Kamis, 31 Juli 2008

AbG goes to school




Setiap pagi mengantar kepergian dua putri tercinta kesekolahnya, membuat aku tak pernah lupa memanjatkan puji syukurku pada Sang Pencipta. Yang telah mengkaruniakan kepadaku dua putri yang Insya Allah sholehah, manis budi dan akhlaknya. Tak henti-hentinya kupanjatkan doa, semoga keduanya bisa menjadi kebanggaan keluarga, jauh dari halangan, dan selalu bernasib baik. Amin

Gulali Sutra lah.....







(ayik's post)
Lha ini dia yang sudah lama aku cari-cari, sudah jadi jajanan langka di kota solo, jajanan khas yang dulu selelu kita temui waktu masih di bangku SD. Nemunya juga kebetulan, instinkku yang tajam membaui ( wuikkk...) ada embok2 menggendong tenggok lengkap dengan kaleng krupuk opak dan menenteng anglo. Aku sudah yakin bahwa inilah bakul glali sutra yang sudah aku buru sekian lama.Thanks God !
Si mbok tua ini segera menggelar dagangannya di emperan toko, dan aku order dibuatkan gulali sutra. Begini cara bikinnya : dicukillah sejumput adonan gulali (dibuatnya dari gula pasir yang dicairkan dengan air ynag dijerang dibumbui perasan air jeruk nipis) lalu diulet2 dengan jemari tuanya kedalam semangkuk tepung terigu sangrai. Dan...tara....! jadilah sejumput gulali sutra yang kini penampakannya bak benang sutra yang alus tanpa mbundhet dengan rasanya yang manis abiis nyummm...nyummm...nyummm. Diemut di mulut mak klunyuummmmm...langsung lumer. Nambah lagi doong...!
Pelengkap bakulan gulali ini adalah sebentuk kerupuk opak angin yang diproses dengan dibakar diatas arang. Rasanya krupuknya standar saja, agak bangka dan tidak renyah. Tapi masih ada lagi benda yang dijual si mbok ini, yaitu anerka aksesoris cincin-gelang dan mainan model lama yang harganya pasti murce, tapi aku gak yakin apa masih ada anak jaman sekarang yang masih meminatinya ?
Sempat terlintas dalam pikiranku, berapa ya omzet dari penjualan sebakul dagangan simbok tua ini ? cukupkah buat menghidupi keluarganya ? kasihan ya, kawan ?
Ada cerita unik dari sekedar mencicipi kembali gulai sutra ini, yaitu sebuah kenangan tentang kisah ngidam ku waktu hamil si pembarep, Karin. Waktu itu ditahun 1993, aku setengah mati ngidam pengiiin banget gulali sutera ini. Sumprit ! sudah hampir tiap hari aku ngider mencarinya tapi tak juga kunjung ketemu, sampai akhirnya suatu hari nemu juga di sebuah SD dipinggiran kota solo sana. Duh, senengnya....baby ku gak jadi ngiler.

( sambil makan ini gulali aku gak berani liat tangan si mbok yang kujamin tidak hyginis ketika memulai aktivitasnya mengulet2 gulali sutra ku..., biar gak hilang selera..wakakak)

'Ga liwet






(ayik's post)
Sesungguhnya sudah lama ber cita2 posting sega liwet ini buat kawan Ernut, tapi baru sekarang keampaian. Bukan karena lama nggak ketemu ragam kuliner khas solo satu ini, tapi gara2nya adalah begitu sudah ketemu, sudah menyantap dan merasakan nikmatnya maka yang terjadi adalah...lupa memotretnya. Masak cuma narasi doang tanpa gambar sega liwet nan nyamm nyamm ini, kan jadi nggak afdol..
Jadilah pagi itu aku bela-belain cari bakul sega liwet di warung tenda yang kebetulan banyak bertebaran di seputar klewer market, sambil menikmati sarapan pagiku maka inilah posting sega liwet untukmu, Nut
Yang ngangeni dari sega liwet solo ini adalah rasa gurih favoritku yang ditimbulkan oleh nasi liwet plus sambel goreng jepan (labu siem) dengan guyuran areh dan kumut serta sejumput ayam suwir. Jangan lupa mintalah lombok (cabe rawit) utuhan yang bertebaran di sambel gorengt jepannya, makin mak cepluus....makin nyusss........

Senin, 28 Juli 2008

Tamu jauH

Om Zaenal dan tante Ning akhirnya berkenan juga mampir ke dalemBadran. Wah, kami sekeluarga seneng sekali. Secara sudah lama juga nggak ketemu dengan keluarga om ku yang satu ini. Om Z masih saja seperti dulu, tidak banyak ngomong, ngomongnya minimalis banget, aku yang ceriwis ini suka mati kata kalau berhadapan dengan beliau. Habis suka bingung menebak-nebak kira-kira topik apa yang beliau minati untuk dibahas. Akhirnya dapet juga passwordnya, beliau antusias banget kalau sudah ceritya tentang para cucu nya.
He..he..., namanya juga kakek dari para cucu. Tingkah polah cucu selalu jadi favourite things buatnya.

tergerus JamaN


Modernisasi tak hanya menggerus eksistensi sebuah budaya, tapi juga menghadirkan pemandangan-pemandangan baru dan terkini. Dulu, dimasa kecilku rasanya tak ada bangunan di kota Solo ini yang ketinggiannya boleh mengalahkan Panggung Songgobuwono, katanya itu diharamkan oleh penguasa keraton. Namun kini, disaat arus modernisasi sudah menjadi tuntutan jaman, maka peraturan itu cuma tinggal peraturan. Sudah banyak bangunan di kota Solo yang menjulang tingginya. Agaknya, peraturan budaya pun telah tergerus tuntutan jaman.
Gambar diatas adalah tampak alun-alun utara dengan latar belakang Panggung Songgobuwono dikejauhan, dijepret dari pelataran parkir di roof top nya Pusat Grosir Solo.

Ajar mBatik





Terbayar sudah niat lama yang sudah kapan tahu aku canangkan. Yaitu mengenalkan bagaimana cara dan proses membatik kepada dua putriku. Di event bazaar Apeksi kemaren, tak sengaja mata tertumbuk pada tulisan di sebuah gerai yang bunyinya : "Badhe nyobi nyanthing ? mangga..." yang arti harfiahnya adalah ajakan untuk mencoba belajar membatik dengan menggunakan canthing. Maka tanpa ditanya lagi, aku segera mengajak anak-anak untuk duduk didingklik kecil yang telah disediakan dihadapan sebuah selembar kain mori yang sudah digambar motif batik. Disamping kami ada sebuah kompor kecil yang menjerang malam (bahan batik) diatas sebuah wajan kecil. Maka asyiklah kita belajar membatik....
Anak-anak terlihat asyik sekali dengan aktivitas ini, apalagi ketika melihat hasil canthingannya yang lumayan tak begitu banyak belepetan. Kata Pak tino Sidin..." Bagussss!"
Ini mengingatkan ku pada almarhunah Budhe Kayati yang juga menekuni keahlian membatik kain jarik. Aku masih ingat, aku suka menunggui Budhe Kayati yang asyik mencanthing diselembar mori sambil mendongeng apa saja buat aku. Ahh, tiba-tiba aku kangen padamu,Budhe....

Jejaring budayA






Berkaitan dengan penyelenggaraan konggres Apeksi di Solo, maka special event nya adalah bazaar produk2 budaya lokal yang lokasinya adalah sepanjang jalur lambat didepan rumah dinas Walikota Solo (Loji Gandrung). Sudah bisa ditebak, dominasi produk batik merajai gerai-gerai yang tergelar disepanjang jalur lambat yang sudah dipercantik dengan penataan landscape yang sungguh indah dan nyaman ditapaki pejalan kaki.Kapan lagi ya ada event bagus kayak begini ?

Serupa tapi tak miriP




Bapak Kar dan Abang kandungnya, Mas Kopong, memang bisa dikatakan mempunyai kedekatan special. Secara umur bedanya tak terlalu jauh, juga karena sedulur urut temuli, atau urutannya tepat, Mas Kop nomer 6 dan Bapak bernomer urut 7 dari 8 bersaudara.Secara kebetulan wajah mereka pun mempunyai kadar kemiripan yang lebih besar bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.
Beberapa peristiwa lucu sering terjadi berkaitan dengan kemiripian fisik keduanya, misalnya: seringkali terjadi kekeliruan deteksi profil diantara kolega keduanya. Teman-teman Pakdhe Kop seringkali menyangka Mas Kar adalah Pak Guru Hari (nama asli Pakdhe Kopong), sehingga sering Mas Kar disapa sebagai Pak Hari. Bahkan beberapa mantan murid Pakdhe Kop pun salah menyapa, ketika ketemu Mas Kar dijalan tiba-tiba berteriak : " Sugeng enjang Pak Hari...".
Begitupun kolega Mas Kar, pernah mengagetkan Pakdhe Kop dengan tiba-tiba nyerocos ngobrolin masalah kredit di kantor Mas Kar. Sangking semangatnya, Mas Kopong sampai tak sempat menjelaskan tentang jati dirinya pada sang kolega adiknya, sampai saatnya mereka harus berpisah. Mas Kop cuma bisa senyum dikulum,he...he..salah alamat.....
BTW, perasaan gak mirip-mirip amat ya ?

Indahnya Persaudaraan...

Range usia cucu-cucu Mbah Kung memang tak terlalu jauh, sehingga mereka tumbuh bersama dalam satu dekade waktu. Kesamaan selera dan minat menjadikan mereka dekat satu sama lain. Seperti misalnya ketiga perjaka keponakan ku tercinta ini, nampak pada gambar diatas : Mas Dhesta, Mas Dobi dan Mas Haris. Dilihat garis wajahnya, meskipun bukan sekandung, tapi berhubung biangnya ( Simbah nya) adalah sama maka terlihatkan kemiripan fisik antara sepupu ini.Begitupun cewek-ceweknya, seprepet-prepet tetap aja nyrempet wajah-wajahnya.
Kalau mereka sudah ngumpul, jangan ditanya riuhnya suasana yang ditimbulkan. Gayeng sekali. Kita yang tua-tua ngariung sendiri, para ABg pun pasti punya acara sendiri. Indahnya persaudaraan ini......

Kumpul Keluarga






Malam minggu kemaren keluarga besar Slamet HatmoPrawiro kembali menggelar arisan keluarga besar, yang terdiri dari bibit Mbah Kung Mbah Uti bersama 8 putra putri dan 8 orang menantunya, serta 19 orang cucu-cucu. Semua komplit-plit berkumpul dirumah Pakdhe/Budhe Wid.Kami memang sudah menjadi keluarga besar yang sebenarnya, karena bukan saja jumlah kami yang makin membesar tapi juga secara ukuran bodi, rata-rata berbadan besar. Maka jangan heran jika tetangga kiri kanan rumah Mbah Kung selalu menjuluki keluarga kami KGB alias Keluarga Gendut Bahagia.
Supaya nampak rancak dan kompak, maka kami berdelapan pasangan suami istripun kompak mengenakan seragam keluarga untuk dipakai pada saat acara-acara tertentu. Rencana berikutnya yang belum terealisir adalah menyeragamkan para cucu-cucu. Untuk ini, aku selalu menjadi sasaran protes para keponakan yang complain karena tidak segera di seragam kan. Masalahnya, kita masih bingung mengenai model seragamnya, begitu banyak aspirasinya jadi malah bingung mutusinnya, maafkan bulik ya, para keponakan.....

Jumat, 25 Juli 2008

Karin in therapy



Memang kesehatan adalah hal terpenting dan tak terhitung harganya buat semua orang. Seperti halnya yang terjadi dengan Karina, saat ini dia harus mengikuti satu fase therapi untuk membuat hormonalnya menjadi lebih baik dan normal. Bukan hal yang mudah dan tak bisa dikata murah, karena ini harus ditelateni dalam suatu tempo tertentu, sampai segala keluhan yang menjadi sebab akibat kelainan ini tuntas.Memang benar kalau ada yang bilang, lebih baik mencegah daripada harus mengobati.
Tapi karena kasus Karin ini adalah kasus unik, maka kita akan selalu mencoba segala upaya supaya semua berjalan baik seperti yang telah diprogramkan oleh dokter yang menanganinya. Jangan bosen ya, Karin. Seperti halnya Ibu yang tak pernah bosan dan patah semangat untuk hasil yang terbaik buat kamu, Nak.
Yang penting Mbak Karin harus nurut apa kata dokter Erry, kurangi bobot tubuh hingga menjadi proporsional. Bukankah karena usahamu kamu sudah bisa turunkan BB dari 61 menjadi 58 dalam 6 minggu. Selamat ya, Nak. Dan teruskan ! Ibu mendampingimu, selalu. Ibu sayang padamu.

Ekspresi Menunggu



Aneka cara orang membunuh waktu buat menunggu sesuatu. Karena menunggu bisa jadi pekerjaan yang membosankan buat sementara orang, apalagi buat orang yang sibuk dan dikejar-kejar waktu. Seperti kali ini, disaat menunggu Karin keluar dari area sekolahnya, aku lihat beberapa polah orang membunuh waktu karena jenuh menunggu. Ada yang baring2 dipinggiran jalan, ada yang asyik dengan gadgetnya, ada yang ngrumpi dengan sesama penjemput, ada yang asyik membaca (Aku!, siapa lagi ?), tapi ada juga lho yang asyik (dan sempat2nya ) tidurangler dalam mobilnya.

Mengantar Karanganyar bermartabaT




Seorang teman, boleh juga dikata sahabat, berniat meramaikan bursa calon bupati di Karanganyar. Visi dan misi yang diembannya adalah " Menuju Karanganyar bermartabat". Dengan niat baik saja memang tak cukup, paling tidak harus ada banyak komponen kekuatan yang harus dikantongi untuk memenangi PILKADA kali ini. Akan berhasilkah ? kita lihat saja nanti. Secara sebenarnya aku tak begitu tertarik dengan pernak-pernik politik praktis ini, maka aku jadi pengamat yang baik sajalah..., tapi sebagai seorang sahabat yang kenal baik dengan Mas Yuli dan Mbak Titik, Insya Allah, doaku menyertai niat baik ini. Dengan catatan, siapkan mental untuk menang ataupun kalah. Yaiyalaah...masa' ya iya dong !Namanya juga politik, Bu'
So, maju terus Bung !

Dia bukan anak-anak lagI




Ketika anak kita menapaki usia remaja atawa ABG ada satu rasa kehilangan dimana kita tak lagi bisa mengekspresikan rasa sayang kita seperti ketika mereka masih balita. Digendong-gengdong atau di uleng-uleng. Ekspresi sayang dari kita orang tua memang beragam, khususya buat keluarga kecil kami, secara fisik kami biasakan untuk mengekspresikan rasa cinta kami dengan memeluk, mencium, mengacak2 rambut, membelai kepala....
Tapi sejalan dengan fase pertumbuhan anak-anak yang tak bisa dibilang anak-anak kecil lagi, maka yang ada adalah anak2 mulai risih kalau dipeluk-peluk. Hkkkk...hkkk sedihnya. Apalagi si kecil Aizs yang biar notabene di kondisikan sebagai si kecil tapi ya teuteup saja karena sudah aqil baliq maka Aizs yang seringkali jadi sasaran peluk-cium kita setiap saat pun mulai jengah bila di uleng-uleng, apalagi oleh Bapaknya tercinta. Katanya, aku udah gedhe...Pak.
Maka moment ini adalah moment yang akan makin jarang ditemui dirumah kami, ketika itu di pagi dini hari kami membuat surprise buat Bapak yang lagi ultah dengan memeluk Bapak, maka tak disia2kan oleh Bapak untuk memeluk erat Karizsa sampai dia kemudian tertidur kembali dipangkuan sang Bapak (sangking ngantuknya), lalu digendonglah oleh Bapak sigadis kecilnya, dibaringkan ditempat tidurnya, diciumnya...penuh sayang.So sweet...
Ku lihat, Bapak begitu menghayati moment kali ini...

Bapak, anak-anak kita sudah beranjak besar..............
Mereka memang bukan anak-anak lagi,
Tapi mereka adalah anak-anak kita
Curahan kasih dan cinta kedua orang tua
Maka, jangan kecewakan mereka,
Karena mereka adalah,
anak-anak kita
buah hati dan cinta

GO Kucing !



(ayik's post)
Judul diatas jangan dibaca sebagai kalimat seru seakan2 kita mengusir kucing garong yang nggondhol bawal goreng kemaren. Karena go kucing adalah sebuah kata simpel buat menyebut ragam kuliner ndesa yang dirindukan oleh komunitas urban yang tak lagi tinggal di sekitaran solo-yogya. Kenapa ? go kucing alias sega kucing sudah dimaklumi sebagai kuliner kelas akarrumput khas kota solo dan yogya. Kalau kota2 lain mengklaim diri bahwa go kucing ini merupakan makanan khas daerahnya ya wiss...ndhak apa-apa....konco dhewe...wekekek.
Mengamini special request kawan Ernut yang kini menjadi orang kota yang katanya rindu sego kucing, maka inilah postingku khusus sego kucing. Kenapa disebutnya sego kucing, secara komposisinya adalah seporsi nasi dengan lauk secuil ( baca secuwil) bandeng goreng dan sesendok kecil sambal lombok goreng. Sudah !Kan mengingatkan kita kalau harus makani kucing piaraan kita dengan menu nasi diremeti gereh.....
Cuma itu ? kuliner ini bersahaja sekali kan secara tampilan dan rasanya. Sangking minimalisnya kadang kami iseng menyebutnya sego sambel kecipratan bandeng atau dibalik, sego bandeng kecipratan sambel. Dan umumnya bukan cuma hal ikhwal rasa dan penampilannya yang minimalis, tapi juga porsinya, minimalis abis. Ditanggung tak cukup bila hanya seporsi, paling tidak ya...harus imbuh lagi barang dua bungkus, barulah datang rasa waregnya, dan lagi harganya juga minimalis abis kok, 750 perak perbungkusnya.Wakakak.....
Lha, tapi ini merupakan menu wajib pada setiap kunjungan wedangan ke hik dimanapun lokasinya, bisa di Bladhu atawa di Yatno Mbonjot. Pokoke, belum di sah ken sebagai aktivitas wedangan kalau belum nyaut sebungkus go kucing ini. Sehingga timbul pameo "belum wedangan kalau tanpa go kuciang...."Halaahh.....
Badahal, gereh atau bandeng goreng di rumah keler-keler nggak tersentuh meskipun sudah didampingi sambel nyamleng...teuteup aja kalau hasrat wedangan datang ya ini master piece nya: SEGO KUCING ! Hidup sego kucing !

Korban modE



(ayik's post)
Mengikuti trend gaya busana terkini yang katanya back to etnic yang diartikan sebagai euphoria ber batik, yang mana (belibet kalimatmu, Yik) lagi ungsum2nya aneka ragam model busana dengan materi kain batik maka...(leganya, dah mau nyampai kesimpulan) kita ( Karin & mom) pun tak ketinggalan demen pakai batik-batik an.
Secara ketika kebetulan YangTi mbongkar susuhnya ditemukan selembar mban-mban ( kain batik buat gendong bayi) yang duluu pernah dipergunaken ketika Karin dan temurun ke Aizs masih baby. Maka diwujudkanlah kain mban-mban ini menjadi sebuah busana adi karya (halah!) berujud kimono logro...
Bukan masalah bahan ataupun modelnya, tapi sejarah memorabilianya ini lho, karena kain ini pernah jadi tadhah ompol baik baby Karin maupun baby Aizs. HAiik !

Rabu, 23 Juli 2008

diammu membuatku


diam seribu basamu
tak membuatku nyaman
kala diam seribu basamu
memendam hasrat
menyimpan cerita panjang
yang jadikan ku tak pernah bisa tahu
apa yang kau mau

diam seribu basamu
menyimpan rasa sakitku (mu)
tak mampu luluh oleh kejujuranku

diam seribu basamu
menjadikan hariku panjang
sarat oleh penantian sekecap kata

diam seribu basamu
membuatku
mati langkah

diam seribu basamu
mengunciku dalam penantian penuh kesabaran

seumpama bunga rumput padang ilalang,
diam mu menunggu angin merontokkan putiknya
karena diam mu adalah penantian (ku)

(kembali Istigfhar menjadi penanda bahwa hati ini masih menanti)

Mbak Yanthi ulang tahuun...

Baru keinget setelah buka milis kb_dm bahwa aku kelewatan satu tanggal ultah di 11 Juli kemaren, ulang tahun mbak Yanthi....maafkan daku Mbak...

So, selamat ulang tahun ya Mbak Yanthi. Semoga Allah selalu memberikan segala kebaikan kepada mu dan keluarga.

I LOVE U, Mbak

Cara indah mengenang Ibunda



Posting ini aku copy paste dari milis kb_dm yang dikirim oleh Mas Jockie Sunardi, salah seorang kakak sepupuku anggota Keluarga Besar Djojo Martono. Mmmm...mengharukan sekali cara putra-putri keluarga Pakdhe Nardi ini dalam mengungkapkan rasa cinta mereka terhadap Almarhumah Budhe tercinta. Kebersamaan yang indah....and so sweet.

Hari Minggu pagi tgl 20 Juli 2008 kami sekeluarga menuju Pemakaman Tanah Kusir.
Tepat jam 6.00 kami sudah sampai di makam. Tidak lama kemudian muncul mas Bangtris sekeluarga.
Kemudian Toto sekeluarga.
Memang kita janjian utk nyekar bersama. Tgl tersebut adalah tanggal lahir ibunda tercinta Tuti Murtiasih Sunardi DM.
Yanti karena masalah kesehatan tidak bisa hadir, begitu juga mbak Sri.
Kita berdoa bersama kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama. Makan bubur ayam dan dim sum di Lotus Court Pondok Indah.Menyenangkan sudah lama nggak ketemu.

Kita tak dapat melihat ibu lagi.
Tetapi dia masih bersama kita.
Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan.
Ia senantiasa hadir dan hidup.

Ibumu selalu bersamamu….
Ia adalah bisikan daun saat kau berjalan di jalan
Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci
Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit.
Ibumu hidup dalam tawa candamu.
Ia terkristal dalam tiap tetes air mata.
Dia lah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu.
Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu/
Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu.
Tak ada di dunia yang dapat memisahkan kalian.

Jockie

Selasa, 22 Juli 2008

Malam itu......................


Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
ketika mata tak kunjung terpejam, tak henyak waktu

Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
ketika mimpi buruk membayangi hari-hari kedepanku

Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
mengingat segala sebab akibat yang berkelebat

Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
ketika aku kehilangan segalanya
rasa cinta
rasa percaya
juga rasa takut kehilangan

Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
ketika aku meninggalkan semua asa tentang mu
itu kah warna dirimu sebenarnya ?
Aku takut memulai lagi
karena
ketika malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidupku
maka , semua tak lagi sama seperti dulu

Historical date : 13 Januari 2006

Masih AdaTetesan Setelah Tetesan Terakhir





Pasar malam dibuka di sebuah kota . Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping.Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir.
'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton:
"Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.
Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.

“Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"
"Begini," jawab wanita itu,
"Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku.

Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan.

Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak.

Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.

(Bits & Pieces, The Economics Press)

Senin, 21 Juli 2008

Terima kasih GURU

Posting ini didedikasikan untuk para Bapak dan Ibu Guru di almamater kedua putriku.
Para Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri I Karanganyar
Para Bapak dan Ibu Guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar

Terima kasih atas dharma baktinya, membimbing kedua putri kami menjadi anak yang berprestasi
Terima kasih atas segala tuntunan dan tauladan sehingga mereka menjadi putri yang sholehah
Terima kasih untuk transfer ilmu yang berguna
Terim kasih telah menghantarkan Karin dan Aizs menjadi anak yang berakhlak baik.
Terima kasih telah menjadi sahabat hati bagi Karin dan Aizs
Terima kasih atas segala pengorbanan yang kadang terabaikan.
Mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah kami perbuat, baik sengaja maupun tak disengaja.
Bagi kami, guru adalah pantas digugu dan ditiru
Terima kasih, Guru

Suara pagiku


Tiap pagi, Insya Allah, kalau nggak karipan, aku selalu bangun mendahului sang surya mletik. Sambil menunggu kumandang adzan subuh, memulai aktivitas hari, hal pertama yang aku lakukan adalah menjerang air lalu membuka semua pintu dan jendela dirumah. Kemudian mempersiapkan bakal sarapan untuk anggota keluarga setelah terlebih dahulu dimulai dengan menginpeksi isi kulkas. Pertanyaan yang sama adalah, hari ini masak apa ya ? monoton ya ?
Tapi, Insya Allah, karena dilakukan dengan ikhlas maka kegiatan yang nampaknya monoton tak bervariasi ini tidak menjadi hal yang membosankan buat aku. Kalau semua dirasakan dengan positive thingking, konon, hal berat sekalipun akan menjadi lebih ringan. Benarkah ? buktikan saja.
Kita sendiri yang harus menciptakan suasana hati agar nggak boring. Banyak cara bisa kita lakukan untuk itu....Salah satunya adalah mendengar suara-suara pagi...Apakah itu ? karena didalemBadran banyak pepohonan besar...maksudku, ada satu pohon mangga dan sebatang pohon rambutan yang tumbuh ngrembuyung sejak 1992, serta pepohonan lain baik yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh dengan liar, maka bisa dipastiken menjelang fajar begitu pasti banyak datang species burung disekitaran rumah kami. Dan kicauannya itu lho yang selalu meramaikan pagi2 ku, merdu, cemengkling dan riuh. Cuit...cuit...indah sekali. Serasa tinggal ditengah hutan belantara (emang pernah, Yiek ?). Suara2 burung merdu itu menjadi peneman ku menunggu fajar mlethek. Subhanallah, secara cuma suara, cukup membuat hatiku riang menjemput sisa hari ini...... Apalagi bila kicau burung itu ditingkah suara gemericik air di kolam depan dan belakang......serasa hidup dialam yang berbeda.
Dan, bila anggota keluarga yang lain mulai terbangun dari lelap tidurnya, maka suara2 lain akan menggantikannya, heboh sekali...
Karin : ibu...., tas hitamku dimana ?
Aizs : Bu, aku kok nggak dibangunin nonton Kick Andy......
Bapak : Karinnn......, gantian kamar mandinya.....
Karin : waaa...mana sunblock ku, Bu...?
Aizs : bu nanti siang boleh putar VCD ?
Bapak : ikan2 sudah di kasih makan...?
Bapak, Karin & Aizs : lauknya apa, Bu...?
Pertanyaan dan jawaban kadang tak saling nyambung, karena ketika nada tanya melantun, maka datang lagi pertanyaan berikut saling menyahut...ramai sekaleee.......
Begitulah suara pagiku, peneman hari2 ku....segera setelah jam menunjukkan pukul 7, hilang sudah segala suara itu....bersama sang empunya, karena mereka harus melaksanakan tugas dan kewajiban hari itu, ke kantor ke sekolah.....
Begitu sederhana, hanya sekedar suara, tapi begitu bermakna buat aku, peneman hari-hari ku.

Kepada kawan



(Post Ernut bertamu)
Bahwa "badai pasti berlalu" tercipta menjadi lagu
Tentu bukan karena si pengarangnya asal membuat lirik
Namun terkandung pengalaman dan pesan
Bahwa...
Tak kan ada yang selamanya sanggup berdusta
Tak kan ada yang selamanya menderita
Tak kan ada yang selamanya berhak menyiksa
tak kan ada yang selamanya merasa bahwa dia raja!
Bahwa....
Hidup ini dinamis,
Penuh kejutan pahit dan manis,
Ada harapan dan ada juga keputusasaan..
Ada perih dan ada haru
Ada menemukan dan ada kehilangan
Bahwa ..
Hidup ini tidak kekal
Bahwa...
Kenapa kita tidak hidup berdamai dan saling mencinta
Mensyukuri yang telah kita punya?
(ada mereka yang alpa...bahwa sebetulnya karma itu ada)
Pesan kepada kawan, untuk tetap istighfar dan memandang dunia dengan tegar.

Sabtu, 19 Juli 2008

Gang FISIP 85 Part IV- Married


Kehidupan pun terus berjalan seiring dengan berlalunya waktu, ketika satu persatu diantara kami harus mengarungi kehidupan baru. Disana selalu hadir para sahabat, peneman hari2 kami yang setia. Hingga kini, silaturahmi dan persahabatan itu tetapo ada. Insya Allah, sampai anak cucu kelak.
Terima kasih sahabat......................

Gang FISIP 85 Part III

Kebersamaan itu meninggalkan sejuta cerita (lebai Yik!), ya iyalah...apalagi kalau merunut bagaimana sebuah foto dibuat. Ini adalah foto kami waktu KKA tahun 1988 di Malang Jatim. Jujur, ini adalah moment yang paling aku ingat, ketika akhirnya aku harus kehilangan jejak seorang sahabat Nining Tri Nur Anggraheni (berjilbab), sejak event ini, kami benar2 kehilangan kontak.
Buat yang menemukan jejak keberadaan Nining tersayang, please contact me. Nining, I Miss U.
dari kiri ke kanan : Nining, Milkrit, Ayik, Ernut, Ika dan Tatiet