ketawa saja kok repot...

Sudah lama hati saya tidak ketawa....jangan sinis dulu... Tertawa menurut saya harus sinkron antara mulut a.k.a bibir dengan hati, karena dari sanalah terbit hasrat tertawa sebagai respon dari perintah otak untuk menggelar suatu aktivitas yang disebut tertawa...halaah...seriusnya saya ini.

Bukan apa-apa kalau saya bilang sudah lama saya tidak ketawa dari hati. Saya tidak tahu mengapa bisa ini terjadi...sejak saya menyadari bahwa ternyata tawa saya yang seringkali terbit hanya karena perintah saraf otak, bukan hati yang tertawa...

Melihat tayangan Opera van Java, saya bisa ketawa ngakak kala melihat aksi Azis Gagap - Sule - Nunung yang selalu jadi bulan-bulanan. Saya bisa ngakak melihat tayangan Sinden Gosip. Saya juga bisa ketawa guling-gulingan melihat Mr. Bean yang konyol... Saya bisa ngakak kala membaca komen teman-teman di wall saya di fesbuk. Bahkan kadang hal-hal remeh temeh yang tidak cukup bisa membuat orang (normal) tertawa saja sudah cukup bisa membuat saya tertawa terpingkal-pingkal...Saya bersyukur masih bisa tertawa, selalu tertawa, dan masih bisa terus tertawa...
Tapi yang saya rasakan tawa saya makin hari makin tak jelas asal dan juntrungannya.. Saya mati angin...mati tawa...mati makna..

Sedang saya cari penyebabnya, bab-bab pendahuluan dan prolognya...belum ketemu juga...Saya cuma sedang menganalisa, jangan-jangan simpul-simpul syaraf saya memang sudah punya daya refleks paten yang begitu saja menerbitkan refleksi gerak mulut membentuk formasi yang disebut tertawa bisa ngakak sampai kelihatan anak tekaknya, bisa juga sedikit jaim dengan tawa dikulum biar dianggap santun, ...lalu mengeluarkan suara bernada tinggi - rendah -tinggi lagi sesuai kebutuhan, bisa dengan pengejawantahan dalam bahasa tulis macam : hahahaha, hehehehe, hihihihi atau ketawa gaya fesbuker macam xixixixixi....qiqiqiqiqi...wkwkwkwk...
Begitulah suasana dalam hati saya yang penuh keprihatinan yang sampai sekarang belum bisa menemukan jawaban dari esensi ketawa dari hati...

By the way, tulisan ini saya buat tidak dengan serius, kendati saya kepengin banget bisa nulis serius tanpa cekikikan sendiri...saya tertantang oleh seorang sahabat yang selalu membuat saya terpacu untuk menulis lebih ilmiah , lebih serius , lebih analisis ( bahasamu Sob), lebih punya arti yang dalam... Ya iyalaah wong sohib saya ini adalah seorang praktisi akademisi, penulis buku ilmiah dan serius yang hampir 99% umurnya dilalui dengan hal-hal yang super duper serius.... Dia cuma tertawa untuk kebutuhan sosial., dan sedang saya paksa untuk meliarkan tawanya nanti tepat dihari pengukuhnnya sebagai Guru Besar...(penjelasan rinci bisa lewat japri saja )

Saya yakin teman yang minta saya panggil 'sob' itu hanya belum mengenal saya lebih dekat..nyatanya dia tidak pernah bisa menerima saya sebagai pribadi yang sering dibilang aneh oleh teman-teman saya, lucu enggak, serius enggak...kalau nggladrah sih iya...dan itu sudah diakui oleh banyak orang....
Lho, lha kok nggladrah ta saya....

Jadi point nya, sampai saat ini saya kalau ketawa memang hanya dimulut, maksud saya dibibir...dimulai dari proses menganalisa suatu penyebab tertawa ( penting ini, kata sohib saya yang ilmuwan itu ) , lalu sesuatu dalam otak saya mengirimkan sinyal kepada syaraf yang menghubungkannya dengan bibir lalu terbitlah tertawa saya dengan kwalitas sesuai kebutuhan... Lha hati saya ketawa apa enggak ? Tauk ahhhhh...gelap...

------$$$$$------

Tulisan ini saya buat untuk suatu tujuan, terus terang, ada kepentingan khusus memang....segera setelah terbit tulisan ini, kocek saya akan bertambah sedikit gembung karena akan ada seseorang mentransfer sedikit rejeki untuk saya...dan mungkin itu yang akan menerbitkan tawa saya versi dari hati...( halaah...ketahuan banget deh sekarang motifnya.....)

Akhirnya bisa juga.....wakakakakakakak........

Note:
Jangan pernah menganggap tulisan ini serius..ini bukan saya banget...tau...Kalau Anda tidak menemukan sinkronisasi dengan teori ilmiah manapun tentang aktivitas tertawa harap jangan beranggapan saya sedang menciptakan suatu teori baru....

Untuk sohib, jangan sampai ketawamu dipaksa kayak gambar diatas....pastinya jelek banget...qiqiqi...Piss man...!

gambar diambil dari sini