Rabu, 16 Juni 2010

Kebo (sekarang) minumnya solar...




Pagi ini didepan dalemBadran terhampar pemandangan baru..., tanah sawah kering sehabis panen terakhir 2 bulan yang lalu sudah mulai di "luku" atau dibajak. Pak tani mulai bekerja sejak habis subuh, pekerjaan membajak sawah pagi tadi menimbulkan efek suara yang gemuruh sehingga membangunkan para penghuni sekitar sawah termasuk penghuni dalemBadran...Tentu saja, pak tani menggunakan traktor bajak buat membajak tanah sawahnya...
Memang lebih praktis,efektif dan efisien daripada membajak sawah dengan mengandalkan tenaga kerbau atau sapi seperti jaman dulu kala.Namanya juga jaman kemajuan...kata YangTi (kamsudnya ?)...qiqiqi...bahasa yang sederhana.
Well, kerbau mekanik berwarna merah diatas tentu tidak mengkonsumsi aneka rerumputan dan tak perlu dikombor dengan campuran katul-air dan suketan...karena dia sudah cukup puas dengan beberapa liter solar...tidak perlu repot memandikannya disungai diutara kampung, cukup digrujug air sumur saja. Memang segalanya menjadi lebih praktis ya...hari gini..., sapa sih yang mau repot2 kayak jaman dulu...?
Aku jadi terkenang masa kecil dulu, kalau MbahKung Magelang membajak sawah dengan si item (nama kerbau peliharaan Mbahkung) aku suka numpang mbonceng dihaluan belakang luku nya, kerbau dikendalikan oleh Kang Sangsang sambil berteriak hrrrr...hrrr...ciakkk...ciaakkk....Oh, kenangan manis ya...dan ini tak akan lagi dialami oleh Karin dan Aizs, saat ini...

9 komentar:

Anonim mengatakan...

Betul, di kampung saya juga sudah jarang ditemui Kebo, kalaupun ada yang masih memelihara itu tinggal satu orang dan setahuku juga tak pernah dipakai untuk membajak sawah.

mechta mengatakan...

iya mbak...semakin banyak yg hewan makan bensin/solar ya...Kijang, Kuda, Panther, dll... hehe... Eh mbak..kebo yg itu bisa diboncengi juga kali, meski ga senikmat goyangan kebo yg makan rumput mungkin...

~Srex~ mengatakan...

he-eh mbak...bis di luku, terus di genangi air...dipaculibiar rata terus di garu yaa...baru di tanami padi.
Ritual seperti itu ku alami di masa kecilku. O ya paling asyik ya sambil nyari belut di sawah ...sampe belepotan, terus mandi di sungai....dijamin gatal2 deh itu badan...xixixi....

Sekar Lawu mengatakan...

@Pak Nurudin:
Lhah, kebo sekarang malah dimulyakne ya, Pak....nggak kerja, cuma nunggu digemukan bakal korban di hari raya korban nati...hehehe

Sekar Lawu mengatakan...

@mechta:
bener jeng, semua mua minumnya kok BBm ya....hahaha...
Traktor yg ini bisa juga diboncengin, tapi kalo nggak hati2 malah kelempar kelumpur...qiqiiq

Sekar Lawu mengatakan...

@Mas srex:
memang begitulah ritualnya, selalu urut....dan sakral, menurut saya. Apalagi kalau dikampung saya masih ada ritual khusus menjelang 'tandur' dan panen....
Kenangan Mas Srex dan saya pada masa kecil dikampung sama kentalnya...hanya saja, saya lebih beruntung, hingga hari ini saya masih bisa merasakan indahnya melihat petani menggarap sawah tepat didepan dalemBadran, rumah saya....

~Srex~ mengatakan...

betul mbak...sampeyan lebih beruntung. Aku bahkan pernah ngajak anak2ku nyari tempat lokasi pak tani lagi ngluku, jauh dari rumah...ku ajak mereka yemplung di sawah...maen lumpur...hehe

Sekar Lawu mengatakan...

@mas srex:
ajak anak2 ke dalemBadran...atau daerah sekitar rumah saya, masih banyak tanah sawah yang bisa dioprek...hahaha...
Atau beli tanah di karanganyar Mas, masih murah....( qiqiqi...malah juwalan)

ellysuryani mengatakan...

Hehe, kebonya udah dipensiunkan sama alsintan ya mbak.