Rabu, 21 April 2010

terjebak


***

seperti malam ini ketika aku angkat telepon pada dering pertama, masih meneruskan cerita kemaren malam tentang engkau yang sedang belajar melupakan dia...berat sekali, memang...tapi bukankah ini pelajaran maha penting untukmu, kawan. bahwa kita harus bersiap untuk segala resiko dari langkah yang kita ambil sebelumnya.

sob, kadang-kadang aku berpikir bahwa cinta bisa membutakan seseorang sehingga tak bisa melihat apa yang benar bagi mereka. Tidakkah orang sering menempatkan diri mereka sendiri dalam posisi tempat patah hati merupakan satu-satunya hasil yang mungkin diperoleh...?
Tentu saja, bukankah itu bagian dari kehidupan ? Jika engkau tidak pernah membuka diri untuk menerima kegagalan maka engkau tidak pernah bisa membuka dirimu sendiri untuk menerima keberhasilan, maka hidupmu akan terasa hampa...kosong...

so, mengapa harus berhenti pada satu titik yang tidak menguntungkan ini...? mengapa engkau tidak segera berjalan maju, mendekati sepotong garis bertuliskan 'START' itu, lalu ambil ancang-ancang untuk kemudian lari melesat meninggalkan segala kenangan yang tertinggal ?

bukankah sudah terlalu banyak waktu terbuang, juga air mata...ahhh, semua cuma sia-sia...berhenti pada satu tempat bernama obsesi tak berkesudahan hanya akan membuat hatimu terluka, kawan...hidupmu tak melulu menjadi ladang tangis tak berkesudahan.
jangan pernah berhenti, jangan menoleh kepada rasa sakit itu...sudah waktunya engkau bangkit , berdiri dan berlari....aku akan berada dipinggir garis menyemangatimu agar engkau tak pernah berhenti berharap dan lelah...

***

terjebak dalam obsesi, terjerat dalam emosi, hanya membuat kita mati langkah untuk kemudian sekarat...terjebak dalam ruang hati yang menjadikan kita terlalu posesive, hanya membuat ruang pandang kita menjadi sempit...pernahkah kau bayangkan ketika pupil mata kita meredup dan kita tak lagi bisa menangkap bayang dalam terang...sesempit itulah duniamu akhirnya...

lepaskan dirimu dari jebakan itu, kawan...ketika kita ingin hidup ini berlanjut, maka lepaskan semua jeratan dalam batinmu...pastikan tanganmu bersih dari serpihan tali yang mengikat kebebasan jiwamu...rentangkan tanganmu, lawan kendala keterbatasan itu...engkau adalah sang pemilik hidup...tak ada yang lebih berarti dari dirimu sendiri...bukan juga dia...dia hanya fatamorgana kering yang sudah saatnya kau tinggalkan, bahkan bayang-bayangnya...usir dia dari kehidupanmu, atau engkau akan terjebak selamanya...

***

hidup tak akan pernah menjadi lebih mudah, ketika kita selalu terjebak dan 'menjebakkan' diri pada area masa lalu kita...

maka, pergi...dan cari sinar kepastian itu...

8 komentar:

~Srex~ mengatakan...

yaah...kadang orang begitu sayang membuang kenangan masa silam...seindah apapun, sesakit apapun. seolah menjadi miliknya, rahasia yg sangat berharga, yang selalu memberi nafas kehidupan bagi benih2 cintanya yang pernah tumbuh.... namun tak berkembang..........

Sekar Lawu mengatakan...

@Mas Srex:
Pagi Mas....sajaknya kok agak melow dengan kopmentar diatas...apakah itu pengalaman pribadi Anda, dok ?

Ini sejarah....sampai kapanpun akan tetap menjadi bagian dari hidup seseorang...dikipatna ya ora bakal ilang...hehehe...

tetep mengenang...tapi tak harus berhenti....

salam...

mechta mengatakan...

Setuju mbak...'tetap mengenang tapi tak harus henti' . Kadang terlalu susah utk bangkit dari keterpurukan masa lalu, dan hadirnya seorang sahabat yg membantu memotivasi utk tetap maju,sungguh patut disyukuri.

Sekar Lawu mengatakan...

@Mechta:
terima kasih ....toss ya....hehehe

Kang Sugeng mengatakan...

oh... cinta memang berjuta-juta rasanya

ellysuryani mengatakan...

Hm, paling aman memang berpikir seimbang dan rasional. Jangan terjebak ya mbak.

felicity mengatakan...

So sweet....
Luv this post...beautifully written...

Setuju banget mbak, untuk bisa maju dan hidup di masa depan memang kita harus melepaskan beban yang mengikat kita dari masa lampau...karena kita tidak hidup di masa lampau...

Sekar Lawu mengatakan...

@jeng Feli:
begitulah...tapi manusia memang mahluk unik, bukannya melepaskan diri dari bayang2 masa lalu, mereka seringkali lebih suka menjebakkan diri dalam jeratan masa lalu, kendati mereka itu harusnya itu adalah pikiran buruk yg mesti dibuang jauh2...menungsa...oh menungsa...