Sabtu, 24 Juli 2010

janji sang pecinta hujan


***

bukankah kita pernah sepakat cerita kita akan berakhir pada saat hujan berhenti, sampai ketika jemari hujan menepuk lembut kaca jendela kamar, dan wajah senja yang merona makin menggelap. saat itulah cerita kita sudahi…
ketika kita memandang dari kejauhan anak-anak bertelanjang dada berlari riang menjemput hujan, menggoyang pucuk dedaunan, menggetarkan pasir dan tanah…berlari menjemput pelukan mesra para Ibunda…indahnya suatu senja bersamamu ketika hujan menjelang berhenti, kinasih

dan senja ini, hujan telah berhenti menyisakan bau tanah basah dan aroma khas pedesaan, racikan tembakau, cengkih dan aroma daun jagung dalam bakaran …betapa kita tergugu oleh waktu, diam berkepanjangan, hanya mata kita saling bicara…melihat rinai hujan makin menipis dan langit yang berwarna tembaga…sudah sampai waktunya

diteras kedai kopi ini, hati kita berkejaran dalam pinta…hujan…jangan pernah berhenti, biarkan kami terus tetap bersama seperti ini, saling memandang dalam kagum, berpagut hati dalam bisu, bergenggaman jemari seperti senja yang sudah-sudah, saling menyebut kata ‘kinasih’ untuk menguraikan rindu yang membuhul…hujan, tolong..jangan hentikan kami…

dan, senja ini hujan telah berhenti. jemari hujan telah kembali kerahim langit yang membiru dicumbui horizon senja…memecah segala rasa yang kita punya.
namun, mengapa kita masih duduk disini, kinasih ?
apalagi yang kita tunggu ? bukankah telah sampai janji kita untuk mengakhiri ini ketika hujan berhenti ?

hujan sudah berhenti dari tadi, tapi kita masih disini…lalu apalagi yang kita cari. bukankah hujan sudah menjawab dengan pertanda…
dan aku sadar, bahwa aku yang harus memulai bukan kamu…maka biarkan aku berdiri, menyalamimu dalam diam dan selaksa rindu yang kutabung…
aku pulang dulu, kinasih
kau diam, hanya matamu yang bicara…
membiarkanku membawa cinta kecilmu pergi bersamaku

***
ah, aku ingin ingkar janji bila tak ingat ada tiga hati menanti jawabku sore ini, ketika hujan berhenti sejak tadi
aku, kamu, kita adalah pecinta hujan yang tengah kehilangan…

***

pict taken from here

1 komentar:

dian mengatakan...

bagus bgt puisi nya...