Rabu, 30 Maret 2011

dan aku sudah mati sebelum terbunuh olehmu



sudah lama kami tak bertemu, sekedar saling curcol atau cerita ala kadarnya. mungkin benar karena kesibukan kami masing2, mungkin juga karena akhir2 ini kami lebih intens ngobrol di ruang maya...saya dan Fe, adalah sepasang sahabat yang saling menggenapi...saya dan Fe, seperti sudah menjadi kata majemuk.

dan senja ini kami sengaja janjian untuk bertemu ditempat favorit kami, di serambi sebuah kafe langganan kami. saya dan Fe, duduk berhadapan dibatasi oleh meja kecil. dua cangkir coffe latte menemani obrolan kami disenja yang basah. ditengah lalu lalang orang yang bergegas kembali pulang kerumah diantara riuhnya lalulintas citywalk ini kami berbagi cerita.
saya dan Fe, dua pribadi berbeda yang saling melengkapi....senja ini Fe lebih banyak bercerita, seperti biasanya, dan saya setia menjadi pendengarnya...ehhh...ehhhmm...selalu begitu.
cerita Fe mengalir rancak, sepertinya tanpa titik dan koma, bahkan dia seperti tak sempat menghela nafasnya....mulutnya sibuk bercerita, matanya berbicara, bahasa tubuhnya begitu sinkron dengan tema ceritanya senja ini...cinta...lagi-lagi cinta.
tentang bagaimana dia tengah kecewa karena laki-laki yang dia klaim sebagai kekasihnya 3 bulan terakhir ini ternyata telah menduakannya..ehhh...ehhmm...entah cerita klasik dengan thema serupa ini sudah episode yang keberapa...aku hanya diam tergugu mendengarnya...responku standar saja... ' oh ya...? ', ' ehhm...ehmm', ' begitu ?' atau sesekali dengan gaya ekpsresif * yang sumpah...perezz abisss...* ' aww...aww...' sambil aku dekap mulutku dengan jariku,hedeeeh....bener2 aku jadi makin pandai berbasa basi.
namun ada satu kalimat Fe yang membuat aku terhenyak dan matigaya, ketika dia bilang...' aku mau berhenti saja, nggak lagi berharap punya kekasih, apalagi suami...sepertinya menjomblo akan menjadi pilihan aku...selamanya...'

' wait...., ' sergahku, ' nggak salah, Fe ? kamu yang flamboyan dan eksis, aktif TP TP, dinamis dan selalu optimis, mengapa jadi begitu fragille....seperti bukan kamu'
'aku capek, dee'...' kamu tidak pernah tahu, bagaimana aku harus berjuang mengatasi rasa cemburuku terhadap nasibmu...aku tak pernah seberuntung kamu. cinta sudah mengalahkan aku, menghabisi aku dengan rasa sakit yang sangat, '
'halah lebai kamu, ' sergahku halus, ' besok juga kamu sudah ha ha hi hi...melambaikan tangan kananmu dengan tangan kiri menggamit lengan someone special lagi...yakin deeeh..., nggak ada yang sulit buatmu ...'

' kali ini tidak, dee...aku sudah sampai pada titik akhir...titik dimana aku sudah tak bisa mempercayai seseorang...buat aku semua hanya pembodohan...bukan aku melawan takdir, tapi biar aku nikmati sakit ini sendiri...jangan mencoba menyembuhkan aku, aku tak akan pernah sembuh, dee...kamu tahu sebabnya, tapi kamu tak akan pernah tahu seperti apa obatnya. biar aku rasai sendiri, dee... jangan cegah aku...'

'okay...okay...apapun, jangan melukai dirimu sendiri, fe...kamu akan menyesal nantinya...kita sudah pernah bicarakan ini kan ? ini hanya masalah ketidakakuratan, hanya klamu terlalu yakin akan pilihanmu yang akhirnya kamu sesali...aku pernah bicarakan ini kan, fe ? dengarkan aku...'

dan senja basah makin temaram ketika mentari tembaga kemudian benar2 menghilang...
seperti Fe yang tengah kehilangan, sesungguhnya disudut hatiku aku juga tengah merasakan hal yang sama, kehilangan seseorang yang begitu berarti buat aku, yang tiba-tiba pergi karena suatu alasan, alasan yang sangat bisa aku mengerti, karena hanya satu kata kunci yang telah kami sepakati..' demi kebaikan '...yang kemudian menjadi bom waktu yang akan meledak kapan-kapan, saat yang pasti akan datang yang tak pernah sama2 kami harapkan...sesungguhnya, senja ini aku sama terlukanya dengan fe, hanya fe bisa sebegitu ekspresif curcol dan aku tidak...tahukah engkau, bahwa ini lebih sakit dari yang pernah engkau bayangkan, fe...
apalagi ketika aku membaca status seseorang itu siang tadi, ' engkau berhubungan dengan orang yang sama, berarti engkau siap kehilangan aku...'

fe, aku bahkan sudah mati sebelum terbunuh...

***

tentang Fe dan Dee, ketika senja basah menjawab tanya dihati masing2

Trying to forget someone you loved with all your heart, is like trying to remember someone you've never met!


catatan:
revised on 4 april 2011, thx for U , bro


2 komentar:

A. Moses Levitt mengatakan...

kalo saya, mati semati2nya...
ceritax menggugah

Sekar Lawu mengatakan...

@antoini Ramon:
thx sudah mampir ke Sekar lawu...blogmu juga bagus...:)