Kamis, 01 Juli 2010

aku, kamu : kita, sang hujan dan bulan bulat pucat


***
aku menyapamu dalam basah, 
dan tampias hujan dibalik kaca jendela berjelaga...
memandangmu dibalik tabir bias bulan bulat pucat,
berbagi rindu seperti dua tiga bulan lalu
saat-saat terindah ketika jemari kita saling menggenggam
tak peduli ada air hujan membasahinya
bulan perak, 
hujan dingin berkepanjangan
senyummu yang hangat
tak ada sapa rindu dari bibirmu,
karena kita sama - sama tahu dan rasa
bahwa rindu tak harus dikatakan
cukuplah dibagi dalam rasa didada
seperti malam ini, kendati tak lagi hujan
tapi kita rasakan sejuknya rindu
antara : aku, kamu ,sang hujan dan...
bulan bulat pucat
tak cukupkah sebentuk rindu ini untukmu,
kinasih...?

***

pict by : AJP

1 komentar:

~Srex~ mengatakan...

Kisah Endymion. si penggembala kambing...
Sang dewi bulan pucat jatuh hati padanya....
Di tiupnya angin rindu, menerpa wajah Endymion yang terbaring di padang rumput......
tertidurlah...ia...lelap...sangat lelap ....
Bulan pucat mengunjunginya tiap malam....terbaring, hangat, tersenyum dalam tidurnya yang abadi...
Sang Dewi bulan melepas rindu...yang terbawa kabut manakala fajar menyingsing....begitu...seterusnya,,,,,