya. Sejurus kemudian, Bunda Dyah mengkonfirm apakah undangan sudah saya terima dan memastikan untuk saya bisa menghadiri acar Soft opening Al Fath sekalian berjumpa dengan beliau. Sejujurnya saya merasa tersanjung mendapat kesempatan berharga untuk bisa bertemu dengan beliau yang super sibuk ini...

Pagi itu, saya bersama beberapa teman sudah siap di TKP...halaah... Menunggu seseorang yang sudah lama saya kepengin bertemu ini..., tak lama kemudian Bunda datang, berhubung saya merasa harus menata hati yang kebat-kebit ini. ( dag dig dug pyurrrr...)..maka Bunda lah yang lebih dulu menyapa saya, katanya " mana Mbak Ayik nya ...? ", lalu saya jawab " Bunda, saya Ayik ...", Lhoh, Bunda kayak agak bingung gimana gituuu... " Lha kok kalem...? "... Walaah... Bunda ini belum tahu saja...., tak lama kemudian kami sudah terlibat dalam perbincangan yang asyik, cekikikan ( saya sih yang cekikikan, Bunda nya mah tetap kalem dan elegant...)...seperti teman lama saja... Kemudian saya aturi Bunda Dyah untuk beredar menyapa para tetamunya, saya perhatikan dari jauh, betapa energiknya Bunda yang satu ini, senyumnya tak pernah lepas menghiasi bibirnya. Perawakannya ternyata lebih mungil dari yang saya bayangkan,.haaalaaahh..saya serasa raksasa berada disampingnya...qiqiqi...
Saya kagum akan energinya yang seakan tak pernah habis, begitu banyak kesibukannya dari mengurus warga masyarakat Yogya mendampingi Pak Walikota Herry Zudianto, momong begitu banyak warganya..., juga mengurus bisnisnya yang makin sukses... Sebagai Ibunda dari ketiga putra-putri, dan nenek dari cucunya Zee...
Saya juga merasakan betapa Bunda ini menempatkan para stafnya sebagai anak-anaknya...semua begitu takzim dan nyaman bersama Bunda Dyah ,seperti kepada ibunya sendiri... Sayang Nut, kamu nggak ada disini bersama kami, kalau saja ada Ernut, walaah...pasti makin nggladrah gojegan kita, Bunda pasti bingung, kok ada dua ibu manis tapi cengingisan kayak begini...qiqiqi... Yang diingat Bunda Dyah dari saya yaa...qiqiqiqiqiqi...nya saya ini... Benar kan, Bunda ?

Begitulah, dua jam saya bersama Bunda... menikmati ramahnya pelayanan para staf Al Fath, menikmati di makeover wajah dan jilbab saya di salon Jilbab yang tersedia... Berasa menjadi ratu sehari dah.... Hihihi...

Bunda Dyah Suminar, terima kasih untuk kehormatan kali ini...untuk kesempatan merasakan hangatnya bersahabat bersama Bunda dan para staf Al Fath... Saya tunggu kesempatan lain untuk bisa kopdar lagi, bercanda lagi, bersama Bunda...

Terima kasih, Bunda Dyah...




Weekend bersama duo gemblunK


Weekend kemaren, sohib gemblungku Ernut bertandang kekota kelahirannya alias mudik ke Solo, karena ada beberapa keperluan keluarga, nengok Ibunda, ngurus ini-itu dan tentu saja agenda pentingnya adalah bertemu denganku...kembarannya...kembar gemblungnya...qiqiqi....

Jadilah saya datang ke Chendrawasih, kediaman YangTi tempat Ernut menginap, sayasudah sepakat untuk menghabiskan malam minggu berdua Ernut...
Malam itu kami niati dengan mengawalinya bersama di hik wedangan....berhubung sudah lama tak beredar wedangan di kota solo, maka saya dan Ernut memilih njujug saja di wedangan Pak Kumis di Manahan... Yah seperti biasanya bila dua mahkluk manis berjumpa, tak ada kata selain bercanda bertukar cerita bersama disambi...nuthul...dunk... Teuteup...

Setelah puas mengisi perut dengan aneka thuthulan khas wedangan ( akan di posting khusus di DuoEmak), maka kamipun meluncurlah ke arena SIPA ( Solo International Performing Arts) 2009, di Pamedan Mangkunegaran... Kebetulan tepat didepan Istana Mangkunegaran juga digelar night market Ngarsopura tempat dimana kita dapat berbelanja aneka souvenir khas kota Solo... Namanya juga dua ibu manis, paniklah kita melihat aneka dagangan yang lumayan terjangkau harganya ini... Ernut sebagai juragan tentu tak melewatkan kesempatan baik untuk belanja ini itu...qiqiqi...akhirnya dua baju batik kembar (modelnya) pun dibelinya buat kami berdua... Tradisi Ernut bila bertemu dengan ku, entah saking cintanya atau bagaimana...pasti dia membeli baju kembaran untuk kita berdua. Saya hitung, ini sudah kembaran yang ketiga yang kita punya...qiqiqi...sering2 ketemuan aja yah Nut...


Salah satu performnya peserta SIPA 2009 di Pamedan Mangkunegaran


Suasana Night Market Ngarsopura

Holoooh...beginilah cara Ernut menyindir size kakiku yang ruarrr biasa...

Berhubung sohib gemblung yang satu ini punya hobi memotret yang sudah akut, maka kesempatan di arena SIPA tak dilewatkannya untuk berburu gambar-gambar bagus sebagai bukti kepada Mas Oen bahwa dia sudah benar-benar berkunjung ke kota Solo, sekaligus diniatkan sebagai ilustrasi posting di blognya... Dan saya yang manis ini, mau nggak mau, terpaksa nggak terpaksa, tanpa harus dipaksa dengan sukarela dan pasrah menjadi model bidikan kamera Ernut... Berasa kayak fotomodel saja saya ini, segala bentuk gerakan saya dijepretnya...walaah...Nuuut...tahu begini aku kan ya dandan dulu pakai baju yang seksih..gimana giiituuu....


ditengah keramaian SIPA 2009


Penginnya sih bergaya seksih kayak Reza...


Begitulah, malam mainggu yang indah itu akhirnya kami habiskan dengan ngobrol berdua sambil menggelar tikar di teras rumah Chendrawasih... Berbagi ceritah bak dua orang insan yang sudah lama nggak ketemuan dan lagi asyik kangen2an...walaah...lebaii banget dah... Cekikikan sepanjang sisa malam, sampai akhirnya kamipun tepar kehabisan bahan dan akibat kekenyangan.

Paginya, agenda kami adalah menikmati suasana minggu pagi di kawasan stadion manahan. Apalgi yang kami jujug pertama kali kalau bukan wisata kuliner...ya iyalahhh...mencoba aneka thotholan kan sudah menjadi hobi utama kami...qiqiqi...jangan heran ya, dalam satu kesempatan kami menikmai empat menu sekaligus : pecel ndesa, cabuk rambak, nasi liwet dan wedang asle...mantabbbs...!


di Manahan, minggu pagi menikmati aneka kuliner khas Solo...pecel ndeso, cabuk rambak, sega liwet

Dari Manahan, Ernut dan saya menuju ke taman Balekambang yang letaknya tak sampai sepelemparan batu dari sudut Manahan. Taman ini sekarang sudah ditata dengan cukup apik dan menawan, menjadi sebuah space terbuka hijau indah di tengah kota... Asri dan sejuk hawanya.... Dan Ernut pun 'ngedan' dengan aksi jepretan kameranya ditaman ini...dan lagi-lagi saya dipaksanya menjadi modelnya...yah, saya cuma bisa pasrah (setengah ngareeep...) . Silahkan menikmati hasil jepretan Ernut dengan fotomodelnya yang manis ini...

Manis ya saya...... ?(kedhip 4 x )


Holoooh....gaya bak tekooo....


Sumpriiit...gaya meloow ini Ernut yang mauuu...



Badhalah...bagus ya ? (background nya)


Sesudah puas jalan di taman Balekambang, maka tujuan berikutnya adalah Kampung Batik Laweyan. Ernut itu, biarpun asli Solo tapi kan merantau ke ibukota sudah lama, sehingga ketika pulang maka dia bak wisatawan yang tak lupa belanja-belanja. Hobi belanja tersalurkan di kampung batik Laweyan inih... Qiqiqi...ayo Nut, shop till U drop daah...



Lhah , kok aku lagi ? Maap, berhubung Luna Maya lagi banyak job, maka saya yang menggantikan...


Di kampung batik laweyan..., lihat dunk baju kembaran kita..menegaskan identitas bahwa kita memang kembar gemblungnya...waaakhs!

Begitulah, weekend indah bersama kami berdua... Senang bisa berbagi cerita bahagia ini dengan teman-teman blogger...

Jadi, kapan teman-teman berkunjung ke kota Solo seperti Ernut ? Asyik lhoo...




Kamis, 06 Agustus 2009

Tatuuut......

Rasa takut akan sesuatu adalah wajar dialami setiap manusia, konon rasa takut itu adalah reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi bahaya. Rasa takut yang berlebihan akan sesuatu lazim disebut sebagai phobia..
Obyek phobia bisa apa saja, berbeda antara satu orang dan yang lainnya. Phobia terhadap sesuatu yang dirasakan seseorang tak selalu sama dengan phobia yang dirasakan orang lainnya...halaah...malah bingung aku kalau ngomong yang ilmiah-ilmiah.

Intinya saya cuma mau cerita tentang uniknya phobia yang dialami bebrapa teman saya. Alkisah, ada teman saya, sebut saja namanya Atik, dia ini takuut sekali sama yang namanya eh...kalau mendengarkan anjing mengonggong. Kalau cuma sama anjingnya sih dia nggak takut, asal anjing itu kalem dan cool dan, kalau perlu bisu a.k.a tuna wicara a.k.a tuna menggonggong.. Anehnya lagi, si Anik ini cinta banget sama yang namanya anjing, dimanapun ketemu anjing pasti nalurinya untuk menguleng2 binatang itu akan segera dilampiaskan... Terkadang si anjing diam mendengkur keenakan dielus-elus, nah kalau anjingnya kagak bersahabat dan dia menggonggong, maka si Anik akan terbengong-bengong, dagdigdug,pucat dan berkeringat dingin... Aneh ta ? Begitulah si Anik, sipencinta hewan anjing tapi tak suka gonggongannya.

Ada lagi, anak teman saya, masih ABg ketika pertama kali saya bertamu kerumahnya. Hari itu saya pakai baju yang ada ndhol-ndhol ( corak polkadot ), saya tidak ngeh waktu melihat anak ini membukakan pintu dan saya angsurkan tangan untuk salim kok tiba-tiba mak klepat anak ini lari kedalam... Usut punya usut, ibunya bercerita kalau anaknya takut setiap kali melihat baju atau kain, atau apapun itu yang bercorak polkadot.... Dan itu sudah dialami sianak sejak masih balita, konon awalnya dari sebuah mimpi, dalam mimpi itu si anak seperti melihat ribuan motif polkadot yang tiba2 membesar menjadi sebuah lingkaran besar dan berat dan menindih badannya sampai gepeng... Wah, ini kasus serius, kata saya... Anak ini harus dibawa konsultasi ke ahlinya (psikolog), usul saya. Si ibu mengiyakan...tapi saya malah lupa tak memantau perkembangan psikologis si anak sejak peritiwa itu...

Nah kalau saya sendiri seperti yang teman-teman tahu, paling takut setengah mati sama yang namanya ular... Ngak yang kecil sepanjang jari, apalagi yang gedhe macam phyton atau anaconda... . Takut, jijik, benci....sudah tumplek bleg saya rasakan terhadap hewan melata yang satu ini. Saya nggak ingat lagi sejak kapan saya benci mati pada ular ini... Tapi saya masih ingat, suatu peristiwa di tahun 1986, di ruang kuliah, saya yang ketika itu sedang mengikuti ujian semsteran mau pinjam tipex kepada seorang kawan ( cowok), kata teman saya itu, " ambil saja di tasku, Yik". Saya rogoh dong tasnya, dan saya temukan tip ex yang saya maksud. Sesaat setelah itu saya kembalikan tip ex nya sambil basa-basi saya nanya " di tasmu kok ada anyep-enyep empuk, apa an sih itu ? ", kata teman saya dengan tenangnya , " oh. itu, ular peliharaanku...tak bawa...karena...", tak sempat saya dengarkan lanjutan kalimatnya, saya langsung lemas tak berdaya... Jadi yang saya pegang2 tadi didalam tasnya itu adalah seekor ular.... HUaaaa....... Makin benci saya kepada binatang itu...
Sampai detik saya menulis ini, saya masih tetap tidak bisa menerima kehadiran ular dalam bayangan hidup saya (membayangkan pun tak sanggup), bahkan rasanya waktu mau nikah dulu saya juga gak sempat mimpi digigit ular...wakakak.... Saya bisa parno kalau menonton tivi dan ada tayangan tentang ular atau gambar ular yang numpang lewat. Kalau terpaksa nonton, karena beritanya agak penting, maka secara otomatis saya akan menaikkan kaki saya ke sofa seakan dibawah sofa itu ada ular kayak yang di tivi.... Saya juga pernah parno gara-gara tiba-tiba membayangkan ada seekor ular diatas ranjang tempat saya tidur. Langsung saja saya bongkar sperai, dan saya intip barangkali dibawah kasurnya ada seekor ular....nggilanik ya kalau itu benar-benar terjadi... Begitulah, sampai saat ini saya belum bisa mengatasi rasa takut berlebihan kepada ular...

Ada lagi, anak sepupu saya, takut sekali sama yang namanya wujud perempuan jepang berkimono tradisi jepang dengan pupur - bedak- diwajah yang tebal dan medhok merok, dan bentuk bibir yang nyumlik karena dibentuk oleh lipstik yang kesannya agak aneh... Kalau ini memang latar belakangya ada, keponakan saya ini dulu waktu masih kecil suka ditaku2i oleh baik ibu maupun pengasuhnya dengan gambar perempuan jepang itu...walhasil, sampai sekarang dia phobia dengan penampakan wanita jepang dengan dandanan yang menurut dia aneh ini...

Satu lagi yang aneh, ada kenalan saya yang takut sama payung hanya gara-gara waktu masih di Tk pernah kejepret payung yang dibuka ibunya. Jadi sepanjang hidupnya kalau terpaksa kehujanan dia nggak mau pakai payung, maunya pakai jas hujan saja... Pernah dia harus kondangan dengan mengenakan kain dan kebaya, karena hujan dan dia ngak mau pakai payung, dari mobil sampai ketempat hajatan dia maksa untuk memakai jas hujan bentuk ponco...ribet amat hidupnya ya...qiqiqi

Haduuuh...hidup jadi rumit dan tak sederhana lagi ya kalau kita mengalami perasaan takut berlebihan dan aneh begini...

Punya pengalaman takut kepada sesuatu (yang berlebihan) nggak ?








Senin, 03 Agustus 2009

aku rindu kepada kerinduan itu


aku rindu,
pada siang hari terik
ketika bayangmu melekat
pada badan bumi

aku rindu,
pada senja ketika
pelahan mentari tenggelam
dan bayangmu menghilang
ditelan gelap

aku rindu,
saat selimut malam
menghangati batin dan jiwa
mendekapku hangat,
mendengar tawamu,
meraba tahi lalat
dicuping kiri hidungmu

aku rindu,
kepada
kerinduan
itu sendiri

hah,
bahkan akupun
sudah kehilangan
kerinduan itu

tapi sungguh,
aku sangat rindu
bisa merindumu kembali...