Jumat, 13 November 2009

hujan, pada suatu kenangan



Hujan begini membawaku pada satu cerita
tentang hati tak bertuan
tentang jemari malaikat ketika mengusap wajah tirusmu
tentang tanah basah pada suatu senja
tentang harum tanah yang menguar
tentang ketak-ketik swara air
tentang bayangan sepasang angsa dikolam depan rumah
tentang pancuran bambu
tentang hati muda merah jambu


bila satu hari,
hujan tak datang lama
jangan biarkan mengering putik kasih ini
jangan pikirkan mengapa
jangan janjikan apa-apa
namun,
beri aku satu kata
tentang kapan hujan akan datang
membasahi hati kita
lagi, suatu hari ,nanti


semoga engkau rasai,
senja ini
hujan telah menjatuhkan cintaku,
padamu


solo, suatu sore, Nop 1991

pict by:
AJP

14 komentar:

Agus Joko Purwanto mengatakan...

pesene apa?

Sekar Lawu mengatakan...

@AJP:
pesen Mas, es jeruk satu, lontong sayur satu...wkwkwwk

ellysuryani mengatakan...

Dan hujan telah menghantarkan saya pada postingan ini, sedang hujan rintik-rintik disini. Hujan, kenangan indahnya makin indah bila dilengkapi dengan ngupi, ya kan mbak.

Sekar Lawu mengatakan...

@Ayuk Ely:
Cucok mbak, hujan rintik, dingin, tanah basah, cucoknya memang ngupi dan sepiring goreng ubi...yuuuk mariiih....

Tuti Nonka mengatakan...

Hujan memang selalu menghadirkan suasana sendu, romantis (kadang-kadang), dan ... ngantuk (hehehe).

Yogya juga sudah mulai hujan Mbak, menggantikan puanaass yang beberapa hari kemarin terasa memanggang kulit. Hiks!

ernut mengatakan...

cinta lama...cinta sejati suit..suit...

ALRIS mengatakan...

Halamannya ijo royo-royo. Apik.
Puisinya...? Boleh juga, maaf saya bukan pujangga jadi belum bisa menilai.

dyahsuminar mengatakan...

puisinya...hmmm....bagus mbak..
bunda mesti belajar nih...nulis puisi ...ajari ya mbak..he..he...

Sekar Lawu mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Sekar Lawu mengatakan...

@Mbak Tuti:
melow, romantis, dingin diakhiri dengan kemulan dan kemilan...wkwkwk...asal jangan diakhiri dengan nadahi bocoran atap dan genteng ya Mbak...nggak romantis jadinyaa...

@Ernut:
18 tahun yang lalu ketika aku menyadari aku tengah jatuh cinta...hkhkhk...sungguh cinta jadoel...

@alRis:
Mas, itu bukan halaman rumah saya...Sahabat saya Mas AJp, seorang tukang foto keliling mengabadikan momen bagus itu di Cisarua sana...mantap ya gambarnya... Kalau puisinya mah cuma puisi abal-abal begitu...wkwkwk

@Bunda DS:
apa perlu barter ilmu, Bunda...Bunda saya ajarin puisi, saya diajarin jualan...waaa...lha kok nggak imbang...qiqiqi...

Fanda mengatakan...

Bahkan hujan pun bisa merangkai kata-kata indah menjadi puisi yg cantik ya, mbak?

Pa kabar Lama aku ga kesini nih. Kali ini aku mau mengundang mbak ke pesta setahun blogku. Datang ya, mbak! Ada suvenirnya juga buat dibawa pulang. Kutunggu deh...

Sekar Lawu mengatakan...

@Fanda:
Bisa saja...wong ini puisi jadoel jaman nom2an....

Happy anniversary ya MBak Fanda...saya pasti datang...tunggu yaa

Anonim mengatakan...

Puisinya keren mbak. Jadi ingat bau khas hujan nih...

Sekar Lawu mengatakan...

@soerjani:
thx Mbak...bau tanah basah, konser kodok, atap yang bocor...hkhkhk...paduan yang indah bukan ?