Selasa, 16 September 2008

Sopo Ngiro...sopo ingsun


Diujung gang menuju dalemBadran ada dua buah warung makan andalan para keluarga dilingkungan kita. Warung makan yang membuat kita tak perlu bingung-bingung kala mentok nggak punya ide mau masak apa hari ini, kala tak ada lagi waktu buat sak-masak makanan hari ini, juga buat kalau lagi iseng pengin sesuatu yang harus masak pakai ribet tapi kumat malesnya...pasalnya...males masak sering kumat-kumatan, tapi males makan kok hampir gak pernah ya...
Nah berkaitan dengan masalah males masak tapi tak males makan itu maka penunjang programa ini adalah adanya dua warmak dekat rumah ini, yang satu namanya BSH (Bersih Sehat Halal) milik Bu Warno dan yang satu lagi namanya Sopo Ngiro (oleh anak2 sering diplesetkan dengan terusannya sapa ingsun, maksudnya Sapa Sira Sapa Ingsun) .Menu andalannya standar masakan rumahan, harga murah terjangkau dan tak kalah BSH dengan warung BSH yang jaraknya cuma 5 meteran didepannya.
Kehadiran kedua warmak ini sangat menunjang kegiatan para ibu yang suka kumat males masaknya, tinggal cling...mak thuing...terhidanglah semangkuk soto, atau sup segar, atau lontong opor, atau brambang asem, juga pecel, dan aneka lauk dimeja makan kita...enak tohh? Apalagi disaat bulan puasa kayak sekarang, terutama warung Sopo Ngiro sangat-sangat membantu para keluarga yang ogah susah-susah menyiapkan hidangan sahurnya. Karena di Sopo Ngiro kita bisa dapat apa saja yang kita mau buat bersahur dalam keadaan fresh from the oven...bagaimana tidak, kita bisa duduk di dapur bu Kasidi sambil menungguinya menggoreng aneka lauk buat pembelinya di pagi buta mulai jam 02.00 dinihari...Jadilah, masalah masakan buat sahur mah gampang...kalau males, tinggal jalan kaki saja ke Sopo Ngiro...

6 komentar:

Boodeznee mengatakan...

Nah, yang kayaq gini nih yang membantu para ibu rumah tangga kayaq aku yang malas masak. Tinggal bawa keluarga ke sana, duduk, pesan, makan, kenyang, pulang.

p/s: Klo di Jakarta, Bersih Sehat itu nama panti pijat (tapi yg gak pakai plus plus ya Mbak).

Sekar Lawu mengatakan...

@jeng desny: waah, dikampung sebelah bahkan ada santapan sahur yang disajikan langsung didapur sang pemilik warung,Jeng. Segala masakan masih dimasak diatas tungku kayu, kita boleh ambil sendiri lauk yang kita mau langsung dari panci diatas tungku itu. Kalau lagi beruntung, kita bisa sahur bareng orang sekampung di dapur (pawon) itu...
Serasa di desa...(emang di desa kok...)

Sekar Lawu mengatakan...

Klo ni warung buka cabang di sekitar CK, pasti udah jadi langgananku..

Sekar Lawu mengatakan...

Sori Yik..ini aku ernut..belum keluar dari dapurmu kok udah komen..jadi identitasmu yang menongol..pasti pada bingung yak?

Anonim mengatakan...

jadi inget dulu kalau puasa lari ke warungnya mbak sih yg lagi sibuk di dapurnya dan lihat suaminya yg lagi sibuk numbuk bumbu pecel, dinihari

kalo di sini mau tak mau harus masak sendiri, nggak ada warung je :P ... tapi ada hikmahnya juga sih, makanan terjamin segalanya *halahngayemi2miawakedewe*

Sekar Lawu mengatakan...

@nut: GPP nut, kita kan sodara kembar...wekekek..jadi milikku, milikmu jua...

@jeng ely; lhah ya itu lah kalau orang sudah nrima ing pandum akhirnya kembali ke pasal hikmah...wakakak