Selasa, 25 Agustus 2009

Taman Sri Wedari...

Gerbang Taman Sri Wedari, kini...


Suatu sore sembari menunggu jam tayang lesnya anak-anak saya jalan-jalan ke Taman sri Wedari, sebuah space hiburan ditengah kota Solo. Taman Sri Wedari ini sewaktu saya masih kecil dulu rasanya adalah taman yang paling indah yang pernah saya lihat. Ada bonbin nya ada gedung pertunjukan wayang orangnya, ada sebuah danau buatan yang ada pulau ditengah-tengahnya...Seingat saya hampir setiap hari minggu, Bapak,Ibu dan saya berboncengan vespa menyambangi Taman Sri Wedari ini.

Waktu duduk dibangku SD, Bapak selalu mengajak saya nonton pertunjukan Wayang Orang di gedung WO Sri Wedari. Sebagai visualisasi cerita wayang yang setia Bapak dongengkan sebagai pengantar tidur saya... Pemandangan yang sangaat jauh berbeda yang saya temui sore ini. Penampakan taman Sri Wedari yang saya lihat sungguh sangat memprihatinkan. Taman Segaran yang dimata kecil saya dulu begitu eloknya sekarang berubah kumuh dan kotor. Fungsinya juga berubah, sekarang menjadi kolam pemancingan umum. Kebun binatang sudah dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug yang letaknya bjauh dipinggir kota.

Sebagai salah satu aset kebanggaan warga Solo, Jawa Tengah, Taman Sriwedari perlu dipertahankan sesuai konsep aslinya. Karena itu, pengembangan Taman Sriwedari semestinya dipikirkan untuk jangka panjang. Apalagi arsitektur bangunan di sekitar Sriwedari yang didirikan belakangan ini tidak lagi selaras dengan arsitektur taman tersebut.
Dengan berjalannya waktu, kini yang tersisa dari Taman Sriwedari hanyalah Segaran dan Museum Radyapustaka. Kedua tempat itu pun,menurut saya, agak berubah dengan tidak ada lagi taman dan kebun binatang. Apalagi dengan banyaknya bangunan baru yang dibangun tanpa memperhatikan konsep taman. Solo sudah kehilangan paru-paru kota...


bekas gedung bioskop Solo Theater, sekarang menjadi penampungan darurat bagi pedagang Pasar Windujenar (d/h Triwindu)


Segaran, danau buatan yang dulu sangat indah...
kini menjadi tempat pemancingan umum...


Taman Kapujangan dulu, sekarang menjelma menjadi Restoran Boga


Masterpiece, patung Gatotkaca Pergiwa...


Gedung Wayang Orang Sri Wedari mempunyai nilai historis buat saya. Selain setiap malam minggu dan malam senin saya sambangi bersama kedua ortu, saya juga beberapa kali pentas nari di gedung ini. Sungguh kenangan indah masa kecil yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. sayangnya, saya tak punya satupun dokumentasi saat menari di gedung ini...Sayang sekaliii... Namun, semoga ini bukan obsesi yang gak kesampaian sehingga butuh pelampiasan...qiqiqi...secara saya sempat mendokumentasikan ketika Aizs kecil sempat pentas nari di gedung wayang orang Sri Wedari itu....





Penampakan wajah gedung W O Sriwedari...

Aizs kecil menari Yapong di gedung WO Sri Wedari

Aizs, putri kecilku dalam kostum Yapong

Pertunjukan wayang orang di gedung Wayang Orang Sri Wedari


10 komentar:

ellysuryani mengatakan...

Oooo Taman Sri Wedari, tunggu saya disana ya. Mbak, Aidz cantik banget ya dalam kostum penari yapong itu, apa niru ibunya....?, hehe.

nothing mengatakan...

semoga tetep berdiri, tak tergusur atas ketamakan penguasa

Sekar Lawu mengatakan...

@AyUk Elly :
Sekarang taman ini tak seindah dulu lagi....mengecewakan Mbak...
Aizs cantik ? nurun bapaknya kali...kalau nurun ibunya pasti manisnya...qiqiqi

@Nothing:
kalau saja ada yang lebih peduli....

ernut mengatakan...

sriwedari, simpan kenangan zadoel...gedung biskupe ijik urip to Yik...gedung biskup kenangan, pernah sbg tempat rendevous ihik...

sewa mobil mengatakan...

sudah lama bgt neh gak ke solo. kangen budhe

Sekar Lawu mengatakan...

@Ernut:
gedung bisokop sudah koit sejak ada Grand 21...Penuh kenangan, tempat kita nonton gratisan pakai fasilitas gratisan... Tempat pacaranmu ? Ihikkk!

@Sewamobil:
main aja ke solo...

Tuti Nonka mengatakan...

Saya belum pernah ke Sriwedari, meskipun namanya sudah kenal sejak dulu. Jujur, saya memang tidak begitu kenal kota Solo, padahal tetanggaan ya (ih, kebangeten!).

Mbak, sedikit tips (sok teu nih), untuk mendapatkan foto lanskap yang bagus, sebaiknya kita memotret membelakangi matahari, waktunya pagi atau sore. Obyek akan terlihat jelas karena mendapat sinar yang cukup, dan langit akan kelihatan biru. Memang sih, kita harus lihat dulu, obyek itu menghadap ke timur atau barat, sehingga harus dipotret pagi atau sore. Kalau menghadap utara atau selatan? Lihat bulan, Juni atau Maret. Hehe ... gitu kata buku petunjuk memotret.

Mbak, saya mau dong, diajarin njoget Jawa. Yuuk, kapan saya boleh ke Solo?

Sekar Lawu mengatakan...

@mbak Tuti:
thx Mbak tips foto nya...nanti saya praktekkan...

Saya bisanya nari...rabi... Mau ?

sehat dengan reiki mengatakan...

Semoga Taman Sriwedari segera dibenahi dan kembali seperti semula di era tahun 1960-1970.
Memang melihat fisik dari keberadaan Taman Sriwedari terlihat tidak terawat,bahkan fungsinya sudah berubah dari sekedar tempat berwisata menjadi tempat penampungan barang oprokan sebagaimana diceritakan dalam postingan ini. Sebagai orang Solo saya trenyuh melihat keberadaan ini.

Fryta mengatakan...

Sebuah kasanah budaya yang hilang ditengah modernisasi kota. Sungguh sangat disayangkan