Tampilkan postingan dengan label Me 'n family. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Me 'n family. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Agustus 2011

15 tahunmu


tahun ke 15 telah kau lewati
gadis kecilku menjelma bidadari
ia tumbuh bersama cinta kami yang menghangati
ia kepakkan sayap menjelma kupu-kupu yang indah tak terperi
ia mengalir bersama irama hidup kami
tetaplah menjadi gadis kami yang selalu mengerti
tetaplah menjadi gadis kami yang bersahaja
yang berpijak diatas kekuatan cinta yang telah kami bangunkan untukmu
tetaplah menjadi gadis kami yang membumi
seperti yang selama ini selalu kami ajarkan kepadamu
yakinlah, ibu dan bapak akan selalu bersamamu, bersama hatimu
yakinlah, bahwa kemanapun kau pergi engkau mempunyai tempat untuk kembali, selalu
yakinlah, bahwa ibu dan bapak akan memelukmu kapan saja
yakinlah, bahwa hati kami ada didalam hatimu
cinta kami selalu ada untukmu,
Aizska gadis kami tercinta


***

happy birthday on 20 August 2011,
I'm so glad that God gave me a daughter like you
I see a little more of me in you with each passing year
but, no matter how many birthdays come and go, you'll always be my little girl
I lup U, Karizsa Astary Karyadi

***

Kamis, 04 Agustus 2011

hati sepi tanpamu, nak :(


sudah hampir seminggu ini pembayunku, Karin , ngekost di Yogya. sebagai mahasiswa baru di FBS Sastra Inggris UNY dia wajib mengikuti rangkaian kegiatan opspek di kampusnya. tentu bukan hal yang mudah untuk keluarga kami melepas Karin, anak selama 18 tahun ini selalu dalam pelukan kami, ini adalah kali pertama kami melepasnya pergi jauh dalam waktu yang lama ke kota tetangga.
pada dasarnya d'angels adalah anak2 yang lumayan mandiri...kalau aku bandingkan dengan anak2 kerabat dan teman2ku yang lain. mungkin ini adalah buah dari cara kami mendidik mereka untuk survive kedepannya. asal tahu saja, saya menerapkan pendekatan yang sangat humanis dan demokratis terhadap d'angels...kami berikan mereka arahan dan pengertian untuk bisa mengambil keputusan terbaik dalam hidup mereka. mungkin oleh beberapa pihak saya sering dinilai agak terlalu keras menegakkan disiplin terhadap d'angels. tapi sebenarnya banyak nilai2 yang saya ambil dari cara ortu saya dulu mendidik saya yang saya anggap masih relevan dan masih pantas diberlakukan. intinya, saya mengambil hal2 positif yang pernah saya terima dulu dan meminimalisir hal2 negatif sebagai suatu pembelajaran untk kebaikan. that's it.

eh...kembali ke Karin ya... hari2 pertama berpisah dengan Karin ini terus terang sempat membuat saya sedih banget. bagaimana tidak, biasanya ada dua anak yang harus saya urusin segala sesuatunya dari pagi hingga pagi lagi, sekarang yang satu harus hidup jauh di perantauan, rumah jadi kerasa banget sepinya. yang biasanya setiap pagi ada acara teriak2 rebutan KM antara mbak Karin dan Bapak nya, lalu celotehan saut2an antara Karin dan Aizs, belum lagi kalau sudah dengar suaranya Karin yang nyanyi lagu2nya...semua tak ada lagi. pagi kami menjadi lempeng tak ramai lagi, saya tak lagi berteriak2 mengingatkan Karin supaya nggak slordijg...hehehe...trus ada lagi yang terasa hilang, biasanya sehabis mandi dan mau pergi2 Karin ini paling suka berdiri lama2 didepan lemari baju saya hanya untuk memilih koleksi baju mana dari Bapak dan Ibu nya yang pengin dia pake...serius...anak ini memang lucu, suka banget pakai baju2 saya dan koleksi T-shirt Bapaknya...itulah sebabnya mengapa setiap kali mau beli baju saya mesti mempertimbangkan apakah baju saya kelak akan pantas dipakai oleh anak2 gadis saya...jadinya Ibu nya ini dipaksa milih model gaul gak jadoel sama d'angels...ahihihi...ngirit kan ?
untungnya lagi, size saya dan Karin gak beda jauh...( sumpe' loe, Yik ? )...hahaha...nggak dhing, gedean Ibunya sih, tapi masih sangat comfortable kalau satu baju bisa dipakai barengan. kata Karin, nggak semua Ibu kayak saya...bisa tune in dan dekat banget sama anak2nya...halaaah...asal jangan dirasa sebagai bentuk over protect ya...saya sangat luwes kok dalam hal mendidik dan ber relasi dengan d'angels. saya dan d'angels ini kayak teman saja, kayak sahabat tepatnya. apa yang dirasakan oleh d'angels pasti bisa saya rasakan juga. saya pikir semua ibu juga begitu, kan..hanya mungkin caranya saja yang berbeda..
duuuh...kok jadi curhat begini yaaa.....hehehe.... mungkin karena saya terlalu melow merasakan sebuah lubang dihati saya saat harus berpisah dengan pembayun ini...huwaaaa....saya bisa tiba2 pengin nangis setiap ingat bahwa Karin tidak bisa setiap saat saya peluk dan saya uleng2...saya jadi freak nelpon dan berkirim pesan, kadang saya yang emosi kalau pesan saya tak segera dibalas oleh Karin, padahal dia telat balas karena lagi asyik dengan opspeknya...hehehe...

begitulah, semoga Tuhan selalu melindungimu, Nak...cinta ibu menemanimu selalu, percayalah bila Ibu selalu ada didekatmu, mendekap hatimu dengan penuh cinta. jaga diri dan hatimu ya, Nak. jangan pernah sia2kan kepercayaan yaang kami berikan kepadamu. jaga nama baik keluarga kita ya Nak...I luv U, Karina..

Rabu, 29 Juni 2011

angels , I'm proud of U




dear angels,
malam ini mungkin adalah malam yang sungguh mendebarkan buat ibu, malam puncak galau ibu.... malam ketika kita bersama2 menanti kabar baik yang kita harapkan. setelah 2 minggu yang lalu kita dilegakan atas pengumuman PSDB di RSBI SMANSAKRA , lalu malam ini Alloh seperti memanjakan kita dengan pengumuman SNMPTN...
ibu dan bapak lega dan bangga pada kalian berdua, anak2 yang selalu menjadi 'gadhangan' kami...alhamdulillah...Alloh selalu mendengar doa kita.

angels, bidadari2ku...
terima kasih sudah menunjukkan kesungguhan kalian dengan usaha yang maksimal dan tidak main-main....malam ini telah kita buktikan bahwa bila kita punya niat dan usaha, Tuhan pasti akan memberikan jalan... buat ibu, kalian adalah juara....juara dihati ibu dan bapak, juara karena kalian telah memenangkan sebagian dari harapan...kedepannya kita pasti berharap agar cita2 kalian tercapai dengan baik pula...amin...

angels,
mungkin ibu tak selalu seperti orang tua yang lain, yang suka membanggakan anak2nya saat prestasi ada dipuncak :)...maafkan ibu, bukan berarti ibu tak bangga, tapi itulah cara ibu untuk mengajarkan kerendah hatian dan kebersahajaan...itulah cara ibu mengajarkan kalian agar tak mabuk akan pujian...
ibu dan bapak adalah orang yang paling bangga saat menyaksikan kalian berprestasi...tak henti2nya kami bersyukur untuk anugerah terbaik yang dikaruniakan kepada kami...dua bidadari kami... :)

angels,
bila malam ini hati kita diliputi bahagia, bukan berarti kita berhenti disini...justru ini adalah awal dari perjuangan baru kita. tetaplah berjuang, angels...berjuang menggapai apa yang kalian cita2kan...berjuang untuk sebuah tujuan. berjuang mewujudkan mimpi2 kalian..
ibu berjanji, selalu ada bersama semangat yang kalian bangun...
semoga keberuntungan ada selalu bersama kita...

angels, I'm proud of U both


Kamis, 10 Februari 2011

yangTi, 66th

hari ini, 10 Februari, Ibu saya, eyang uTi nya anak2 , genap 66 tahun. betapa bersyukurnya kami semua, melihat Ibu masih cukup diberikan kesehatan yang prima untuk orang-orang seusianya. masih aktif mengerjakan ini itu. masih bersama-sama kami dan selalu memeluk kami semua dengan penuh cinta.
yangTi, diusianya yang ke 66 masih cukup gesit, prigel dan nggak mau diam...masih menjahit sendiri baju-bajunya, masih suka memnjahit ini itu bakal pernak-pernik, masih berani manjat2 tangga buat nebangin dahan pohon....kendati sebenarnya saya sudah pengin yangTi jangan terlalu over activity...tapi yangTi bener2 gak bisa ditahan, apalagi kalau sudah ada maunya...
sebulan terakhir yangTi malah ngebut membuat sekitar 150bh tas untuk souvenir peringatan 100 hari wafatnya Bulik saya ( adik bungsu Beliau ). siang malam tak kenal waktu, YangTi menjahit sendiri tanpa jeda....YangTi ingin memberikan sebuah kenangan untuk kerabat yang sudah ikhlas mendoakan almarhumah Bulik...benar2 kagum saya pada Ibu saya ini...tak kenal lelah...
satu malam, saya sengaja masuk kekamar yangTi untuk mengambil sesuatu, saya pandangi yangTi yang tengah lelap tertidur...saya melihat kelelahan sangat diwajah rentanya, meski badannya masih nampak kuat, tapi saya ingin Ibu lebih banyak beristirahat untuk menjaga kesehatannya
keesokannya saya sampaikan ke yangTi untuk mengurangi kegiatan fisiknya agar tak terlalu capek...saya takut Ibu jadi sakit atau apa...entah mengapa saya tiba2 merasa takut kehilangan... tapi apa jawab Beliau, begini..." kalau Ibu cuma diam nggak ngapa2in malah rasanya nglangut, nduk...kalau buat begini begitu rasanya cepet banget waktu berlalu, tahu2 sudah malam lagi, tidur, trus sudah pagi lagi... wong Ibu nggak apa2 kok..."
well, begitulah yangTi, Ibu saya, tak seorangpun bisa menahannya...

Ya Allah,
jagalah Ibuku senantiasa, agar selalu dalam kebahagiaan, kesehatan dan sisa umur yang barokah.
Amin

Minggu, 10 Oktober 2010

kebahagiaan hari ini, sepantasnya untukmu, Ibu



semalam ketika mengobrol dengan seorang sahabat, saya diingatkan untuk tidak lupa kepada asal-usul saya, kepada seseorang yang menjadi media ketika Allah menciptakan dan menghadirkan saya ke dunia fana ini...

Ya, sahabat saya ini menyampaikan wacananya, bahwa orang yang mestinya paling berhak mendapatkan ucapan selamat pada saat putra-putrinya merayakan hari jadi adalah seorang Ibu, Bunda, Biyung, Simbok, Mama, Mami...apapun panggilan untuknya..
Karena tanpa dia, tanpa keikhlasannya untuk mengandung kita di dalam rahimnya sembilan bulan lebih dan kurangnya, maka tak akan pernah dihadirkannya kita di dunia ini...
Untuk itu, tadi pagi saya sengaja menghaturkan sembah sungkem saya kepada YangTi, Ibunda saya, orang yang telah melahirkan saya, menggulawentah saya , mendidik dan membesarkan saya...yang pada hari ini masih diberikan kesehatan yang alhamdulillah masih prima untuk eyang-eyang seusianya dan masih selalu bersama mendampingi saya menjalani kehidupan ini.

terima kasih Ibu, untuk semua yang telah Ibu lakukan buat aku.
terima kasih untuk sudah menjalankan semua kewajiban Ibu kepada aku.
terima kasih untuk sudah selalu ada buat aku dan keluarga kecilku
semoga Allah selalu memberikan kebaikan, kesehatan, dan kebahagiaan disisa usiamu...
semoga Allah masih memberikan aku kesempatan untuk bisa membuatmu tersenyum dan bahagia disisa usiamu...




Ibu, di 65 tahun usianya
I love U, Ibu





Kamis, 01 Oktober 2009

Lebaran kali ini...

Foto bersama lebaran pertama tanpa Mbah Uti dan Mbah Yut

Lebaran kali ini, adalah lebaran pertama tanpa kehadiran MbahUti dan MbahYut yang kami cintai... Beliau-beliau ini dipanggil menghadapNya secara beruntun...tiga bulan sebelum lebaran datang tahun ini... Kami sedih dan merasakan sangat kehilangan, tentu...
Tapi tentu juga tak ada pilihan kecuali melepas Beliau dengan ikhlas, berharap khusnul khotimah...

Seperti halnya lebaran tahun lalu, saya yang anak tunggal dalam keluarga ini tentunya tak punya pilihan selain berlebaran bersama seluruh keluarga besar suami yang 8 bersaudara ini... Prosesi berlebaran Nglano Big Family dimulai dari H-1, yaitu pertemuan keluarga dalam formasi kumplit, 8 keluarga putra-putri..
Tahun ini, dalemBadran menjadi ajang pertemuan pada malam hari lebaran... Seperti biasanya, acaranya ya ngumpul untuk sekedar arisan keluarga, baik para orang tua maupun para cucu.. Dari sepasang biang ( Mbah Kung dan Mbah Uti ) kini telah 'berkembang' menjadi 8 keluarga dan 19 orang cucu... Tentu saja suasana menjadi riuh dengan adanya sekian banyak kepala di dalemBadran yang hangat ini... Acara arisan diselipi sedikit pitutur dari Mbah Kung, yang entah karena tak kuasa menahan haru dan rasa kehilangan akan Mbah uti terpaksa diwakilkan kepada Pakdhe Widodo... Sungguh, kami semua menjadi terbawa harunya Mbah Kung... Terdengar isak tangis kecil dari setiap sudut ruangan...tak kuasa menahan kenangan dengan MbahUti....

Setelah kelar acara formal, maka dilanjut buka bersama terakhir tahun ini...semua menyerbu hidangan sederhana yang saya siapkan... Suasana kembali ramai dan hangat... Selanjutnya adalah shalat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan takbiran... Suasana menjadi syahdu penuh keharuan, bersyukur masih bertemu dan menghabiskan Ramadhan tahun ini bersama seluruh keluarga... Berharap, tahun depan kita semua masih bertemu bulan Ramadhan lagi...

Esoknya, setelah shalat Ied dirumah masing-masing, kamipun kembali berkumpul...Kali ini dirumah Mbah Kung, di dalemNglano.. Acara pertama dan utama adalah...sungkeman..., kali ini kembali suasana haru benar-benar tak terbendung... Benar-benar ini lebaran paling sedih yang kami semua sama rasakan...teringat MbahUti dan MbahYut yang tahun lalu masih bersama kami...hkhkhk...

Setelah prosesi sungkeman dilanjut prosesi yang ditunggu-tunggu oleh para anak dan keponakan... Apalagi kalau bukan acara 'dum-dum' alias bagi-bagi angpao... Dimulai dari MbahKung, yang kali ini kembali tak sanggup membagikan sendiri karena masih teringat kehadiran MbahUti tahun kemaren yang masih sempat mendampingi beliau membagikan rejeki buat para cucu...kali ini Mbah Kung meminta saya dan Pakdhe Kop untuk membagikan amplop beliau... Dilanjutkan beranting dari Pakdhe nomer 1 sampai Om yang nomer 8, maka ratalah sudah acara 'dum-dum' dilakukan.. Wah, nampak wajah berbinar ceria dari para anak dan keponakan dengan dompet baru yang penuh uang recehan baru...Oh...oh...oh...jadi kepengin jadi anak-anak lagi deeh...

Begitulah, dari tahun ke tahun, acara lebaran kami memang tak banyak berubah formatnya...Tapi yang jelas, kehangatan dan keguyuban kami dalam berkerabat makin bertambah dekat... Kepergian Mbah Uti dan Mbah Yut tahun ini saja yang membuatnya sedikit berbeda


Nyekar ke makam Mbah Uti


Bersama sepupu di makam Mbah Uti

Lakone bersama komendan KGB, Mbak Ning

Pakdhe Yan bersama ponakan brondong...dilatar belakang adalah koleksi terbaru Nglano Big Fam, namanya MasvinJannata...Ganteng ya calon brondong yang satu itu...



Lakone bersama sebagian ipar yang KGB(Keluarga Gendut Bahagia)



Dua Pakdhe tengah merasai semilir angin di gubug pencengnya dalemBadran

Pakdhe Kop sedang menghibur para keponakan dengan permainan angklungnya...


Para cucu perempuan yang wajahnya setype...mirip-mirip dan manis-manis yaaa...?



Karin dan aizs bersama para sepupu...



Jumat, 22 Mei 2009

Mega, kakak yang tak pernah kutemui


Wajah Mas Mega, foto dibuat 1 minggu sebelum kepergiannya...
Lihat, tangannya melambai, pertanda ia segera pergi



Bapak dan Ibu bersama Mas Mega, anak lelaki yang dibanggakannya...


Sepanjang umurku aku dibesarkan sebagai anak tunggal dari Bapak Ibuku...Namun sejatinya aku bukan anak tunggal adalam artian ontang-anting (jawa : anak yang dilahirkan tunggal), karena Ibu saya sebelumnya pernah melahirkan seorang bayi laki-laki yang sayangnya umurnya tidak panjang. Dia adalah kakak saya, namanya Mega Adityawarman.
Lahir di Magelang, 2 Mei 1964, 1 tahun setelah pernikahan Bapak dan ibu. Mas Mega tumbuh menjadi bayi yang menggemaskan, bisa dilihat dari foto-fotonya...namun sayang, Allah berkehendak lain, setahun umurnya, tepatnya 30 Mei 1965 Allah mengambilnya kembali kepangkuaNya, setelah sehari semalam bayi Mas mega didera dehidrasi karena muntaber...Sesal berkepanjangan dan kecewa mendera hati kedua orang tua saya tercinta ketika bayi Mega yang menggemaskan direnggut paksa dari pangkuan mereka...namun takdir tak bisa dihindari...akhirnya Bapak dan ibu saya harus mengikhlaskan kepergian putra mereka tercinta.

Tak lama kemudian, Allah kembali menitipkan nyawa dirahim Ibu saya, dan tahun berikutnya lahirlah saya...Setelah kelahiran saya, Ibu saya dua kali mengalami hamil namun berakhir dengan keguguran...walhasil, Bapak dan ibu akhirnya harus puas dengan hanya bisa mengasuh saya sebagai putri tunggalnya sampai sekarang...

Sebagai anak tunggal kadang saya merasa kesepian juga. Melihat bagaimana hangatnya hubungan teman-teman dengan saudara-saudara , kakak dan adiknya, seringkali membuat saya iri dan kepengin sekali punya saudara seperti mereka. Ada yang belain kalau ada yang nakal, ada yang bantuin kalau kita lagi membutuhkan....Apalagi saya dikelilingi keluarga besar dari pihak Bapak (14 bersaudara) dan dari Ibu (10 bersaudara)...

Sangking kepenginnya punya kakak, ketika saya duduk di bangku SMP, saya nekat mencari bentuk kakak imajiner dalam angan saya...Saya mencoba mencitrakan "sebentuk" kakak dengan basic Mas Mega, almarhum...dalam bayangan saya, kakak saya itu cakep banget, berkulit bersih, berbadan tegap tinggi besar, seperti Bapak saya...
Malam-malam, saya menulis di diary saya, saya bayangkan saya lagi bercerita segala hal kepada Mas Mega...padahal melihat ujudnya pun saya belum pernah...lha kok mencoba-coba membayangkan wajahnya...qiqiqi...tapi yang saya rasakan, ketika saya meyakini ada sosok kakak laki-laki saya didekat saya, kok hati saya merasa tenang dan tenteram...halaah.....

Tapi yang ini memang nyata, satu malam saya pernah bermimpi didatangi oleh sosok laki-laki yang saya yakini itu adalah Mas Mega, mimpi ini saya abadikan dalam sebuah puisi di diary saya...So sweet yaa...begitu rindunya saya kepada sosok kakak...


Ini puisi yang saya buat tahun 1988

ketika aku berdiri satu hari
terasa ada yang datang
mengetuk hati
mengelus rambut rapuhku
merengkuhku
dan menenggelamkan wajahku didadanya
dalam-dalam
jemarinya yang kuyup,
tak lagi terasa kaku
tapi aku tahu, ia telah membeku
setidaknya, buatku

pro: mega adityawatman
di 30 Mei, ditahun kedukaan kami

Tahun 1990 an di TVRI ada tayangan drama televisi " Jendela Rumah Kita" saya mencoba membentuk citra Mas Mega laksana sosok Jojo yang diperankan oleh Dede Jusuf...qiqiqi...nekat banget ya..., saya lantas mengidolakan Dede Jusuf...Parah banget dah...



pernah jadi idola saya...., sekarang wagub Jabar...


Nah, kemaren dalam kunjungan singkat saya ke Magelang, saya sempatkan untuk nyekar ke makam kakak saya tercinta, kakak yang tak pernah saya jumpai....Mega Adityawarman...Saya bawa anak-anak ke makam almarhum pakdhenya, saya ajak mereka berdoa untuk almarhum Pakdhe Mega...

Mas, semoga Allah menempatkanmu dalam ketenangan di sisiNya.
Aku tahu, engkau senantiasa ada
buat aku...



makamnya tak terawat...hkhkhk...hkhkhk...

Karin & Aizs, berdoa untuk almarhum Pakdhe Mega...



( Note: malamnya setelah paginya kami nyekar, saya bermimpi didatangi oleh sosok yang saya yakini Mas Mega...sayangnya wajahnya sungguh tak jelas sehingga saya tak bisa mengenalinya...tapi itu bukan wajah Dede Jusuf, tentunya....)

Posting ini didedikasikan untuk Mas Mega, kakak yang tak pernah aku jumpa...


Sabtu, 21 Maret 2009

Karin si pembayun


Dibulan ke 10 pernikahan kami, ketika suatu hari satu usaha pembuktian aku lakukan, dan aku dinyatakan positif mengandung buah cinta kami...." aku positif", kataku dengan perasaan yang sulit aku gambarkan..." Alhamdulillah ", kalimat syukur meluncur dari suami dan seluruh keluarga besar.
Menjalani masa-masa ajaib ini dengan rasa bahagia, membayangkan akan seperti apa wajah anak kami nantinya....laki-laki atau perempuankah ? sungguh hari penantian panjang dan mendebarkan. Proses kelahiran saya nikmati sebagai pengalaman pertama menghadirkan sesosok tubuh mungil bernyawa...sensasinya sungguh luar biasa, rasa bahagia dan syukur segera menghapus 18 jam perjuangan menahan rasa sakit akibat kontraksi dan kehabisan air ketuban. 21 Maret 1993 menjelang maghrib dia hadir dan diletakkan oleh bidan diatas dadaku. Merah, kecil, lemah,....indah..... Alhamdulillah, Subhanallah....3,3 kg berat bayi perempuan kami. Dan kami sepakat memberinya nama Karina Astary.

Karina Astary, kami menyebutnya Karin atau si Mbak, panggilan badungnya Karinul Cenal Cenul atau Karimbul. Proses tumbuh kembangnya menjadikan hidup keluarga kecil kami makin penuh warna. Karin tumbuh menjadi pribadi yang, Insya Allah, membuat kami sekeluarga bahagia. Masing-masing anak memang mempunyai kepribadiannya sendiri yang menuntut perlakuan yang berbeda, syukurlah, sejauh ini saya merasa tidak menemui kesulitan dalam hal mendidik dan membimbing Karina, pembarep saya.

Dalam banyak hal Karin sudah bisa diajak berbagi rasa. Kami biasa berbagi cerita seperti dua orang sahabat. Tangis dan tawa, sedih dan gembira, kami bagi bersama. Karin dan saya juga berbagi rahasia. Dalam hal mendidiknya, saya menerapkan cara yang cukup demokratis dan terbuka. Karin boleh tahu apa saja sepanjang dia memang boleh tahu suatu permasalahan. Ujung-ujungnya, Karin akan kami minta pertimbangan bila itu memang dirasa perlu untuk kami ketika harus memutuskan sesuatu demi kebaikan keluarga ini.
Kehadiran Karin dan adiknya sangat mewarnai hari-hari saya. Merekalah sumber cahaya kehidupan buat saya. Ketika semangat ini hampir padam terhantam berbagai masalah kehidupan, sinar mata kedua putri saya segera menyalakan kembali pelita saya yang hampir kolaps. Mak byarrr...! Oh, iya, masih ada dua buah cinta itu...




Kembali ke Karin sang pembayun, kata orang dia adalah copas saya. Garis wajahnya banyak menurun dari saya, Ibunya. Ketika masih bayi merah, orang sudah ribut berkomentar " persis kamu ya, Yik...". Ketika dia beranjak besar kata orang, " Karin itu Ayik banget..."
Dalam hal sifat, Karin banyak mengambil dari saya (baik yang baik2 maupun yang buruk2...waaaa....). Maka, ketika Karin melakukan sesuatu yang membuat saya tidak berkenan, ngomel-nomel kadang-kadang tapi saya akan segara mengurut dada dan intropeksi,...sapa dulu ibunya.... Tapi, namanya juga anak Bapaknya, Karin juga menurun sifat dan gen fisik Bapaknya, tentu saja-kan dia sponsornya-wakakak....Tapi, apa ya ? O ya, balungannya yang gedhe, adalah balungan Bapaknya (padahal Ibunya juga...qiqiqi). Halah...kok ya dicari-cari.




Begitulah, Karin kadang-kadang konyol (seperti saya), iseng juga (seperti saya), tidak tanggap (kayak saya), suka ngocol tapi garing (saya banget), tapi dia anak manis (iya, ini saya banget dahhh...tenan kiii...), gampang tersentuh...(sungguh, saya juga begitu), suka tantangan dan mencoba hal baru tapi kalau sudah mentok suka nglokro...( aku banget)...
Karin dan saya seperti ada chemistry (ya iyalahhh...secara Ibu dan anak), tanpa perlu diomongkan, apa yang saya rasakan ,dirasakan pula olehnya dan sebaliknya. Maka kami bisa tiba-tiba merasa sediiiih banget atau seneenggggg banget, barengan. Feeling kami benar-benar nyambung dan klop. Tidak heran, bukankah kami, Ibu dan anak yang pernah dihubungkan dengan seutas tali placenta....halaah....


Karin, pagi ini

Dan hari ini, Karin sudah 16 tahun. Kata pakdhe dan budhenya, sudah boleh pacaran...(emang sekarang belum boleh ? ). Kita bicarakan nanti saja ya, Karin. Satu tahun lagi sudah boleh membuat SIM. Seminggu belakangan ini, Karin sudah ngeyel minta dibuatin SIM tembakan seperti teman-temannya, tapi, proposal belum disetujui si Bapak. Harap bersabar, Karina.

Selamat ulang tahun, Karin, sahabat hati
Semoga Allah selalu memelukmu dalam cintaNya, seperti kami selalu mendekapmu diladang hati kami sepanjang waktu.
Jadilah perempuan seperti seharusnya perempuan, jadilah wanita selayaknya wanita. Jadilah kebanggaan untuk kita semua.
Jaga nama baik dan kehormatan diri dan keluarga besar kita.
Semoga panjang umur dan sehat selalu, berprestasi dan berhasil dikemudian hari.
Selamat ulang tahun, ananda, sahabat hatiku

Ibu cinta....

Selasa, 10 Februari 2009

I b u


Sejauh aku masih bisa mengingat, ada sepasang tangan lembut yang selalu mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang menjelang waktu tidurku, menepuk-nepuk bokongku, sambil menyendandungkan lagu nina bobo'.
Tangan itu pula yang menuntun jemari kecilku dihari pertama aku masuk Taman Kanak Kanak.Menungguku dibalik pintu kelas dan siap muncul sewaktu-waktu kala aku mencari sosoknya. Tangan itu pula yang lihai menyulap sehelai kain menjadi baju lebaranku yang cantik, yang membuat iri teman-temanku. Jemari tirusnya trampil membuatkan aku jamu (dan setengah memaksaku untuk meminumnya) ketika aku mendapat mens pertamaku. Dia mendampingiku ketika aku berjuang melawan maut menghadirkan kedua buah hatiku.Dan selalu siaga turut terjaga ketika Karin dan Aizs kecil memerlukan bantuannya.


Tangan itu pula yang hingga hari ini masih lincah menjahit dan menyulam,membuat pernak-pernik penghias rumah kami yang bersahaja. Tangan tua itu masih rajin menyabit rumput disekitaran dalemBadran, membersihkannya dari segala kotoran penggangu kenyamanan. Bahkan kedua kaki tua itu masih lincah menaiki sebatang tangga untuk menebang dahan pohon mangga didepan rumah...


Ibuku, seorang perempuan perkasa. Perempuan yang istimewa. Dibalik kesahajaan dan keluguannya menyimpan begitu banyak cinta. Meski kadang kami tak sejalan, tapi aku bisa merasakan, cinta Ibu tak habis-habisnya untuk aku, putrinya...

Ibuku,orang tua satu-satunya yang aku miliki sepeninggal Bapakku. Hingga hari ini tetap setia mendamping hidupku yang berliku. Selalu mengingatkan aku bila aku keliru. Menyemangati bila aku tak bernafsu mengarungi ujian hidupku.

Ibuku, hari ini 64 tahun usiamu.
Semoga Allah memberikan kesehatan lahir dan bathin kepadamu,senantiasa.

Semoga Allah masih memberikan aku kesempatan untuk menunjukkan dharma bhakti sebagai putri tunggalmu.

Ibu, sugeng tanggap warsa.


Sabtu, 24 Januari 2009

Cintaku untuk Mbak Yanthi



bersama Mbak Yanthi Sulitiono



Mbak Yanthi adalah sepupu saya, dia adalah putri dari Pakdhe Sunardi DM, kakaknya almarhum Bapak saya.

Sudah hampir 9 tahun ini tubuhnya didera penyakit kanker payudara stadium entah berapa...yang jelas, kedua payudara harus diangkat, secara medis dokter sudah angkat tangan. Mbak Yanthi akhirnya malah bersahabat dengan kankernya...

4 hari saya lalui bersamanya, melihat bagaimana dia mengatasi rasa sakit yang setiap kali datang mendera tubuhnya....Sebagai adik tentu saya sedih banget melihat Mbak Yanthi berjuang mengatasi rasa sakit itu...diam-diam saya suka buru-buru masuk ke kamar mandi dan menyusut air mata ketika melihatnya meringis menahan nyeri yang tiba-tiba datang diarea dadanya...Tapi Mbak Yanthi tak pernah kudengar mengeluh, menyesali ataupun merutuki nasibnya, sungguh dia sangat tegar, seperti Mbak Yanthi yang aku kenal selama ini...


Mbak Yanthi yang selama ini aku kenal adalah orang yang sangat-sangat dinamis, aktif, sportif dan selalu berpikiran positif kepada siapa saja....Lihat saja, siapa coba yang menduga kalau usianya sudah akan memasuki setengah abad, tahun ini. Dan jangan pernah membayangkan dia hanya tidur berbaring menahan sakitnya..., meskipun minim sekali, dia tetap berusaha melakukan apa saja sendiri...berjalan kekamar mandi bahkan ke ruang makan yang jaraknya tak sampai 10 meter, walau sesudah itu dia akan segera kembali keranjangnya dengan wajah lelah menahan sakit dan mual...Kalau sudah begitu dia akan bilang " Ini dia eng-ing-eng nya datang lagi..."

Dia tetap Mbak Yanthi yang dulu, tetep rame, tetep penuh canda, penuh tawa dan penuh cinta...semangatnya untuk tetap hidup dan sembuh adalah pengobat segala sakitnya. Diantara menahan rasa nyerinya dia masih sempat berdandan lengkap ( sendiri ) dengan maskaranya setiap kali habis dimandikan...

Mbak Yanthi yang saya kenal tak pernah berubah, canda dan cintanya tak pernah berkurang untuk kami orang-orang yang mencintainya. Aku melihat bagaimana Mbak yanthi dikelilingi oleh mereka yang sangat-sangat mencintainya...Sungguh, Mbak Yanthi sangat beruntung karena begitu banyak orang-orang yang mencintai dan mendoakan kesembuhannya.


Mbak Yanthi selalu berkata bahwa sakitnya ini adalah rahasia Tuhan, penebus segala dosanya untuk kelak kembali suci...


Mbak Yanthi, aku cinta...




Saya, bersama Mbak Yanthi dan Mbak Yanti Jockie


si kecil Tata, Mbak Lala, Mbak Yanthi , DeeBe DeeBaa dan saya yang maniss...


Senin, 10 November 2008

The best of pose tengkuraP




Memorabilia wajib bagi keluarga kami adalah aneka foto hasil jepretan pribadi. Foto-foto koleksi keluarga selalu menjadi hiburan tersendiri. Bagaimana kita bisa melihat tumbuh kembang anak-anak, dari mereka bayi sampai saat ini. Kadang-kadang topik pembicaraan bisa nggladrah ke segala arah kala kita membahas sebuah foto lama.
Seperti misalnya foto kala anak-anak masih bayi dan balita. Lucu dan menggemaskan pastinya, kamudian kita bandingkan dengan wajah mereka sekarang...suka nggak kebayang ya kalau wajah mereka sangat jauh berbeda dari penampakan masa bayinya.
Dan setelah diamati, banyak sekali foto2 Karin dan Aizs dalam posisi tengkurap nan telanjang badan...qiqiqi...nggak porno lho.. Foto diatas adalah pose tengkurap Karina, diusia 3 bulannya. Manis abis yahhh ?
Dan yang ini Karizsa alias Aizs diusia 2 bulan. Cute beibeh...,kata orang, kaluk nggak pakai bandana bisa disangka bayi cowok... Toss, Izs!


Nah, kaluk yang ini, foto dibuat bulan Desember 1966 usia bayi dalam foto kira-kira 2 bulan . Coba, tebak kira-kira pose tengkurap siapakah ini ?





Selasa, 04 November 2008

Ekspresi seni Karin


Entah menitis darimana bakat seni Karina,si pembarep ini sering membuat kejutan-kejutan. Seperti kemaren hari minggu, seharian ini anak ndhodhok (jongkok) dibawah jendela depan kamar saya.
Saya pikir cuma sedang dhedhe (berjemur)..ternyata Karin sedang asyik melukisi sekujur pinggiran genthong butut yang saya letakken dibawah jendela kamar saya...

Sepertinya, saya dan Bapaknya tidak punya bakat seni, jangankan nggambar atau melukis bahkan nyanyi, sisi (buang ingus) saja fals kok...kata Ernut, kalau (maap) buang angin barulah suaranya merdu mendayu...qiqiqi...

Tapi lucu juga hasil gambarannya kali ini, dan bukan cuma bibir genthong yang dia lukisi, juga beberapa bongkah batu yang ada...

Karin, kembangkan bakatmu, Nak...Ibu pasti mensupportmu...

Sabtu, 01 November 2008

Mainan baru Aizs



Saya cuma mau cerita tentang oleh-oleh Bapak kali ini. Dari tour ke jawa timur, Bapak membawa aneka oleh-oleh, satu diantaranya adalah alat musik angklung ini. Pagi-pagi ketika bangun dari tidurnya, si Aizs langsung senang melihat ada alat musik angklung di ruang tamu dalemBadran. Sepertinya Aizs memang menyukai mainan barunya, secara sudah prawan kemencur, sudah ABg, masih saja sueneng kalau ada mainan baru dirumah ini...tak henti-hentinya dimainkannya anela lagu sebisanya, not-not yang dihapalnya dimainkannya, dari lagu Ibu Kartini sampai Do-Re-Mi nya SoM...

Sampai akhirnya. saking asyiknya,...lhadalah....sudah jam 06.30 dan Aizs belum juga mandi...., dengan tungganglanggang Aizs pun segera mandi bebek dan bersiap kesekolah...dia tinggal punya waktu 30 menit saja dan harus sudah sampai disekolah...grubyakk....!

Teringat kembali jaman cilikan dulu, ketika ada mainan atau barang baru dirumah, pasti tiap hari pengin diliat-liat, dipegang-pegang dan dimainkan...sampai lupa waktu...

Rabu, 15 Oktober 2008

KGB (Keluarga Gendut Bahagia)






Keluarga besar dalemNglano anak beranak adalah keluarga yang besar dalam arti sebenarnya, dari dua (sepasang) biang yaitu Mbah Kung dan Mbah Uti, kemudian berputerakan 8 orang, 3 wanita dan 5 pria. Dari 8 pasang kini telah beranak pinak menghasilkan 19 orang cucu yang manis-manis.

Alkisah, oleh para tetangga kiri kanan kami diberi julukan KGB alias Keluarga Gendut Bahagia, karena rata-rata bentuk body kami adalah tinggi besar dan gendut...wekekek...apakah ini lambang keluarga yang makmur ? wallahualam...daah...
Yang jelas, memang ketiga putri Mbah Kung berbody moleg alias gendut, begitu pula 5 menantu wanitanya, ketularan gen gendutnya ...(baru tahu yak, gen kok menular, nggladrah nya...), jadi pantaslah julukan KGB mampir ke kita...
Tapi beberapa tahun terakhir ini, kami para putri dan menantu perempuan agaknya telah sepakat untuk meresolusi diri dalam hal kelebihan berat badan...dengan pertimbangan medis yaitu kesehatan, kitapun saling mengingatkan untuk menjaga berat badan pada ukuran ideal, untuk estetika dan menghindarkan diri dari serbuan aneka penyakit karena overweight. Dan hasilnya, alhamdulillah, 5 menantu perempuan sudah berhasil menurunkan timbangan badannya sedikit demi sedikit, tinggal para putri (Budhe Ning, Budhe Din dan bulik Janti) yang timbangan berat badannya stabil diposisi gemuk...wakakak...

Diluar semua itu, kekompakan diantara kami sungguh menjadikan hidup kami terasa lebih bermakna, saling mensupport dalam segala hal,saling berbagi disetiap kesempatan. Insya Allah, kekompakan kami adalah hal terindah yang akan kami jaga sampai kami tua nanti.



Begitu juga dengan para cucu yang Insya Allah akan tetap bertahan dijumlah 19 ini, karena tak ada lagi diantara kami yang berencana menambah momongan. Secara umur, usia kami anak dan menantu sudah menuju (dan akan ) diambang angka 40, sudah bukan lagi waktunya berencana menambah barisan cucu, tapi lebih pada rencana menyusun masa depan para cucu-cucu Mbah Slamet, agar kedepannya menjadi orang yang sukses dan lebih baik nangsibnya dibanding para ortunya...Nyuwun tambah donga pangestu, Mbah...

(nyuwun sewu para pamiarso, gambaripun sampun kasil kawula upload nembe kemawon....sugeng mriksani...)

Selasa, 07 Oktober 2008

Sugeng Tindak, Om Picni



Hari ketiga lebaran, jam 23.30. Tiba-tiba hp berdering, menandakan adanya panggilan. Ternyata kabar duka kami terima dari Salaman Magelang, Om Picni, adik ipar MbahUti yang notabene Paman si bapak telah kapundhut. Innalillahi wa innalilaihi roji'un.
Maka sabtu pagi itu, jam 04.00, kami keluarga besar dari Nglano segera berangkat untuk melepas kepergian Paman kami tercinta.
Jenazah dimakamkan pada pukul 10.00 pagi. Dilepas sendiri oleh putra ketiga almarhum, Mas To'at yang Lurah Salaman. Keluarga yang ditinggalkan begitu tabah dan istikhomah, walaupun kepergiaan itu begitu mendadak. Jenazah dipanggul tanpa keranda dan dimakamkan diarea kebun belakang kediaman almarhum. Jadi tidak diarea pekuburan desa seperti layaknya..., benar-benar disatu sudut kebun rambutan sesuai wasiat almarhum sebelum kapundhut. Dan, ini adalah satu-satunya kuburan yang ada dikebun itu, saat ini. Aku tidak tahu, apakah anggota keluarga lainnya juga akan dimakamkan disana kelak bila telah kapundhut...
Semoga, Om kami, Haji M Picni kapundhut kanthi khusnul khotimah...Amin

Batiks for Lebaran

Berhubung lagi trend nya batik, maka lebaran tahun ini kita semua se Indonesia, eh sekeluarga Nglano sepakat untuk memakai busana batik sebagai dresscode lebaran tahun ini.
Aneka busana motif batik hadir di dalemNglano. Menandakan kekompakan kami sekeluarga. Batik is the best, tidak mahal dan pantes dipakainya....
Bahkan keluarga bulik Janti membuat baju batik dari koleksi kado gendongan bayi adik Masvin dari kain batik pekalongan (mban-mban) yang colourfull itu. Bulik Janti...bravo ya...cuantik sekali...
Tapi foto diatas bukan fotonya bulik Janti sekeluarga, tapi foto dua bidadari kami yang tak kalah cantiknya mengenakan batik untuk berlebaran...I love U all, girls.

nYang setahun sekalee...




Setahun sekali, saat lebaran begini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh siapapun yang merayakan maupun tidak merayakannya. Bagaimana tidak, yang jelas para karyawan, para pegawai dan para pekerja akan mendapatkan liburan yang lumayan panjang untuk memberikan kesempatan kepada yang harus mudik merayakan lebarannya di kampung halaman. Juga adanya hari yang ditunggu selama setahun penuh, yaitu hari pembagian THR bagi perusahaan ataupun kantor yang membagikannya untuk para pekerjanya.Buat yang tidak ada kebijaksanaan untuk menerima THR dari kantor, toh terpaksa harus merayakan lebaran juga mau tak mau...Pokokna, ini hari yang istimewa dan berbeda, yang ditunggu-tunggu oleh semua orang...

Seperti halnya juga para keponakannku, yang merupakan 19 cucu dari MbahKung dan MbahUti, hari lebaran begini adalah hari yang ditunggu untuk mengumpulkan sekedar uang jajan, dikampung kami diistilahkan sebagai fitrah ( dari zakat fitrah). Fitrah kali ini diartikan sebagai angpao atau salam tempel dari para tetua, mbahKung, pakdhe-budhe, om dan bulik untuk semua yang berlevel cucunya Mbah Slamet HatmoPawiro.

Jadi, segera setelah acara sungkeman dan bersalaman usai, dilanjutkan dengan kembul bujana dengan lauk andalan Lontong Opor, sambel goreng ati, rica-rica menthok dan ayam kampung, bestik daging dan es blewah...dan acara yang paling dinantikan semua cucu adalah ya itu tadi, bagi-bagi amplop.



Dimulai dari MbahKung, dilanjutkan kepada Pakdhe Yan tumuli Pakdhe Hardono,Pakdhe Hari, Pakdhe Wid,Pakdhe Kopong, Pakdhe Yani, Bapak Karyadi dan diakhiri oleh Om Yanto.
Suasana pada saat amplop dibagikan pastinya heboh sekali, karena masing-masing punya caranya sendiri. Ada yang dibagikan dalam amplop dengan masing-masing nama cucu, ada yang dibagikan war-war an begitu saja diambil lembar-demi lembar dari tumpukan uang pecahan nan baru dan wangi yang telah disediakan. Ada yang membagi dengan jumlah yang sama pada setiap penerima, ada yang dibagikan sesuai umur nya (jadi kalo umurnya 20 tahun dapat 20ribu, yang umurnya 3 tahun dapatnya 3 ribu, sungguh tak adil...).
Apapun caranya dan berapapun uang dibagikan pastinya acara bagi-bagi uang jajan sudah ditradisikan menjadi gayeng-gayengan dikeluarga besar kami. Dari tahun ke tahun, uang fitrah yang dikumpulkan fluktuatif, kadang naik kadang turun, disesuaiken dengan rejeki para ortu yang berkewajiban membagi sekedar fitrah itu.
Jadi kalau MbahKung sudah ngendika..." Putu-putu, ayo ngumpul lenggah kene...", maka mak byukkk bisa dipastikan para cucu sudah siap stand by diatas tikar yang telah digelar siap menunggu namanya dipanggil...
Nampak wajah-wajah sumringah para cucu saat menerima angpaonya sambil bertukar rencana mengenai penggunaan BLTnya kali ini, ada yang langsung pengin beli Hp baru, ada yang berencana punya camdig...dengan catatan para ortu harus siap menombokinnya kalau angpao tidak memenuhi target. Wekekek...senangnya jadi cucu-cucu...puyengnya jadi ortu...
Seorang keponakan bahkan bilang..." Bu, aku gak usah dibeliin baju baru dah, tapi beliin aku dompet baru ya...uangku banyak, aku mau uang baru di dompet baru,Bu..."

Untuk kali ini, karena Aizs kecil pengin ganti model Hp, sedangken angpao yang didapat tidak memenuhi target (harga HP idaman) maka resikonya adalah Bapak harus siap menombokinya...

Bagaimana Pak...? (kedhip 4 x)

So, kapan terakhir menerima angpao dari para tetua ?

Idul Fitri tahun ini...




Idul Fitri tahun ini, terasa tak lengkap karena YangTi tidak bersama kami, beliau telah berangkat ke Jakarta, karena ingin merasakan berlebaran di metropolis dengan keponakan-keponakan yang kebetulan tidak mudik...Yah, sutralah...
Seperti yang sudah-sudah, acara diawali dengan melaksanakan Shalat Ied di ranah Alun-alun dekat rumah, dilanjutkan dengan mengunjungi makam YangnDan. Kami nyekar dan mengirimkan doa untuk YangnDan tercinta...


Kemudian dilanjutkan dengan sungkeman kepada Ayah dan Ibu oleh Karin dan Aizs. Standart ajah, tak ada yang istimewa. Yang bikin beda yah itu tadi...tak ada YangTi diantara kami. Semedhot ajah...
Kalau dikeluarga yang lain biasanya dilanjutkan dengan makan-makan hidangan khas lebaran berupa lontong opor dan kelengkapannya, dikeluarga kami mah beda, saya bahkan tidak masak apapun hari ini. Karena jadwalnya adalah kami segera mudik kerumah MbahUti, yang letaknya cuma 3 km dari dalemBadran cukup 5 menit dengan perjalanan darat, berkumpul disana bersama 8 keluarga yang telah beranak pinak, bersungkem dan makan-makan disana,seharian.
Jadi, seperti biasanya, H1 tidak ada masak-masak di dalemBadran...karena kita nebeng di dalemNglano saja, dengan pertimbangan efektip dan efisien, toh kita bakal seharian disana...