Rabu, 27 Januari 2010

menunggu itu menyenangkan...


Pelataran parkir LIA, adanya di halaman belakang


Ini ruang adminnya....

ctt: dua foto diatas diambil dari sini

Syahdan, 4 hari dalam seminggu saya mempunyai aktivitas penting ( halah) berupa ngojek, mengantar dan menunggui d'angels les bahasa Inggris di LBPP LIA, Jl.Bayangkara No.. 10 , Solo.

Sudah hampir tiga tahun ini kedua putri saya mengambil kursus Bahasa Inggris di LIA ini. Nah aktivitas saya selagi menunggui anak-anak les di LIA ini yang saya mau ceritakan kali ini...soalnya hampir setiap hari kan saya selalu cerita tentang 'profesi ' yang satu ini ...yaitu ibu ngojek... Jadi untk durasi 2,5 jam setiap harinya dalam prosesi menunggu, inilah kegiatan yang saya lakukan sekalian tempat-tempat dimana saya bisa menunggu anak-anak dengen PeWe....



Ini dia maskotnya LIA...kamsudnya venue paling favorit buat para penunggu siswa LIA... kami menyebutnya 'Sor Ringin' ....qiqiqi..Dibawah pohon beringin yang rindang ini, ada bangku keramik terakota yang nyamaan banget dipakai duduk menunggu...sambil melihat pemandangan parkiran dan ruang kelas disekitarnya, ibu-ibu bisa ngerumpi abis, bapak-bapak suka diskusi kecil-kecilan, yang anak-anak suka gelayutan diakarnya.... Sangking PeWenya kami sampai tak pernah kepikiran kalau-kalau jangan-jangan pohon beringin nan besar gagah dan singup ini ada penunggunya...huwaaaaa....tidaaakkkk.....



Kalau pas disitu penuh kemruyuk para penunggu, saya biasanya klaim kavling agak minggir di dua bangku ini...saya kup dua-duanya, satu bangku saya pakai buat naruh property saya ( buku/majalah/helm/jaket/bekal buat buka puasa), satu bangku saya duduki dengan nyaman untuk membaca atau fesbukan ( hihihi) atau terkantuk2 menunggu bel pulang berbunyi.



Kalau pas lagi beruntung, saya juga suka duduk disini, bangku cozy dibawah pohon pinus...angin semribit menambah hasrat mengantuk makin menggebu, dan hanya bisa dilawan dengan aktivitas fesbukan atau sms an dan teleponan dengan sohib saya...hahaha . Tapi venue yang ini selalu sudah diduduki terlebih dahulu oleh sekelompok Ibu-ibu yang sepertinya merasa sudah punya hak milik dengan kavling yang satu ini...hiks.... Sayapun ngalah daah...dan mencari tempat duduk yang lain...



Kalau hari hujan, maka tempat paling nyaman buat duduk adalah di teras belakang Teacher's Room ini...sekali lagi, sambil baca, fesbukan, sms atau telponan ( lagi-lagi )...halaaah... Teras belakang ruang admin & guru ini menghadap ke taman tengah... dimana kita bisa menemukan ayunan besi yang kayaknya enak juga diduduki sambil ajrut-ajrTutan ngantuk . Tempat ini adalah alternatif terakhir...saya hanya datang kesini bila hari itu turun hujan deras,karena disini tempatnya tidak kena tampias air hujan...




Bila datang waktunya shalat, di Musholla inilah saya melaksanakan ibadah Shalat Ashar dan Maghrib...kadang kalau keenakan selonjoran bisa ketiduran barengan Ibu2 komunitas penunggu di mushola...Hehehe....

Memang, menghabiskan waktu 2,5 jam kadang bingung juga mau ngapain biar nggak manyun-manyun amat. Karena saya tidak seperti para penunggu yang lain yang suka jalan bareng2 ke mall atau ke kafe mana gitu....( haiyyah), tidak greteh untuk sekedar basa-basi ngobrol dan akhirnya kebingungan ketika harus menolak aneka dagangan teman yang ditawarkan, dari peralatan rumah tangga, sprei, aneka baju, MLM, asuransi, sampai kartu kredit...ohhhh...tidak... Susah sekali mengatakan tidak. Maka saya dengan penuh kesadaran menghindari bentuk komunikasi model begini...

Kalau lagi kumat isengnya, saya suka gabung sama Bapak-bapak yang nunggu putra-putrinya...hehehe...topik obrolan para Bapak ternyata beda banget sama komunitas Ibu-ibunya...Bapak-bapak suka ngobrolin otomotif dan politik, sesekali ngrasani artis juga dhing, apalagi kalau saya bergabung dan menjadi satu-satunya perempuan pada komunitas Bapak-bapak... Jujur, saya lebih menikmati obrolan dengan para Bapak ini, yang nampaknya lebih realistis , rileks dan nyenengke...sesekali ketika guyonan Bapak-bapak ini ngguyoni saya, " Lha Mbak Ayik ini ya jadi perawan disarang penyamun no kalau gabung disini...padune ben ketok ayu dewe...", lalu saya jawab, " salah Pak, saya tidaki ayu...saya ini manis..." tetap dengan gaya usil nan narsis...qiqiqiq...

Begitulah, cara saya menikmati hari-hari menunggu d'angels di tempat mereka les...saya nikmati ini dengan ikhlas sepenuh hati saya, saya membentuk cara berpikir baru tentang kegiatan saya yang satu ini...bahwa ternyata...menunggu itu menyenangkan.... Sungguh...


Sabtu, 23 Januari 2010

puisi dua dekade untuk dheka

( 18 Juli 1988 )

untuk satu saat
yang menyimpan sarat kenangan
yang telah menabung rinduku
pada telaga dimatamu
...... Rata Tengahaku sudah coba
menjawab sapamu

dheka, cinta ini untukmu

Sumber : Puisi Untuk Sahabat Hati, Ayik, 1989



( 23 Januari 2010 )

dua dasawarsa lewat sudah,
betapa waktu telah membuktikan
cair beku cinta kita

tak yakin aku
ia pernah pergi
sebagaimana
tak yakin aku
ia pernah datang menghampiri
dua dasawarsa yang terlewat
cuma janji hati
yang membuhul padat
meyakiniku kala
aku harus menerima ini
sebagaimana
aku harus menerimamu

dua dasawarsa yang terlewat


beri aku waktu
sebagaimana aku melepasmu
bersama waktu

dua dasawarsa nampak berarti banyak
untuk aku
untuk kamu, dheka
untuk cinta itu
untuk hari-hari panjang
ketika aku mengamini

suratan takdir kita
yakinkan aku
akan kesungguhan itu
kita bukan lagi anak muda
sebagaimana

dua dasawarsa yang terlewat
kita kini dua hati
yang saling memandang

dalam diam


catatan :
Puisi dua dekade ini dibuat dalam dua kurun waktu yang berbeda...
Buat saya, inilah puisi cinta sebenarnya...

Terimakasih untuk kepercayaan yang diberikan, sejauh ini...

Untuk Dheka dan Astanya...semoga Allah mengikat kalian dalam cinta sejati
Sebagaimana dua dasawarsa telah mengembalikan utuh cinta indah itu
Puisi ini adalah keajaiban, ketika saya membuatnya 20 tahun yang lalu, tak pernah terpikirkan untuk melanjutkannya sebagai kesinambungan sehingga menjadi puisi baru saat ini...
Dimensi waktu adalah rahasia Illahi..
Subhanallah


pict by: AJP


Three in One


Hubungan antara ibu dan anak gadisnya selalu mempunyai keunikan. Seperti halnya aku dengan Karin & Aizs, hubungan kami memang unik, kadang seperti sahabat-teman, kadang seperti musuh saja. Terlepas dari formalitas aku sebagai ibu-mommy-emak-simbok, dan mereka sebagai anak..dinamikanya sanggup mewarnai hari-hari ku...
Ketika aku adalah Ibu, maka apa yang aku mau, aku perintahkan haruslah dikerjakan, kadang tanpa alasan....puritan banget ya? Sebagai anak yang notabene adalah manusia, kadang mereka juga menolak, seringkali tanpa alasan, dan itu membuat aku ibunya menjadi marah-marah dan naluri keperempuananku pun muncul, dengan mengomel2 dan kadang2 mengancam. Dengan otoritas sebagai seorang ibu, kemudian aku melihat kedua gadisku menurut tak berdaya...ha...ha..ha. Tapi, puaskah aku ? tidak juga, jauh dilubuk hatiku aku menyisakan tempat buat argumentasi mereka, menjadi masukan buat aku untuk lebih mendekatkan hati kami selanjutnya.
Ketika aku adalah sahabat, maka kami menjadi tak lagi berjarak. Segala sesuatu begitu indah mengalir, kami tertawa bersama, menangis bersama. Mereka akan berlari memelukku, menangis dipundakku kala ada masalah. Begitupun aku,ketika aku butuh penghiburan, maka dua putriku adalah hiburan itu.
Ada kalanya aku bertindak sebagai ibu sebenarnya, namun lebih sering aku menempatkan diri sebagai sahabat dan teman mereka. Aku berbaur dengan teman-temanya, bermain bersama mereka, cekikikan yang kadang gak jelas....Indah sekali relationship kami.

Jadi Nak, apa lagi yang kau ragukan dari betapa besar dan dalamnya cinta Ibu kepadamu... Maka mengertilah kala Ibu harus memarahi untuk perilakumu yang menurut Ibu tak pada tempatnya...semua Ibu lakukan karena Ibu cinta...

Pun, sore ini, Aku tak habis haru ketika mendapati kalian dalam pelukan dan berucap..." Ibu, terima kasih sudah mengantarku kemanapun aku mau, tak peduli panas dan hujan, tak peduli hari sudah gelap... Terima kasih, sudah selalu ada untuk kami..."

Aku, Karin dan Aizs adalah keindahan sahabat hati...

Rabu, 20 Januari 2010

dengan kata

kupejamkan mata,menatap bayang hati
menunggu pesanmu menghangati tubir hatiku
sesekali kau selipkan rindu itu
acap kali menggodai, membawa rindu tak bertepi
ketika kau lantunkan lagu itu,
hangat mengalirkan sensasi irama degup jantungku

wahai, sang pemilik rindu...
kau ajari aku berhenti pada saat yang tepat
tepat diujung batas apa yang Dia gariskan untuk kita
menetap hati pada sebuah janji
tak perlu kita berjumpa rupa
aku tak ingin menatap wujudmu
aku tak hendak sentuh ujung jemarimu
kita biarkan saja semua mengalir begitu rupa
kita kendalikan ia dengan cinta kita yang bersahaja
yang akan menghangati cinta besar yang ada

wahai ,sang pemilik hari
betapa cinta kecil kita memperindah apa yang telah ada
berjanjilah untuk senantiasa ada
walau hanya hati dan cinta kecil yang sederhana
walau bukan wujud yang merupa
karena
sudah terlalu banyak yang kita pinta
biarkan rindu kita menyatu dalam maya
biarkan cinta kecil kita menghidupinya
dengan kata,
hanya kata


pict : by AJP

Selasa, 19 Januari 2010

...tak bertepi...


berdiri sendiri disini,
gamang tak berteman
merasa diri ini kotor,
dosa tak berkesudahan

Gusti,
aku hilang arah,
tak tahu akan kemana kaki melangkah
pantaskah aku menghuni surgaMu ?
betapa aku takut
akan api neraka itu...

Gusti,
Kau lumat aku dengan cintaMu
malu
sesal
takut
tak bertepi

bukakan pintu itu untukku
bersimpuh aku dikakiMu
mohon ampun
mohon ampun


pict by : AJP

Senin, 18 Januari 2010

purna tugas sudah...


10 tahun yang lalu foto Karin berlatar belakang pohon mangga itu...

Ini kisah tentang sebatang pohon mangga harum manis di latar depan dalemBadran. Pohon ini ditanam oleh Bapak kira-kira sudah 19 tahun yang lalu, ditanam sekitar tahun 1991...anggap saja umur pohon mangga harum manis ini adalah 19 tahun .
Saya sendiri sudah lupa dari mana bibit pohon ini berasal. Yang saya ingat Bapak menanam pohon ini di lokasi sebelah timur taman depan tepat di depan teras dalem Badran. Bibit pohon dari hasil persilangan cangkok... Dasarnya tanah di dalemBadran memang lumayan subur dan gembur, maka tak butuh waktu untuk pohon mangga ini cepat tumbuh membesar. Sebenarnya bibit pohon mangga harum manis kami tidak sendirian, ada 2 batang bibit serupa yang juga ditanam secara bersamaan di halaman belakang DalemBadran.

Dari tahun ketahun, musim kemusim pohon ini memang tak pernah mengecewakan kami. Dia rajin mempersembahkan buahnya untuk kami sekeluarga... Buahnya cukup manis, bahkan manis legit dan gurih menurut kami... Daging buahnya kala mengkalpun lumayan manis untuk dibikin rujak atau lotis...mmmmm....nyam-nyam dah...
Sejak tahun ketiga ditanam, produksi buahnya makin bertambah dan bertambah kuantitas dan kualitasnya... Tinggi pohonnya pun makin bertambah ( ya iyaaaalaah....secara bertumbuh gitu lho...). Terakhir tingginya kira-kira 10 s/d 12 meter dari permukaan tanah... Lumayan tinggi, dan kokoh batangnya sehingga anak-anak minta dibuatkan rumah pohon diatasnya, sayang tak pernah terealisasikan obsesi yang satu ini, karena YangTi tak pernah mengijinkan, Beliau takut anak-anak gadis saya main panjat-panjat rumah pohon yang diperkirakan ( bila jadi dibuat) ada pada ketinggian 4/5 meter dari atas permukaan tanah. Akhirnya anak-anak harus cukup puas hanya dengan dipasangken sebentuk ayunan kayu didahan pohon mangga tersebut. Batang pohon yang kuat sanggup menahan sebuah ayunan kayu besar yang hampir tiap hari digunakan oleh d'angels dan teman-temannya bermain... Batangnya yang horizontal juga menjadi tempat gantungan pot-pot yangTi untuk mempercantik halaman rumah dalemBadran...

Begitulah, dari musim ke musim, bila pohon mangga ini berbuah maka bisa dipastikan hampir semua tetangga se gang dalemBadran akan kecipratan hasilnya... YangTi selalu ikhlas membagikan hasil panenan mangganya.
Oh ya, dalam waktu yang hampir bersamaan disamping barat pohon mangga ini ditanam pula sebatang bibit pohon rambutan binjai.. Mereka (kamsud saya pohon rambutan dan mangga ) itu seperti berlomba-lomba mempersembahkan hasil produksi terbaiknya disetiap musim...seperti halnya pohon mangga, pohon rambutan kami juga rajin berbuah...
3 tahun terakhir ini, grafik produktivitas pohon mangga kami memang mulai menurun....buahnya tak lagi sebanyak dulu, tentu ini dikarenakan faktor U ( umur) juga.... Sementara dahannya makin njenggureng gagah prakosa, makin menggemuk dan membesar...sehingga kerap mengkhawatirkan hati kami kalau-kalau roboh tertiup angin besar yang lewat disekitaran dalemBadran dan dikhawatirkan mengambruki ( horok...) fisik rumah kami...
Akhirnya, dengan pertimbangan yang amat matang, YangTi sang sohibul bait memutuskan untuk mempensiunkan saja pohon mangga harum manis kami dan memutuskan dengan seksama untuk menggantinya dengan bibit pohon mangga purbalingga atau mangga madu saja...
Maka, sejak 3 hari yang lalu YangTi memanggil Mbah Welas dan Pak Paiman tukang langganan kami untuk menebang dan menghabisi riwayat pengabdian pohon mangga kesayangan kami sekeluarga yang telah mendedikasikan segenap hasilnya untuk keluarga kami, menyusul 2 pohon sejenis dihalaman belakang yang sudah lebih dulu ( 2 tahun yang lalu) mendahului dipensiun dinikan....
Begitulah nasib sang pohon mangga harum manis di dalemBadran yang terpaksa dihabisi karena alasan tak lagi bisa diharapkan produktivitasnya dan membahayakan keselamatan bangunan rumah dalemBadran...
Maka, hari ini kami tak lagi bisa merasakan kesejukan karena naungan pokok batang dan daunnya yang rimbun, tak ada lagi tempat anak-anak saya bergelayut kalau lagi pada kumat isengnya...tak ada lagi gantungan aneka pot dibatangnya yang kokoh... DalemBadran jadi nampak lebih terang ( baca: panas) setelah pohon mangga ini dibabat habis oleh Mbah Welas...hiks... Dan kini pokok batang pohon kecintaan kami telah beralih berpindah kedapur rumah Mbah welas untuk menjalankan fungsinya yang terakhir sebagai kayu bakar...huwaaaaa...sedihnya...


Pak Paiman menemani Mbah Welas menebang pohon ini



Tinggal tonggak yang tertinggal, menunggu saat-saat eksekusi akarnya


Kini, tak ada lagi yang menaungi dan menyejukkan teras dalemBadran...


Saat-saat terakhir purna tugas, berganti wujud sebagai kayu bakar...hiks...

Bekas lobang akarnya sudah diurug kembali siap ditanami pohon yang baru...


Inilah bedanya manusia dengan sebatang pohon mangga...bila kita terutama para manusia yang notabene bekerja disuatu lembaga purna tugas, mereka akan mendapatkan haknya sebagai pensiunan dan menerima santunan sepanjang sisa umurnya...sedangkan pohon mangga kami, dalam akhir tugasnya didunia harus rela menjalani dharmanya yang terakhir menjadi kayu bakar...mmmmhhh tak apalah, apapun itu, dirimu tetap berguna bagi kami manusia...

Selamat jalan pohon kecintaan kami...terima kasih sudah membuat kami bangga selama ini akan buah hasil produksimu...Terima kasih sudah selalu menaungi teras dalemBadran dengan kerimbunan daunmu dan kesejukan yang kau hadirkan... Terima kasih sudah menyediakan batangmu yang kuat untuk tempat d'angels main tarzan2an...

Terima kasih...selamat jalan...



Rabu, 13 Januari 2010

ketika tak berwarna



sejak hutan perlahan habis dibabat
anak-anakku lantas bertanya
ketika hendak mewarna gambar
....bunda, apa warna dedaunan ?....

sejak kota menjadi impian
ketika gemerlapnya menjadi incaran kunang-kunang hutan
gunung dan lembah menjadi begitu asing
dan anak-anak masih bertanya,
ketika guru menyuruh mereka mewarna...
.....bunda, apa warna gunung ? ....

karena kota begitu jauh dari samudera
anak-anakku lupa warna lautan
anak-anakku lupa warna ombak yang berdebur
yang tangannya sanggup mencengkeram apapun yang ada dipantai putihnya...
ketika ombak sanggup menenggelamkan orang dan kota-kota
mereka hanya menggambar sebuah garis rata....
kadang tak berwarna
kembali terlontar tanya
...bunda, apa warna ombak ? apa warna lautan ?...

ah Nak,
betapa hidup ini menjadi tak lagi berwarna
ketika kita tak banyak belajar...mewarna, menggambar
maka,
warnai hidup kita dengan cinta ini saja
kecil, bersahaja, penuh warna...

pict by : AJP

Selasa, 12 Januari 2010

Mbah LaraS...


Mbah Laras adalah nama seorang perempuan tua yang sudah berpuluh tahun setia pada pekerjaannya yaitu menjadi peminta-minta.. Perempuan sepuh ini seingat saya sudah menjalani pekerjaannya sejak saya masih dibangku kelas II SD 17 Slompretan, sekitar tahun 1974. Pangkalan terakhir tempat dia biasa menggelar lapaknya...halaaah....maksud saya TKP tetapnya pada hari-hari biasa adalah dipojok Toko emas Ibu Kota yang letaknya di sudut Pasar Klewer dan setiap hari Jum'at Mbah Laras mangkalnya di Masjid Agung Surakarta, 50 meter jaraknya dari Pasar Klewer.

Buat saya keberadaan Mbah Laras ini sungguh telah membetot-betot memori saya kala saya masih duduk dibangku SD di pinggir alun2 Lor ini.Irama suara Mbah Laras selalu membuatk saya tertarik menyimak kata-katanya yang seperti mantra, begini rapalnya : " nDoro kakuuungggg/nDoro putriiiii......, nyuwun tumbasan gethuk lan kangge tamba saliit......bla...bla...bla....." dan diakhiri dengan kata ".....tiyang mboten semerep...margi"...Ya iyalah mboten semerep margi, karena simbah ini kan buta.... Nada nya konsisten sekali, apa yang kudengar dari jaman baheula itu tetaplah dilantunkan dengan kalimat yang persis plek sama dan nada yang tak berbeda. Hebat ya...? kenapa juga nggak direkam aja biar kayak yang jual obat panu-kadas-kurap cap MoonLight di pojok alun2 itu .... . O ya, setiap kali ada yang memberikan sedekah, maka akan meluncurlah rentetan kata doa dalam bahasa jawa halus yang menurut saya sangat 'kena' dihati.Dan selalu saya sahut dalam-dalam dengan amin..amin ya robbal alamin.

Saya jadi ingat keisengan saya dan teman-teman , duluu....kalau harus nunggu waktu jumatan di masjid agung, saya dan teman2 suka berjejer2 disamping simbah ini dan kami ber koor menirukan kata demi kata yang diucapkan simbah pengemis buta ini.Kompak lagi, rame banget, terutama pada kalimat ".....tiyang mboten semerep...margi" yang diucapkan dengan nada makin meninggi...kadang ada yang iseng, kata2 nya dimodifikasi sendiri menjadi ".....tiyang mboten semerep...SETAAAAN", walah...nakal benar ya kami ini. Pertama2 nya simbah ya bereaksi sebel dan mengomel-ngomel, bahkan beberapa kali kami sukses terkena lemparan sandalnya tapi kami bandel aja, tetep kalau jumat agenda kami adalah koor mengemis....
Kalau ingat itu, duuuhhhh....nakal banget ya kami ini dulu.

Namun sekarang, saya tak bisa lagi menemui Mbah Laras seperti yang selalu saya lakukan bila menjejakkan kaki di area Pasar Klewer...biasanya saya selalu bergegas menuju sumber suara khas Mbah Laras sekedar menikmati lengkingan suara serak-serak basah itu dan berbagi sedikit rejeki...
Mbah Laras sudah tiada, dia sudah berpulang keharibaanNya diusianya yang kira-kira mencapai 90 tahunan.... Tak ada lagi lengkingan suara itu, tak ada lagi bentakan untuk kami seperti dulu...
Selamat jalan Mbah Laras...


Sabtu, 09 Januari 2010

cinta pada satu ketika


.......
dan ketika senja bergulir
saat kau mampatkan cinta itu dalam satu waktu
enggan bergerak
bergeming mencari damai
memilih tetap setia bersama hadirmu dalam maya

adakah yang lebih indah
dari kesabaran itu
coba bisikkan padaku
adakah yang lebih indah
dari sabar hati menanti
cinta kecil ini mencair
menunggu ia mengalir begitu rupa
menghangati hatimu
mencairkan kristal-kristal beku penantianmu
mendentingkan nada-nada ritmis degup dalam jantungmu
yang enggan berbohong
untuk mengatakan
engkau tak cinta padaku
sedikitpun

kepada :
sekeping hati, dalam maya dan nyata

pict by :
AJP

Kamis, 07 Januari 2010

ceritanya saya lagi malas...


Tak perlu dicari-cari alasannya mengapa....tak perlu mencari-cari kambing hitamnya siapa, wong kambing hitam tetangga sebelah sudah sukses jadi kambing guling di malam tahun baru kemaren... Tak perlu menyalahken atau dipersalahkan kenapa blog ini jadi nglantrak tak nambah-nambah postingan....
Jangan pernah menyalahkan situs fesbuk.... ( karena beberapa teman blogger sudah terindikasi begitu...katanya Ayik miskin posting karena asyik terhanyut fesbukan ), tak perlu menyalahkan aktivitas ngojek...lha wong ngojek nggak ngojek sebenarnya masih banyak waktu buat nge blog...
Lalu, mengapa akhir-akhir ini saya jadi vacum lama nggak posting di sekar lawu...halaah...malah memancing2 jawaban menyalahkan ini...
Haiyaaah, yang penting kan biar rendhet, tapi masih ada lah satu dua posting mesti jedanya agak lamaan...maklum, makin tuwir ini otak ( dan hati ) kok makin minim ide... Eh, nggak dhing, sebenarnya ada sih ide...begitu banyak numpuk di kepala, tapi begitu sudah ngejogrog didepan perangkat netbook kok mendadak sontak jadi hilang semua kata tak terangkaikan...wakakak...

Kata teman saya begini, ' biasanya kalau orang jatuh cinta tuh Yik, semua akan jadi mengalir lancar, ya ide...ya kreatifitas...ya napsu untuk nulis... Itu yang terjadi padaku, Yik...jadi aku selalu memerlukan untuk jatuh cinta lagi...lagi dan lagi...'. Catatan : teman saya yang barusan omongannya saya kutip adalah seorang lajang ( yang agak lapuk, maap), penulis yang produktip, sekaligus teman ngocol saya di fesbuk...dia aktivis fesbuk...qdia juga aktif jatuh cintaaaa...meskipun nggak pernah jadian, nggak pernah kesampaian.....qiqiqi... ( deskripsi yang terakhir tentu saja nggak nyambung...)
Begitulah, kalau mengikuti saran teman saya tersebut berarti saya perlu jatuh cinta dulu untuk produktif menulis ( baca : posting) di Sekar Lawu ini.....halaah.....baiklah, karena persyaratan tidak memungkinkan untuk itu, maka usul ini saya anulir saja...

Lalu, motivasi apalagi yang saya perlukan supaya saya kembali mood nulis di Sekar Lawu ini ? Mmmmh...yaaa....mungkin saya cuma butuh mood yang baik, suasana hati yang nyaman dan kondisi psikologi yang prima buat menghasilkan postingan ala saya buat Sekar Lawu tercinta ini... Jadi kesimpulannya, apakah selama ini saya sedang dalam kondisi psikologis yang kurang baik...? Nggak juga tuh, sejauh ini saya menikmati hidup saya yang saya biarkan mengalir mengikuti arus nasib dan takdir..saya menikmati, saya menerimanya dengan ikhlas ... ( apaan sih..... ? )
Wis, pokoknya, Sekar Lawu masih saya jadikan prioritas untuk saya mengedepankan isi hati dan kepala saya di ajang blog ini...tidak ada yang berubah dari saya sejauh ini, tidak ada...atau lebih tepatnya ...belum ada...
Sesungguhnya, saya cuma butuh motivasi untuk (belajar) nulis lagi... Butuh sesuatu untuk mewujudkan ide itu disini...cuma itu...hanya itu...
Ssst...saya bahkan sempat berpikir untuk resign saja dari blogger atau cuti untuk waktu yang tak terbatas...tapi belum-belum sudah ada teman blogger yang mengancam Sekar lawu akan diboikot dari blogrolnya kalau saya bener2 berhenti posting...waaaak...tidak....sesungguhnya, dari lubuk hati yang terdalam saya masih pengin dan niat eksis kok di dunia blogger ini...jangan....jangan hapus Sekar Lawu dari link Anda...please...!
Ok, beri saya alasan kenapa saya perlu tidak malas lagi nge blog, beri saya alasan mengapa saya perlu rajin posting lagi...., beri saya alasan mengapa teman-teman merindukan postingan saya...( hoeeekkkk....! itu pasti jawaban Ernut untuk kalimat saya yang terakhir...)

Jadi menurut teman-teman, saya musti bagaimana nih ?