Selasa, 06 Januari 2009

Ada apa di kebun Mbah Kung ?


Mbah Kakung adalah kakeknya anak-anak alias Bapak mertua saya. Diusianya yang sudah senja beliau masih aktif berkegiatan fisik, yaitu berkebun. Alhamdulillah, Allah selalu memberikan kesehatan yang lumayan prima untuk Mbah Kung, mengingat banyak rekan-rekan seumuran beliau yang sudah terlihat jompo bahkan beberapa sudah terbaring dalam stroke, malah tak sedikit yang sudah mendahului dipanggil oleh Allah.

Mbah Kung punya sepetak tanah, luasnya tak sampai 2000 meter yang difungsiken sebagai kebon, dengan bercanda Mbah Kung menyebut kebon ini sebagai kantor nya. Jadi kalau pagi-pagi mau berangkat ke kebon, Mbah Kung pamitan ke Mbah Uti , " Aku ngantor dulu ya..."
Letak kebon Mbah Kung ini kira-kira 7 km dari dalemNglano, kediamannya. MbahKung pergi ke kebon berteman motor tua nya. Biasanya di kebon ini MbahKung umyek sendiri berteman kambing, menthok dan ayam yang suka berkeliaran masuk ke kebon MbahKung.
Pada akhir pekan atau hari libur, sesekali kami putra-putrinya turut menemani MbahKung, membantu Mbahkung ngabuk (memupuk) aneka tanaman yang ada, menyirami kebon dengan mendatangkan beberapa tangki air yang terpaksa harus dibeli kala musim kemarau memanjang, juga menikmati hari santai dikebon MbahKung ini sembari rujakan, lotisan ataupun memancing lele peliharaan si empunya kebun.

Dipinggir kebun ada rumah pakdhenya anak-anak, ada rumah Pakdhe Hari (putra ke 3) dan rumah Pakdhe kopong (putra ke 6), sehingga kami cukup kerasan dikebun ini. Kalau sudah ngumpul dan ngariung, wah rasanya enggan untuk pulang...ayem tentrem disana, apalagi berteman sanak saudara yang guyub rukun...semoga Allah selalu menjaga kami semua dalam kehangatan ini.Amin .

Kebon ini adalah penghiburan tiada tara buat Mbah Kung dalam menikmati hari tuanya, sehingga kami sangat-sangat bisa mengerti bahwa cinta Mbah Kung kepada kebonnya sama besarnya dengan cinta beliau kepada Mbah Uti, 8 putra-putri, 8 menantu, dan 19 orang cucu.
Semoga MbahKung dan Mbah Uti, tiyang sepuh junjungan keluarga besar HatmoPrawiran ini senantiasa dikaruniai panjang yuswa, sehat wal afiat. Amin Ya Robbal Alamin

Sore ini, saya sengaja menemani MbahKung di 'kantor' nya dan ini ada beberapa gambar menarik yang sayang bila tak dibagi kepada teman-teman...


satu kolam dipenuhi enceng gondok


pohon jeruk sambelpun rajin berbuah, buah dan daunnyapun laku dijual...


kolam yang ini penuh lele


pohon rambutan mungil, masih 'anak-anak' tapi buahnya bo', jadi rebutan anak-anak


buah sarikaya bakal rebutan para cucu


gubug reyot ini nyaris ambruk, tempat menyimpan pupuk dan alat berkebun


pohon singkong, tumpangsari diantara pohon melinjo

kandang kambing milik Dhimas & Dinda

Stock kayu bakar Pakdhe Hari

tungku kayu bakar masih setia digunakan biarpun sudah dapat pembagian kompor gas konversi mitan...



Sumur timba, airnya anyesss...


Anggurpun genit berbuah...


Bayem liar siap di sayur bening...


dhapuran pring dipinggir kebun


gunung Lawu dilihat dari arah belakang kebun MbahKung


pelangi sore ini



dan sepasang menthok pun bercintalah...









18 komentar:

Anonim mengatakan...

mbak, hampir separo dr penduduk jerman suka sekali berkebon , kalau di tempatku sini tiap orang punya kebon, mereka menyebut halaman depan dan belakang rumah dengan kebon, kalau di perumahanku sini rata2 halaman belakangnya sekitar 500 - 750 ada juga yg seribuan meter persegian jadi cukup luas buat nanam apa saja, biasanya pohon apel, peer, cherry dsb, dan kalo musim panas itu tetanggaku sini yang rambutnya keemas2 an itu suka sekali nanam sayur2 an di kebon mereka msg2 jadi ya sudah biasa sama acara nyangkul dsb, dan berkebun itu sangat menyehatkan badan mbak, buktinya mamaku, walau sdh sepuh, tenaganya nggak kalah sama org2 muda dan Insya Allah jarang sakit

masak sih mbak kalau musim panas hrs beli air ?

Sekar Lawu mengatakan...

@Ely:
bener El, kalau kemarau panjang, MbahKung terpaksa mendatangkan barang 1-2 air perminggunya, karena tanah di kebun ini aslinya padas atau batuan putih yang keras itu lho, dulu ajah sebelum dikebun harus diurug dulu...
Tapi kaluk musim penghujan, jangan ditanya...air disumur itu bisa dijangkau oleh tangan saja...

Emang bener, berkebun apapun itu adalah aktivitas obah awak paling murah...sehat bener kaluk kita sungguh2 ngerjainnya, buktyinya MbahKung ku, sudah lebih dari 73 thn tp masih bugar lhoo

Andy MSE mengatakan...

wadoh... sampai menthok kawin kok dipoto ki piye jal??
*sayang, mbah kakune diki dan nanin, dua-duanya sudah nasdut semua...*

Anonim mengatakan...

Aku juga gemar berkebun. Lumayan bisa berhemat dan lebih gampang ngajari anak mengenai biologi.

Anonim mengatakan...

lha gambar mbahkungnya mana?

Anonim mengatakan...

wah jadi pengen maen juga nih ke mbah Kakungnya mba ...asyik habisnya byk buah2an

Sekar Lawu mengatakan...

@andyMSE:
lha arep motrek menungsa kawin ora nate kelakon kok Mas, lagipula ntar blogku dibreidel pulisi , pornografi...

@juliach
cucok...Toss!

@Ernut:
kakung lupa difoto...qiqiqi

@ziezie:
Yuuuk....

astrid savitri mengatakan...

Impian saya ttg masa tua nanti adalah memiliki kebun bunga, syukur2 bisa diberdayakan, buat nambah2 biaya hidup :)

Mbak, foto pelanginya indah banget..apa boleh aku minta? buat koleksi pribadi aja kok, gak disebar2in..pliiiis! dan satu lagi, besok2 boleh ikut ke kantor-nya mbah kung ya.. (rada ngelunjak nih ceritanya, hehe..)

Ge Siahaya mengatakan...

Waduh mbak... Enaknya... Saya jadi kepingin meliat-liat kebun dan punya kebun, huhu... Jakarta sempiiit..

Sekar Lawu mengatakan...

@astrid:
silahken diambil pelanginya,Trid...itu gambar sdh aku exsposure karena aslinya surem banget...

Mau ikut ngantor Mbah Kung...ayuukkk..., asyik lho angon wedhus berteman menthok dan babon angrem...penuh gurem...

@-G-:
pindah ke karanganyar ajah Mbak...tanah murah, biaya hidup murah...nyaman...qiqiqi...

Anonim mengatakan...

cita2 saya nanti di hari tua...halah...tinggal dan berkebun di ubud bali. pengennya sih di belakang rumah ada pemandangan gunung/bukit kayak itu. dan gak keberatan juga jika ada pasangan enthok bercintha2an

Sekar Lawu mengatakan...

@nita;
aku dulu punya cita2 bikin rumah kecil dengan kebon luas, depan rumah ada gunung belakang rumah ada pantai...dan aku pernah liat lokasi itu di suatu tempat di situbondo sana...jauh banget, dan gak mungkin daaah....

tapi kaluk tiap hari liat menthok bercinta...mana tahaan...qiqiqi

Anonim mengatakan...

asyik banget sih tempatnya sayang rumahs aya sempit bu maklum...tapi saya pengen ada gajebo didepan/samping atau belakang rumah saya buat ngumpul

Sekar Lawu mengatakan...

@omiyan:
kalau ada dana, buruan bikin deh, asyik punya gazebo...

Anonim mengatakan...

wah, bahagia banget punya kebun begitu yah. buahnya macem2... ada anggur pulak. ud gitu pemandangannya aduhaiii banget. klo aku punya kebun begitu kerjaannya nguplek aja di situ... hehehe.

Sekar Lawu mengatakan...

@CS:
wis ta...serasa hidup ini tak pernah punya utanag rasanya..,.qiqiqi...kepenaken berkebun tau2 akhir bulan tagihan numpuk...nggeblakdotkom...qiqiqi

Anonim mengatakan...

Saya kangen dengan suasana seperti itu... kangen lihat menthox juga.. apalagi yang lagi... *thiit* (kena sensor... :-)

Sekar Lawu mengatakan...

@arul:
dilarang membayangken yang tidak2!