Sabtu, 21 Maret 2009

Karin si pembayun


Dibulan ke 10 pernikahan kami, ketika suatu hari satu usaha pembuktian aku lakukan, dan aku dinyatakan positif mengandung buah cinta kami...." aku positif", kataku dengan perasaan yang sulit aku gambarkan..." Alhamdulillah ", kalimat syukur meluncur dari suami dan seluruh keluarga besar.
Menjalani masa-masa ajaib ini dengan rasa bahagia, membayangkan akan seperti apa wajah anak kami nantinya....laki-laki atau perempuankah ? sungguh hari penantian panjang dan mendebarkan. Proses kelahiran saya nikmati sebagai pengalaman pertama menghadirkan sesosok tubuh mungil bernyawa...sensasinya sungguh luar biasa, rasa bahagia dan syukur segera menghapus 18 jam perjuangan menahan rasa sakit akibat kontraksi dan kehabisan air ketuban. 21 Maret 1993 menjelang maghrib dia hadir dan diletakkan oleh bidan diatas dadaku. Merah, kecil, lemah,....indah..... Alhamdulillah, Subhanallah....3,3 kg berat bayi perempuan kami. Dan kami sepakat memberinya nama Karina Astary.

Karina Astary, kami menyebutnya Karin atau si Mbak, panggilan badungnya Karinul Cenal Cenul atau Karimbul. Proses tumbuh kembangnya menjadikan hidup keluarga kecil kami makin penuh warna. Karin tumbuh menjadi pribadi yang, Insya Allah, membuat kami sekeluarga bahagia. Masing-masing anak memang mempunyai kepribadiannya sendiri yang menuntut perlakuan yang berbeda, syukurlah, sejauh ini saya merasa tidak menemui kesulitan dalam hal mendidik dan membimbing Karina, pembarep saya.

Dalam banyak hal Karin sudah bisa diajak berbagi rasa. Kami biasa berbagi cerita seperti dua orang sahabat. Tangis dan tawa, sedih dan gembira, kami bagi bersama. Karin dan saya juga berbagi rahasia. Dalam hal mendidiknya, saya menerapkan cara yang cukup demokratis dan terbuka. Karin boleh tahu apa saja sepanjang dia memang boleh tahu suatu permasalahan. Ujung-ujungnya, Karin akan kami minta pertimbangan bila itu memang dirasa perlu untuk kami ketika harus memutuskan sesuatu demi kebaikan keluarga ini.
Kehadiran Karin dan adiknya sangat mewarnai hari-hari saya. Merekalah sumber cahaya kehidupan buat saya. Ketika semangat ini hampir padam terhantam berbagai masalah kehidupan, sinar mata kedua putri saya segera menyalakan kembali pelita saya yang hampir kolaps. Mak byarrr...! Oh, iya, masih ada dua buah cinta itu...




Kembali ke Karin sang pembayun, kata orang dia adalah copas saya. Garis wajahnya banyak menurun dari saya, Ibunya. Ketika masih bayi merah, orang sudah ribut berkomentar " persis kamu ya, Yik...". Ketika dia beranjak besar kata orang, " Karin itu Ayik banget..."
Dalam hal sifat, Karin banyak mengambil dari saya (baik yang baik2 maupun yang buruk2...waaaa....). Maka, ketika Karin melakukan sesuatu yang membuat saya tidak berkenan, ngomel-nomel kadang-kadang tapi saya akan segara mengurut dada dan intropeksi,...sapa dulu ibunya.... Tapi, namanya juga anak Bapaknya, Karin juga menurun sifat dan gen fisik Bapaknya, tentu saja-kan dia sponsornya-wakakak....Tapi, apa ya ? O ya, balungannya yang gedhe, adalah balungan Bapaknya (padahal Ibunya juga...qiqiqi). Halah...kok ya dicari-cari.




Begitulah, Karin kadang-kadang konyol (seperti saya), iseng juga (seperti saya), tidak tanggap (kayak saya), suka ngocol tapi garing (saya banget), tapi dia anak manis (iya, ini saya banget dahhh...tenan kiii...), gampang tersentuh...(sungguh, saya juga begitu), suka tantangan dan mencoba hal baru tapi kalau sudah mentok suka nglokro...( aku banget)...
Karin dan saya seperti ada chemistry (ya iyalahhh...secara Ibu dan anak), tanpa perlu diomongkan, apa yang saya rasakan ,dirasakan pula olehnya dan sebaliknya. Maka kami bisa tiba-tiba merasa sediiiih banget atau seneenggggg banget, barengan. Feeling kami benar-benar nyambung dan klop. Tidak heran, bukankah kami, Ibu dan anak yang pernah dihubungkan dengan seutas tali placenta....halaah....


Karin, pagi ini

Dan hari ini, Karin sudah 16 tahun. Kata pakdhe dan budhenya, sudah boleh pacaran...(emang sekarang belum boleh ? ). Kita bicarakan nanti saja ya, Karin. Satu tahun lagi sudah boleh membuat SIM. Seminggu belakangan ini, Karin sudah ngeyel minta dibuatin SIM tembakan seperti teman-temannya, tapi, proposal belum disetujui si Bapak. Harap bersabar, Karina.

Selamat ulang tahun, Karin, sahabat hati
Semoga Allah selalu memelukmu dalam cintaNya, seperti kami selalu mendekapmu diladang hati kami sepanjang waktu.
Jadilah perempuan seperti seharusnya perempuan, jadilah wanita selayaknya wanita. Jadilah kebanggaan untuk kita semua.
Jaga nama baik dan kehormatan diri dan keluarga besar kita.
Semoga panjang umur dan sehat selalu, berprestasi dan berhasil dikemudian hari.
Selamat ulang tahun, ananda, sahabat hatiku

Ibu cinta....

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Karin lucu banget ya waktu masih beibih, comel. Slamat Ulangtahun ya mbak Karin. Smoga tumbuh menjadi anak yang sholehah, yang selalu membahagiakan hati ayah ibu...

astrid savitri mengatakan...

duh, seandainya aku telaten spt mbak.. iri rasanya Karin punya ibu yg begitu rapi menyimpan semua kenangan :)


btw; mbak, maaf ya udh lama gak ke sini..baru repot pindahan soalnya.

Diana mengatakan...

Happy birthday buat Karinmu ya mbak, semoga berkah Allah tercurah utknya sepanjang hidupnya, insya Allah... Iya ya, emang miriiiip bgt, lirikan matanya (emang A Rafiq, qeqe...)

dyahsuminar mengatakan...

selamat ulang tahun..untuk Karin...
mbak Ayik yunior...persis...
Semoga jadi cendikia cerdas...mencintai dan menghormati bapak dan Ibu.....
Waduuuh...SIM tembakan...jangan ya,nanti kalau sudah 17 tahun saja...

Arief Firhanusa mengatakan...

Lirikan si Karin itu kok mirip banget sama ibunya, apa memang latihannya bareng ya? bhuwhakakakak ...

Linda Rooroh mengatakan...

hepi bdei to karin...
seneng ya yik liat anak2 bertumbuh... udah jadi gadis belia.. waa anakku masih lamaaa...

ika rahutami mengatakan...

selamat ulang tahun dara jelita
selalu menjadi bunga yang cantik

Anonim mengatakan...

Iya mbak, anak sekarang bongsor bongsor. Wajahnya memang mirip ibundanya, Ayik banget gitu loh he he he

tukang nggame

Anonim mengatakan...

wuihhh dah remaji....bener pluekkkkk karo parasmu mbak.
met ultah mbak karin...tambah pinter menjaga diri dan menjaga hati simbok'e

djoko wahjuadi mengatakan...

....Selamat Hari Ulang Tahun Karin...sukses selalu...

Theresia Maria mengatakan...

Time flies...Karin, met ultah ya...moga tercapai cita2mu...

Tuti Nonka mengatakan...

Meski telat buangeeet (maklum, sejak 22 Maret kan saya pensiun ngeblog ... hihihi, alasan!) saya ngucapin selamat ultah buat Karin. Karena sudah telat pasti kadonya nggak perlu lagi kan (huah, alasan lagi!).
Saya naksir foto Karin yang tanpa selembar benang pun itu ... ihik ... tapi udah nude gitu kok nggak seksi ya?