Senin, 30 Mei 2011

ketika harus memaafkan


The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong
(Mahatma Gandhi)


Kalau gondok itu nama makanan, mungkin sudah saya telan dari kemaren-kemaren tanpa pikir panjang...apalagi kata Ernut, saya ini tergolong mahkluk pemakan segala...jadi apapun, termasuk gondok (kalau itu sejenis food) pasti sudah saya telan juga...grrrrrrrhhhh.....
Apa pasal..? Pernah nggak Anda merasa gondok pada level tertinggi hingga hati merasa terbakar alias sakit hati akut akibat tindakan seseorang , sementara orang yang bersangkutan tidak merasa bersalah sedikitpun...alih-alih minta maaf, lha wong merasa bersalahpun tidak.... Atau, sebaliknya, Anda yang melakukan kesalahan kepada teman, tapi Anda sendiri tidak pernah merasa bersalah sehingga tidak merasa perlu minta maaf...atau merasa bersalah tapi berat banget buat minta maaf...Kalaupun akhirnya Anda minta maaf bahkan hati kecil Anda sendiri tak berani menjamin permintaan maaf itu datang tulus dari lubuk hati Anda...
Uuugghh...nada-nadanya saya bakal posting sesuatu yang serius nih....siap-siap saja...siap2 pusing baca tulisan serius saya...

Katanya...kata siapa ?..nggak penting kata siapa..memaafkan itu adalah pekerjaan hati yang paling penting...sepenting apakah ?...penting tapi sangat tidak mudah dilakukan.
Ada beberapa hal mengapa memaafkan menjadi hal yang sangat tidak mudah dilakukan. Karena adanya anggapan bahwa yang meminta maaf adalah orang yang menjadi pihak yang bersalah, sedangkan yang memberi maaf adalah orang yang berada dipihak yang benar...Pola seperti inilah yang seringkali menimbulkan masalah, karena ego pada setiap orang selalu ingin berada pada posisi yang benar....butuh kebesaran hati seseorang untuk menerima bahwa dia ada pada posisi yang salah sehingga harus tulus meminta maaf.Tak kalah pentingnya adalah kebesaran jiwa dari pihak yang merasa telah disakiti untuk tulus memaafkan....begitu kira-kira teorinya... Sepertinya memang mudah ya ? minta maaf, trus dimaafkan...selesai sudah....Begitukah ?

Saya pernah merasakan betapa sakitnya hati ini ketika terpaksa harus memaafkan seseorang yang sangat dekat dengan saya, kesalahannya telah menjadi cap besar dan tebal melekat pada dirinya...saya bahkan menggambarkan sebagai kesalahan terbesar yang dibuatnya sepanjang sejarah...sakit sekali menerima kenyataan itu... Tidak mudah buat saya untuk memaafkan begitu saja...saya sedih, sakit, terluka....seumpama ini luka mungkin makin parah kalau saya tidak buru-buru mencari cara buat menyembuhkannya...
Dan akhirnya saya sampai pada kesadaran bahwa, saya, terpaksa atau tidak terpaksa, suka atau tak suka, harus berbesar hati menerima permintaan maafnya...Meski sebenarnya saya sadar, bahwa memaafkan dengan terpaksa begini belum tentu lebih baik daripada tidak memaafkan sama sekali.... Untuk sampai pada perasaan ikhlas memaafkan agaknya kita harus menetralisasi beberapa perasaan negatif, seperti rasa sedih, marah, kecewa, frustasi, sakit hati dan tersinggung.Tanpa melewati proses tersebut, pemaafan yang kita berikan terasa belum tulus....itu yang sudah saya alami...Memaafkan dengan tulus bisa menjadi obat sakit hati, itu menurut saya...Pemaafan tak bisa disikapi sebagai transaksi timbal balik antara kedua pihak. Memaafkan akan lebih mudah dan ringan jika kita melihatnya sebagai sebuah bentuk cinta yang kita berikan pada kondisi apapun.

Memaafkan cukup membuat hati saya lebih lega, lebih ringan ...sehingga saya merasa enteng melangkah kedepan,menapaki tahap hidup saya selanjutnya...meninggalkan segala luka yang pernah ada...halaah...malah jadi kayak lagu kan ...
Memaafkan dan melupakan ( forgive and forget ) sepertinya sugesti yang indah...tapi buat saya kok kurang realistis ya...melupakan suatu hal ( negatif) yang masih selalu kita ingat dan dengan sengaja melupakannya, rasanya kok mustahil ya...seperti ketika diminta melupakan sepotong roti yang kita makan baru saja....makin diminta melupakan, makin melekat dalam ingatan...bener nggak ?
Yang kemudian saya lakukan agar saya benar-benar bisa memaafkan adalah tidak lagi mengungkit-ungkit (kesalahan) masa lampau agar kita bisa hidup lebih utuh dan sadar pada saat sekarang...jadi menurut saya, yang harus saya lakukan agar hidup terasa lebih nyaman dengan memaafkan segala hal yang pernah menyakitkan dengan tepat dan sehat, forgive and live fully now...

Terkadang saya bicara pada diri saya sendiri....bahwa saya bukan manusia sempurna yang tak pernah melakukan kesalahan... Seperti malam ini, saya baru saja membuat keputusan besar untuk memaafkan....memaafkan dengan ikhlas, tulus dan berbesar hati menerima cerita lalu yang menyakitkan....Insya Allah, hati saya lega karenanya...terasa dingin, adem dan ringan hati saya sekarang...seperti ademnya ketika pagi disapa basah embun....
Terima kasih, Tuhan...

pict by : AJP

Tidak ada komentar: