Senin, 18 Januari 2010

purna tugas sudah...


10 tahun yang lalu foto Karin berlatar belakang pohon mangga itu...

Ini kisah tentang sebatang pohon mangga harum manis di latar depan dalemBadran. Pohon ini ditanam oleh Bapak kira-kira sudah 19 tahun yang lalu, ditanam sekitar tahun 1991...anggap saja umur pohon mangga harum manis ini adalah 19 tahun .
Saya sendiri sudah lupa dari mana bibit pohon ini berasal. Yang saya ingat Bapak menanam pohon ini di lokasi sebelah timur taman depan tepat di depan teras dalem Badran. Bibit pohon dari hasil persilangan cangkok... Dasarnya tanah di dalemBadran memang lumayan subur dan gembur, maka tak butuh waktu untuk pohon mangga ini cepat tumbuh membesar. Sebenarnya bibit pohon mangga harum manis kami tidak sendirian, ada 2 batang bibit serupa yang juga ditanam secara bersamaan di halaman belakang DalemBadran.

Dari tahun ketahun, musim kemusim pohon ini memang tak pernah mengecewakan kami. Dia rajin mempersembahkan buahnya untuk kami sekeluarga... Buahnya cukup manis, bahkan manis legit dan gurih menurut kami... Daging buahnya kala mengkalpun lumayan manis untuk dibikin rujak atau lotis...mmmmm....nyam-nyam dah...
Sejak tahun ketiga ditanam, produksi buahnya makin bertambah dan bertambah kuantitas dan kualitasnya... Tinggi pohonnya pun makin bertambah ( ya iyaaaalaah....secara bertumbuh gitu lho...). Terakhir tingginya kira-kira 10 s/d 12 meter dari permukaan tanah... Lumayan tinggi, dan kokoh batangnya sehingga anak-anak minta dibuatkan rumah pohon diatasnya, sayang tak pernah terealisasikan obsesi yang satu ini, karena YangTi tak pernah mengijinkan, Beliau takut anak-anak gadis saya main panjat-panjat rumah pohon yang diperkirakan ( bila jadi dibuat) ada pada ketinggian 4/5 meter dari atas permukaan tanah. Akhirnya anak-anak harus cukup puas hanya dengan dipasangken sebentuk ayunan kayu didahan pohon mangga tersebut. Batang pohon yang kuat sanggup menahan sebuah ayunan kayu besar yang hampir tiap hari digunakan oleh d'angels dan teman-temannya bermain... Batangnya yang horizontal juga menjadi tempat gantungan pot-pot yangTi untuk mempercantik halaman rumah dalemBadran...

Begitulah, dari musim ke musim, bila pohon mangga ini berbuah maka bisa dipastikan hampir semua tetangga se gang dalemBadran akan kecipratan hasilnya... YangTi selalu ikhlas membagikan hasil panenan mangganya.
Oh ya, dalam waktu yang hampir bersamaan disamping barat pohon mangga ini ditanam pula sebatang bibit pohon rambutan binjai.. Mereka (kamsud saya pohon rambutan dan mangga ) itu seperti berlomba-lomba mempersembahkan hasil produksi terbaiknya disetiap musim...seperti halnya pohon mangga, pohon rambutan kami juga rajin berbuah...
3 tahun terakhir ini, grafik produktivitas pohon mangga kami memang mulai menurun....buahnya tak lagi sebanyak dulu, tentu ini dikarenakan faktor U ( umur) juga.... Sementara dahannya makin njenggureng gagah prakosa, makin menggemuk dan membesar...sehingga kerap mengkhawatirkan hati kami kalau-kalau roboh tertiup angin besar yang lewat disekitaran dalemBadran dan dikhawatirkan mengambruki ( horok...) fisik rumah kami...
Akhirnya, dengan pertimbangan yang amat matang, YangTi sang sohibul bait memutuskan untuk mempensiunkan saja pohon mangga harum manis kami dan memutuskan dengan seksama untuk menggantinya dengan bibit pohon mangga purbalingga atau mangga madu saja...
Maka, sejak 3 hari yang lalu YangTi memanggil Mbah Welas dan Pak Paiman tukang langganan kami untuk menebang dan menghabisi riwayat pengabdian pohon mangga kesayangan kami sekeluarga yang telah mendedikasikan segenap hasilnya untuk keluarga kami, menyusul 2 pohon sejenis dihalaman belakang yang sudah lebih dulu ( 2 tahun yang lalu) mendahului dipensiun dinikan....
Begitulah nasib sang pohon mangga harum manis di dalemBadran yang terpaksa dihabisi karena alasan tak lagi bisa diharapkan produktivitasnya dan membahayakan keselamatan bangunan rumah dalemBadran...
Maka, hari ini kami tak lagi bisa merasakan kesejukan karena naungan pokok batang dan daunnya yang rimbun, tak ada lagi tempat anak-anak saya bergelayut kalau lagi pada kumat isengnya...tak ada lagi gantungan aneka pot dibatangnya yang kokoh... DalemBadran jadi nampak lebih terang ( baca: panas) setelah pohon mangga ini dibabat habis oleh Mbah Welas...hiks... Dan kini pokok batang pohon kecintaan kami telah beralih berpindah kedapur rumah Mbah welas untuk menjalankan fungsinya yang terakhir sebagai kayu bakar...huwaaaaa...sedihnya...


Pak Paiman menemani Mbah Welas menebang pohon ini



Tinggal tonggak yang tertinggal, menunggu saat-saat eksekusi akarnya


Kini, tak ada lagi yang menaungi dan menyejukkan teras dalemBadran...


Saat-saat terakhir purna tugas, berganti wujud sebagai kayu bakar...hiks...

Bekas lobang akarnya sudah diurug kembali siap ditanami pohon yang baru...


Inilah bedanya manusia dengan sebatang pohon mangga...bila kita terutama para manusia yang notabene bekerja disuatu lembaga purna tugas, mereka akan mendapatkan haknya sebagai pensiunan dan menerima santunan sepanjang sisa umurnya...sedangkan pohon mangga kami, dalam akhir tugasnya didunia harus rela menjalani dharmanya yang terakhir menjadi kayu bakar...mmmmhhh tak apalah, apapun itu, dirimu tetap berguna bagi kami manusia...

Selamat jalan pohon kecintaan kami...terima kasih sudah membuat kami bangga selama ini akan buah hasil produksimu...Terima kasih sudah selalu menaungi teras dalemBadran dengan kerimbunan daunmu dan kesejukan yang kau hadirkan... Terima kasih sudah menyediakan batangmu yang kuat untuk tempat d'angels main tarzan2an...

Terima kasih...selamat jalan...



Tidak ada komentar: