Jumat, 12 Februari 2010

saya dan negeri merdeka bernama puisi


Lagi-lagi ini tentang reaksi teman-teman blogger pada puisi-puisi yang saya unggah di Sekar Lawu. Kalau saya bilang luar biasa entar saya dibilang lebai, jadi saya bilang saja ini reaksi yang sangat wajar dari teman-teman karena kecintaannya kepada saya dan Sekar Lawu. Beberapa teman pembaca blog yang bukan blogger sontak bereaksi melalui japri kepada saya bila mendapati saya mengunggah sebuah puisi. Beragam bener pertanyaannya, dari yang bernada simpati, seperti " Yik, kamu baik-baik saja kan ? ", " Ono opo maneh iki ? ", " Woii, tangi...tangi...ngimpi apa kok gawe puisi...? " atau yang ini, " lagi jatuh cinta loe ? ", " kangen-kangen-kangen", atau " sok melow...". Bahkan ada yang begini bunyi smsnya, "...hoeekkksss..." dan, untuk yang ini Anda semua pasti bisa langsung menebak siapakan pengirim sms muntah itu...wkwkwk....



Begitulah, kalau boleh saya bilang seperti dulu saya pernah tulis disini . Sebenarnya bukan hal yang mudah buat saya membuat puisi...lha jangankan puisi yang musti ada pakemnya, nulis yang beginian yang boleh ngawur saja terasa susah buat saya... Pernah ada yang nanya ( serius ), puisimu itu aliran apa ta ? What ? Jadi puisi itu ada juga alirannya toh ? Holoh...malah baru ngeh saya...., ternyata aliran puisi dalam sastra itu ada beberapa ya...katanya ada balada, ada satire, ada elegi, ada roman...walaaah.....lha kok malah bingung toh saya menghadapi kenyataan bahwa ternyata aliran sastra dalam puisi ( atau aliran puisi dalam sastra ) itu kok buanyak banget....Ya Tuhan ampunilah saya yang akhirnya memilih puisi saya masuk dalem kategori aliran tak beraliran...huwahahaha....ngenesnya.
Lha wong saya ini bikin puisi ya cuma spontanitas saja kok, kalau tiba mak criiiitt...ada teman yang cerita atau curhat tentang lelakon hidupnya, maka bisa jadi mak thuing...terciptalah sebuah puisi ala saya. Puisi sederhana dan bercerita apa adanya. Tidak perlu kalimat mbulet mbulet, yang penting saya tahu apa makna dan arti, juga cerita dibalik puisi itu... It's so simple...
Tak bisa dipungkiri, pengalaman batin, pengalaman pribadi saya , kadangkala juga menjelma menjadi bait-bait kata puisi...kala hati ini sedang dilanda gundah, kuciwa, atau patah hati...paling asyik memang dituangkan dalam sebentuk puisi. Apalagi kalau bisa jatuh cinta lagi, pasti akan indah puisi-puisi yang tercipta....tapitapitapi....kapan dunk bisa jatuh cinta lagi..? Pertanyaan besarnya, apa masih boieh saya jatuh cinta lagi ? Wkwkwkwk....nggladrahnya imajinasi saya.

Puisi buat saya bisa menjadi sarana meliarkan imajinasi, mengembangkan apa yang ada diotak dan benak saya...dengan berpuisi saya merasa lepas,bebas, merdeka. Merasa dunia ini cuma saya yang merasai ini...Saya bebas untuk sakit hati, bebas untuk menyakiti hati seseorang, bebas untuk jatuh cinta lagi, bebas...sebebas-bebasnya...apapun yang saya mau lakukan dalam puisi saya akan saya lakukan...kadang saya tak mau peduli apa kata orang, suka-suka saya dong, wong ini puisi saya, dunia saya, rasa-rasa saya...hahahaha....merdekanya saya sangat saya rasakan saat saya membuat puisi...
Kalau ada orang yang kemudian merasa, dia ada dalam alur dan plot puisi saya, bisa jadi memang iya...tapi mungkin juga tidak. Maybe yes, maybe no... Sah-sah saja dia berrasa seperti itu. Mungkin saja dia adalah orang yang telah membuat saya membikin puisi itu... Jadi, secara langsung ataupun tidak langsung saya akan mengucapkan terima kasih karena dia puisi saya tercipta...Beberapa teman yang GR malah buru-buru menanyakan kalau dia merasa ada didalam plot puisi saya, misalnya " lhoh, itu yang barusan aku cerita...sudah jadi puisi saja..."...terima kasih kepada teman, sahabat, kerabat yang telah menginspirasi puisi-puisi sederhana saya...
Beberapa teman dekat mengapresisasi puisi abal-abal saya dengan sedikit lebai, memintanya untuk dicetak pada cover undangan pernikahan anaknya seperti puisi saya ' cinta kecil yang tersisa '
dan beberapa lagi...membuat hati saya membuncah bangga ( boleh dunk...sekali-sekali ) dan hidung saya kembangkempis...bukan apa-apa, saya cuma merasa karya saya dihargai saja...siapa coba yang nggak seneng...hiks...bikin semangat lagi membuat puisi wur awuran...hahaha...
So, apapun kata orang tentang puisi saya...saya sudah berjanji pada diri saya untuk tetap belajar dan mencoba membuat puisi sebisa saya...buat saya ini bisa jadi terapi jiwa...seperti yang sudah saya bilang, saya adalah tuhan untuk puisi-puisi saya, saya merdeka untuk dunia puisi saya...semerdeka puisi-puisi saya...
Jadi, mau tidak mau, bersedia tidak bersedia...terimalah puisi saya...apa adanya.


Pict by : AJP

Note:
Gambar ilustrasi diatas tidak nyambung sama sekali dengan postingan saya....ini juga termasuk kebebasan saya berekspresi..., kebetulan saja saya lagi kepengin banget upload gambar ini di postingan saya kali.ini...lha wong saya suka banget sama gambarnya...cuma itu alasan saya...hehehe....ora pareng ngeyel yaaa.....

16 komentar:

Ge Siahaya mengatakan...

Hihihi... saya penggemar ngintip blog ini :p

Justru, eh salah, termasuk karena puisinya ituh... dan saya setuju se-6,7 Triliunan persen sama yg ini: Puisi buat saya bisa menjadi sarana meliarkan imajinasi, mengembangkan apa yang ada diotak dan benak saya...dengan berpuisi saya merasa lepas,bebas, merdeka. Merasa dunia ini cuma saya yang merasai ini...Saya bebas untuk sakit hati, bebas untuk menyakiti hati seseorang, bebas untuk jatuh cinta lagi, bebas...sebebas-bebasnya...apapun yang saya mau lakukan dalam puisi saya akan saya lakukan...kadang saya tak mau peduli apa kata orang, suka-suka saya dong, wong ini puisi saya, dunia saya, rasa-rasa saya...hahahaha....merdekanya saya sangat saya rasakan saat saya membuat puisi...

BRAVO!!! ^^ I Love you full!

Sekar Lawu mengatakan...

@G:
Hi Mbak G, holoh...pantes hati saya suka ada yang berasa geli gimana gituh...ternyata ada yang suka ngintipin yak...
Well, saya bahkan bikin quote yang ekstrem mengenai hubungan mesra saya dengan puisi...saya adalah tuhan bagi puisi-puisi saya...waaaaa....kalau sampai ada yang protes terhadap quote saya ini saya akan jawab dan klarifikasi.
Kutipan tulisan diatas saya kira cukup menjelaskan sikap saya, bukan ?
BTW, kok sekarang saya jadi serius ya... Kemana ayik yang suka cengingisan kemaren....?oh...oh...oh

felicity mengatakan...

Buat saya, puisi adalah bentuk ekspresi manusia paling indah lewat untaian kata yang terdalam hingga bisa menembus hati.... Terus berkarya ya mbak... Moga2x nanti bisa dibuat buku kumpulan puisinya... aminnn :D

Sekar Lawu mengatakan...

@feli:
Thx untuk supportnya...sejujurnya saya tidak pernah berharap sampai bisa bikin buku kumpulan puisi...puisi cupu ini dibaca temans blogger saja saya sudah seneng kok...
BTW, thx doanya juga ya Fel...sering2 mampir...

Kang Sugeng mengatakan...

Setiap orang punya cara sendiri2 untuk mengekspresikan perasaanya.

Sekar Lawu mengatakan...

@kangSugeng:
Yen kang Sugeng piye caranya mengekspresikan perasaannya ? dengan menyanyi ? atau ura - ura ?

ellysuryani mengatakan...

Puisi mbak Ayik mantap kok, saya suka. Selamat pagi mbak Ayik, ngupi dulu yuk

Sekar Lawu mengatakan...

@Newsoul:
thx Mbak Ely...yuk ngupi....

Ge Siahaya mengatakan...

Mbak... mampir lagi, terpesona sama itu judulnya, waaah... bener2 bagus, Puisi adalah Negeri Merdeka. Dan sekalian saya mau mengucapkan terimakasih, sebab... gara2 entri ini saya menghidupkan kembali blog puisi saya yg sempat saya matikan dulu.. Soalnya jadi kangen untuk berkata2 tanpa perlu menjelaskan panjang lebar apa maksudnya, dan membiarkan saja org2 mau asumsi ini itu, tidak masalah, haha, yg penting yg tahu persis kan diri sendiri.

Senangnyaaa.....!!! Mbak, kapan2 mampir di sini: ketelanjanganjiwaku itu blog yg bangkit lagi gara2 entri ini ;) Walaupun isinya memang belum banyak, sebab dulu sudah dieksport hihi, pas mau diimport lagi gagal2 melulu, wahaha.. *ini hukumannya karena aborsi blog melulu*

Sekali lagi, danke schon!

gambar vektor mengatakan...

saya suka dan mendukung kebebasan berekspresi

ernut mengatakan...

puisi adalah media pengakuan buatmu..tetapi kaluk dikonfirmasi kamu bakalan tidak ngaku bahwa puisi itu adalah pengakuan itu....ya to? ya to? ya to? qiqi...

Sekar Lawu mengatakan...

@Jeng G:
syukurlah kalau posting abal-abal ini bisa menginspirasi Jeng G menghidupkan kembali blog puisi yang sempat semaput...
Saya langsung menuju TKP nih....saya suka tulisanmu jeng, prosamu2 selalu apik...menyentuh...
Terus berkarya ya Jeng G...Caio

Sekar Lawu mengatakan...

@gambar vektor;
thx supportnya...yang penting kita merdeka di 'negeri' hati kita sendiri...semangat!!!

Sekar Lawu mengatakan...

@erNut:
sssssssttttttttTTT.....syarat utama menikmati pusi adalah...dilarang ngeyel dan maido...

~Srex~ mengatakan...

Memang benar mbak, jiwa-pikiran/'mind and soul' manusia itu tidak bisa dipasung begitu saja.,terlahir merdeka. Puisi adalah salah satu wujud ayat2 proklamasi nya...
Aku suka.

Sekar Lawu mengatakan...

@Mas Srex:
Thk atas dukungannya Mas Srex...betapa merdekanya sebuah jiwa bila kita masih bisa menuangkannya dalam bait2 yang disebut puisi....