Pak Rus, kini sudah sepuh...tapi masih sehat...Pak Rus kita yang dulu
Kami mengenalnya dengan nama Pak Rus....hal paling bodoh yang saya lakukan adalah tak pernah mencari tahu nama lengkapnya...Rusman, Rusdan, Rusmanto, Rusno.... Pak Rus, begitu kami mengenalnya sejak tercatat sebagai mahasiswa Fisipol UNS. Laki-laki berperawakan kecil pendek ini adalah pendekar di area parkir Fisipol. Meskipun perawakannya minimalis, namun suaranya keras menggelegar ( lebaiii) untuk ukuran bodynya...hehehe...dia selalu tegas mengatur barisan parkiran motor diarea parkir Fisipol. Pak Rus dan teriakan-teriakan kala menegur mahasiswa yang suka parkir seenaknya tanpa peduli menertibkan motornya sangat akrab ditelinga saya....Kadang dia ngomel-ngomel sendiri kala ada mahasiswa yang tidak tertib naruh kendaraannya, apalagi kalau kendaraan itu ditinggal dalam keadaan terkunci setang, kalau sudah begitu Pak Rus bisa matigaya bener...
Beberapa kali saya juga ditegur karena naruh motor diluar jalur berhubung kesyusyu mengejar jadwal kuliah.
Pak Rus, buat saya dan teman-teman sudah seperti sahabat saja. setiap pagi saya sapa dia dengan panggilan setengah berteriak sambil lari-lari kecil ke ruang kuliah..." Pak Ruuuusss...", Pak Rus menyahut , " yaaaaaa....". Nanti kalau mau pulang, biasanya saya dan teman-teman nongkrong dulu diarea parkir, pating pethangkring diatas motor yang diparkir...ngobrol ngalor ngidul nggak jelas, Pak Rus sesekali menimpali dengan guyonannya, " hopo' hiya...? ". Pak Rus beberapa kali menyelamatkan motor Yamaha robot saya dari bencana raib...lha saya seringkali lupa tidak mencabut kunci kontak motor saya. Nanti pada saat harus mengambil motor baru saya sadar kalau saya nggak pegang kunci kontaknya, maka tempalinganlah saya mengingat-ingat dimana saya naruh kunci motor saya.... Tak pernah terpikirkan bahwa kunci motor sudah aman ditangan Pak Rus... Saya sudah lemes dan patah arang, bakalan musti cari tukang bandrek kunci, membayangkan bakal dimarahi Bapak dirumah nanti... Lalu tiba-tiba Pak Rus berteriak, " hooooiiii Yik, kowe nggoleki apa ? ", " kunci motorku Pak, ketlingsut.....", jawab saya. Pak Rus melambai-lambaikan tanganya yang membawa kunci motor saya, " iki po dudu....?"...saya langsung melompat setengah merebut kunci ditangan Pak Rus..." hureeee....ketemu...teng pundi niki wau Pak ? ", tanya saya..." Lha mbok tinggal prung ning setang ngono kok...sembrono tenan kowe ki..."...hihihihi...leganya saya hari itu. Tapi peristiwa itu terulang beberapa kali dengan ending yang sama....dan saya kok ya nggak hapal-hapal, pasti sudah sport jantung jedhag jedhug takut ilang beneran.....
Begitulah, banyak kenangan saya bersama Pak Rus selama saya jadi mahasiswa Fisip, dari Juni 1985 sampai Desember 1990...Saya yang suka jahil ini sering sekali ngerjain Pak Rus. Suatu hari sabtu saya melihat Pak Rus menaruh kacamata pantat botol disinggasananya. Beliau pergi entah kemana, mungkin ke kamar mandi. Saya yang super duper iseng ini mengambil kacamata jadul itu ( waktu itu model paling keren 'kali) lalu memasukkannya asal2an kedalam tas saya. Lalu saya mengikuti kegiatan di ruang kuliah.... Waktunya pulang, saya sudah tidak ingat lagi bahwa saya telah melakukan kejahilan paling biadab dengan membawa kacamata Pak Rus didalam tas yang saya bawa. Saya baru sadar ketika Senin paginya saat bersiap berangkat kuliah menemukan kacamata pantat botol itu dikantong luar tas saya...badhalah.....Masya Allah...hati saya didera rasa bersalah. Pagi itu serasa terbang saya pacu motor saya ke kampus, buru-buru pengin menemui Pak Rus...
Senin itu saya datang kepagian, saya cari Pak Rus belum datang, yang ada Pak Dalimin, teman Pak Rus... Lalu Pak Dalimin bercerita, kasihan Pak Rus, kacamatanya ketlingsut, jadi dia bingung mau pulangnya. Gak mungkin naik sepeda onthel ke Kleco tanpa kacamata andalannya. Akhirnya, hari Sabtu itu Pak Rus pulang nebeng Pak Nurhadi, dosen saya.... Oh, My God..saya merasa sangat bersalah, sudah merepotkan Pak Rus... Tak lama kemudian Pak Rus datang dibonceng motor tetangganya....lalu saya buru-buru mendekati Beliau, saya sampaikan keisengan saya, saya minta maaf sudah membuat Beliau repot.... Pak Rus seperinya mau memarahi saya, tapi mungkin melihat penyesalan sangat dimata saya....Pak Rus tak jadi marah....dia cuma bilang, " eyaaalah Yik...marahi aku bingung wae..."... Maafkan saya, Pak Rus...nggak lagi-lagi deh...
Begitulah, sedikit cerita kenangan antara saya dan Pak Rus....
Buat saya, Pak Rus bukan sekedar penjaga parkiran dikampus...dia sudah seperti teman saja untuk para mahasiswa Fisip...
Dan siang tadi, saya berkesempatan sowan kepada Pak Rus....untuk menyampaikan tali asih amanah dari teman-teman alumnus Fisip. Ceritanya begini, disebuah situs pertemanan yang bernama fesbuk itu suatu hari Ernut mengunggah sebuah foto yang di tag nya kepada teman-teman yang lain termasuk diantaranya alumnus fisip... Entah karena kedahsyatan foto itu atau apa...komen yang masuk jumlahnya spektakular untuk ukuran sebuah foto yang diupload oleh seorang gemblung bernama Ernut yang notabene bukan selebritis....wkwkwk...ada 240 buah komen yang masuk mengomentari foto itu dan komen-komen nggladrah lainnya....layaknya gojegan antara kami bila kami sedang ketemuan...banyak teman-teman yang terlibat dalam rangkaian komen itu... Lalu ada seorang sohib yang mengusulkan, bagaimana kalau komen-komen ini kita lelang, hasilnya kita serahkan kepada Pak Rus....? satu kali komen sekian rupiah...tinggal hitung jumlahnya...syaratnya, semua harus sepakat dan ikhlas berbagi rejeki untuk Pak Rus.
Pak Rus, 64 tahun sekarang. Masih sehat dan bugar. Masih setia dengan sepeda jengkinya menempuh jarak yang tak dekat, Kleco-Kenthingan PP. Pak Rus masih bisa mengingat beberapa mahasiswa yang dulu diakrabinya. Betapa banyak kenangan kita dengan Bapak 2 anak dan kakek dari 2 cucu ini.... Waktu saya tanya kapan pensiun, Beliau malah curhat, " aku ora entuk pensiun Yik, wong wis ketuwan, ora katut diangkat..."...ada nada getir disana, menerbitkan rasa trenyuh dihati saya...Siang tadi ketika saya menyampaikan titipan amanah dari para sahabat, Beliau berkata , " sampekno matur nuwun kanggo kanca2mu ya Yik. Muga2 Gusti Allah paring balesan, sing golek rejeki diparingi gangsar, uripe padha kepenak..."...Saya cuma bisa bilang, " Amin...". Ada nada haru nyata dari suaranya yang masih menggelegar seperti dulu kalau ngabani parkir...saya pun hanyut dalam haru itu... Semoga Allah selalu melindungi Pak Rus, menganugerahinya kesehatan sehingga masih bisa menjalankan dharmanya sampai nanti.....
2 komentar:
Membuatku berpikir... Wong cilik tetap memiliki andil dan merupakan bagian dari sejarah orang lain maupun institusi tertentu...
Hmm, posting yg humanis banget....*jempol.
@Mas Srex:
Pak Rus ini menjadi bagian dari sejarah alumnus Fisip UNS, Mas.
Thx u/ apresiasinya...
Posting Komentar