Rabu, 11 Februari 2009

jalan jalan modal nekat


Nun 3 hari ini Karin si pembarep libur sekolahnya, konon karena di sekolah ada ujicoba UAS untuk murid kelas XII. Di hari kedua liburnya Karin menagih janji untuk jalan-jalan kesebuah tempat yang namanya Perkebunan Teh Kemuning. Hwokeh sajah, sebagai Ibu yang manis dan tak suka berbohong (Insya Allah), saya penuhi janji saya pada Karina. Lalu kita berduapun meluncur berboncengan kearah timur. Tempat yang kami tuju ini letaknya kira-kira 29 km dari dalem Badran. Terletak di kecamatan Ngargoyoso, sebuah kecamatan dilereng barat Gunung Lawu. Perjalanan kami tempuh tak sampai 30 menit, itupun karena si MX saya pacu dengan santai sajah, tak perlu ngebut, hari masih pagi, masih banyak waktu.

Medan yang terjal dan berliku membuat perjalanan kami tak menjemukan, melewati perkampungan penduduk yang kini menjadi OKB sebagai petani anthurium alias si emas hijau, melalui pemandangan alam yang mempesona...indah banget dah...

Dan, lihatlah, hamparan perkebunan teh bagaikan permadani alam yang maha indah...


Subhanallah, indah sekali pemandangan yang tersaji didepan mata kami. Sejauh mata memandang tersaji hamparan hijau kebun teh. Bentuk bukitnya mirip piramida. Jangan pernah menyangsikan siapa "pelukis" pemandangan hijau nan indah ini.

Sayang pagi ini kabut masih tebal menyelimuti. Saya lirik jam tangan saya, jam 08.30, tapi bekas embun dipucuk teh belum juga mengering. Hawa dingin pegunungan memberi nuansa segar didada....halahhh...

bahkan Karin pun bisa merasakan sensasi brrrrrr.......angin gunung yang basah menerpa=nerpa wajah manisnya...


Lihat, perdu teh inilah terhampar menjadi permadani hijau diperbukitan kemuning, menjelma menjadi sebuah lukisan alam yang indah....
dan ini adalah bunga dari pohon teh itu, nyepruk, kuning, menggoda

Kami juga menyaksikan geliat para pekerja pemetik pucuk daun teh yang tengah menyetor hasil petikannya kepada mandor dari pabrik teh PT. Rumpun Sari kemuning.

Sudah tanggung ketika kami berniat pulang, tiba-tiba saya terniat untuk sekalian saja mengunjungi Candi Ceto.Letaknya tak lebih dari 3 km dari perbukitan teh kemuning ini. Hanya saja medannya yang menanjak tinggi dan curam membuat saya dan Karin agak ragu-ragu. Naik-nggak-naik-nggak, akhirnya, sebagai Ibu yang nekatan saya memutuskan untuk naik sajah...

Melihat jalanan dengan sudut kemiringan hampir 45 derajat membuat saya makin ngeper, apalagi ketika menengok kearah kiri...ya amplop...ituh jurang curam banget. Saya makin ayub-ayuben, mungkin saya takut akan ketinggian juga, dengan menahan pusing kepala (diampet supaya Karin nggak makin takut) saya pun memfokuskan pandangan mata saya hanya pada aspal dijalanan didepan saya.

Dari pinggir jalan saya sempatkan berhenti sebentar menikmati view ini, ;

Insert (dalam lingkaran) terlihat air terjun indah dari kejauhan...

Sambil berdoa berharap selamat sampai ditujuan, saya cubak menikmati pemandangan yang terhampar (padahal saya singunen lho...). Jalanan beraspal yang curam, sebelah kiri adalah lembah jurang yang curam. Menurut saya sungguh sangar dan mengerikan. Tapi begitu melihat nun dikejauhan seperti menyaksikan sajadah hijau yang membentang luas, Subhanallah, seketika hilang rasa takut itu. Tapi, dasar saya, ketika Karin dengan ceriwis sibuk berkomentar, saya suruh dia diam, takut menggangu konsentrasi Ibu ngojek inih...qiqiqi...

Kabut tebal masih menghalangi jarak pandang mata saya, juga jalanan terjal membuat saya harus ekstra hati-hati kalau nggak pengin ngglondor...qiqiqi...Menjelang 100 meter dari area parkir Candi Ceto sengaja saya kerjain Karin untuk turun dari boncengan dengan alasan motornya nggak kuat lagi, Karin pun dengan menggeh-menggeh terpaksa berjalan kaki menaiki jalan aspal yang terjal dan curam..qiqiqi....kena' deh kamu !

Dan, akhirnya sampai juga kami di pelataran candi Ceto ini.


Lihatlah, Karin yang gembira ketika akhirnya kesampaian juga menjejakkan kakinya dipelataran Candi Ceto ini...



Juga Ibunya yang manis, sambil menggeh-menggeh, sedang menikmati buah dari kenekatan kami berdua...


Yippi...yippi...yee....., serasa dibelahan dunia yang berbeda...Serasa mimpi ya,Bu...kata Karin...( iya, mimpi, secara , kita dua perempuan ibu dan anak yang modal nekat)


Dan, ini adalah relief Lingga dan Yoni...


Patung ini ikon nya Candi Ceto


Pelataran Candi dilihat dari arah puncak Candi Ceto
Karin....puas ?

Silhuet gapura Candi Ceto dibalik kabut tebal


View perbukitan kebun teh dari pelataran Candi ceto

Nah, disini saya menemukan kejutan yang manis. Ada sebuah pondok wisata yang namanya persis banget sama blog inih...qiqiqi...kebetulan yang menyenangkan, bukan. Semoga pondok ini bukan pondok "krusek" yah....

Dan kawans, berhubung saya sudah mengeh-menggeh juga karena kecapekan menaiki undakan candi Ceto ini, maka kepada teman-teman saya persilahken mampir kerumah om Wiki saja guna mendapat keterangan selengkapanya mengenai hal dan riwayat Candi Ceto ini...Puas kan ? Paduneee...yang punya blog males ndongeng...qiqiqi...



22 komentar:

Anonim mengatakan...

ngiriiii abis ... pengen ke sono mbak, aku paling suka liat alam yg naik turun dr atas , ijo royo-royo
baru ngeh kalo di sono ada perkebunan teh, tak kirain cuma di puncak ... pengen juga liat candinya langsung mbak

Ernut mengatakan...

wah...komplit tenan mlaku-mlakune...

Dony Alfan mengatakan...

Kok yo tegel nggaweni anak dewe, mengko nek dadi kuru piye? Haha
Saya belum pernah tuh ke Candi Cetho, biasanya ke Candi Blawur, alias ora cetho :D

Anonim mengatakan...

senangnya lihat pemandangan hijau seperti itu...

salam kenal mbak

dyahsuminar mengatakan...

waah...bagusnya....Bunga jadi pengeeen kesitu. Waduuuh...kita ini suka parah ya mbak....kok malah ke luar negri,lha wong deket2 kita saja....sangat indah....

Sekar Lawu mengatakan...

@Ely:
karena di puncak jabar nggak mungkin aku datangi, maka cukuplah di kemuning ini penghibur hati....indah tenan lho El. Kaluk kamu pit2an disana, ditanggung semaput...qiqiqi

@Ernut:
ijik durung komplit, durung ana thotholane...mie ayam panyas2...

@DonyAlfan:
sekali2 jadi ibu jail...qiqiqi...

@Antown;
salam kenal jugak Mas,thx sdh mampir

@BundaDS:
Monggo Bun, kaluk berminat nanti saya dherekaken...

Linda Rooroh mengatakan...

kebun tehnya kayak di puncak juga yaa.. cuman minus air terjun itu..
btw, lingga yoni itu simbol seksnya laki dan perempuan kan...

Anonim mengatakan...

Indah sekali mbak..
Kapan ya bisa jalan jalan

Sekar Lawu mengatakan...

@Linda:
begitulah kira2 Lin, tapi saya malah blm pernah liat kebun teh yang dipuncak...

Lingga dan Yoni ? bentul Lin...

@Erik:
Lha kapan Mas erik mau kesini ?

Arief Firhanusa mengatakan...

Cabut berdua saja sm Karin? Bapak'e ditinggal tho? Wedeh, kejem nian mbakyuku :p

Anonim mengatakan...

weuh..kog gak ngejak2 tho, pengin aku ke kebun teh

Anonim mengatakan...

It's a nice blog. Salam kenal ya mbak.

Sekar Lawu mengatakan...

@arief:
begitulah Mas, namanya juga acara khusus ibu dan anak wedoknya. Kaluk sama Bapaknya kan bisa kapan sajah...qiqiqi...dan gak ada sensasi nekatnya...

@Kenny:
lha situ tak ampiri pas gak dirumah....

@Mbak Maya:
thx Mbak, sering2 mampir ya. Salam kenal...

ika rahutami mengatakan...

aku juga pernah ke sana mbak...
asik emang asik didekap kabut

Sekar Lawu mengatakan...

@Ika:
lain kali kalau kesana salgi, jangan lupa mampir yaa....

Anonim mengatakan...

Weh, saya kira pondok Lawu itu memang milik Mbak Ayik jee ... tiwas mau nginep gratis disitu, hehehe ...

Sekedar berbagi info Mbak, kalau motret bunga (yang pasti diambil dari jarak dekat), kita bisa memakai mode 'mikro', sehingga fotonya nggak kabur .... (kameramu opo to Mbak?)

Sekar Lawu mengatakan...

Mbak Tuti, biarpun bukan milik saya, Mbak tuti gratis kaluk mau nyare disitu. Tapi ntar pas check out nya bayar lho ya...qiqiqi
Jawaban untuk Mbak tuti mengenai kamera....kamera Hp mbak (malu-malu sambil menunduk)

Anonim mengatakan...

Aku sudah sering ke Jawa Tengah untuk, liputan Candi tetapi kok yang namanya Candi Ceto baru denger nih, Kalau ke Solo pulang kampung paling banter nengok saudara ke Matesih di Kampung Kuncung Matesih Karanganyar.
tapi sebenarnya perjalanan ke gunung yang masih sejuk dingin hawanya dapat memberikan inspirasi baru tulisan, apalagi kalau melihatnta pas musim kemarau pas ndak ada hujan.
Bagus pemandangan alamnya, kapan-lapan tak tengoknya ya?

Anonim mengatakan...

pemandangannya indah sekali ya...terakhir ke sana pas mahasiswa..

Anonim mengatakan...

sudah lama aku tidak ke sana, pasti sudah banyak yang berubah ya, atau masih tetap sama? terakhir aku ke sana 5 tahun yang lalu...

Anonim mengatakan...

wah ketinggalan aku....sudah lama ga mlaku2 di blog wisata ini...lengkap n asyik liputannya Mbak. Salut2

Salut lagi, ngojek di pegunungan..salut2...wah mbayangno tangan kanan-ku iki yg cedera..opo yoo kuat utk narik gas...Ngojek tenan ta Mba???

Anonim mengatakan...

jadi inget waktu di gunung lawu...best moment i've ever got lah...
ada review perjalanan saya waktu kesana..
kalau Candi Ceto, belum sekalipun saya kesana, emmhh kira2 kapan ya saya bisa ke jateng lagi.. mentok2 ya ke Solo dan Jogja, karanganyar juga...
pengen travelling kateng, khususnya yang daerah PANTURA dan sekitaran laut selatan....