Jumat, 14 November 2008

Thukulan blimbinG


Saya setuju sekali pada Koes Plus yang dalam syair salah satu lagunya bilang :
................
orang bilang tanah kita tanah surga,
tongkat kayu dan batu jadi tanaman
................

Lha iya, sembarang bentuk tanaman kan hidup subur di tanah kita ini, jangankan yang sengaja ditanam, dipupuk dan dirawat, sedangken aneka tanduran yang tak sengaja thukul (tumbuh) saja bisa menghijau rimbun dan menghasilkan.

Contohnya di dalemBadran ini, setelah kemaren saya posting tentang berbagai tanaman buah yang thukulan dan buahnya juga banyak disukai seperti jambunya monyet dan talok, kali ini ada juga pohon belimbing thukulan paringan Allah.

Sebenarnya thukulan belimbing di dalemBadran bukan cuma satu ini, tapi ada beberapa, kaluk tidak salah ada 3 yang berhasil diselamatkan oleh YangTi. Dua diantaranya dipindahkan oleh YangTi ke pekarangan rumah tetangga sebelah yang kebetulan waktu itu kosyong tak berpenghuni. Kini kontraktor (orang yang ngontrak rumah sebelah) sedang menikmati hasil buah thukulan ini...weeehhh...nggak nanam tapi bisa panen blimbing...apa nggak nyamleng ?

Nah satu pohon lagi yang dulu waktu thukul dan sempat dipindah YangTi masih imut, sekarang sudah agak lumayan tingginya, dan sudah menghasilkan buah pula. Lokasinya tepat diseberang pagar dalemBadran, di area pinggir pekarangan milik budhe Hibnu. Tentu saja, karena lokasinya ada diluar pagar, agaknya berapapun hasil buahnya nanti pasti akan direlakan untuk siapapun yang meminatinya...bisa orang lewat, bisa anak2 yang butuh materi buat pasaran...

Aizs dan pohon belimbing lingir yang tengah berbuah

Yah, sebagai bentuk syukur atas anugerahNya yang mana semua tanaman dapat tumbuh subur
di area dalemBadran, kita sepakat untuk rela berbagi dengan siapapun yang pengin buah belimbing ini. Kadang ada yang minta sebagai obat hypertensi, ada juga yang minta buat yang lagi ngidam...(again ?). Pokoke bebas saja, sudah gratis, dapat bonus tas plastik buat bawanya lagi...apikan ta ?

Pohon blimbing wuluh itu....

Satu lagi, pohon blimbing thukulan di dalemBadran, kali ini belimbing sayur atau orang jawa bilang belimbing wuluh. Buahnya suka digunaken buat campuran sayuran, bisa sayur asem atau oseng juga jangan lodheh. Rasanya memang jelas gak manis, cuma kecut dan asem saja.
Pohon ini thukul secara tidak tertib di area jemur dalemBadran. Dan karena selama ini luput dari perhatian YangTi, tahu-tahu mbak bendunduk sudah gedhe aja dan sudah males mindahnya. Akhirnya kita biarkan saja pohon ini tentram berdampingan dengan pohon salam menaungi area jemur kami.

So, Subhanallah untuk Allah yang Maha Pemurah. Yang telah mengijinkan aneka tanduran bertumbuh dan mendatangkan manpangat bagi umatNya

13 komentar:

Anonim mengatakan...

wah jane pingin akon cah angon kon penekan blimbing kuwi...ning ko kok wite isih cilik to mbak?

Haris mengatakan...

Mbak, kalo aku lewat karang anyar, aku mau mampir ya, minta dibuatin rujak he.he.he

Diana mengatakan...

Wdh subhanallah ya, YangTi 'tangannya dingin', nanem apa aja hidup ya mbak? Kl aku mah kudu milih, melati ok, lidah buaya ok, pandan jg, tapi kl berurusan sm sirih & pohon jeruk entah knp mendadak 'panas-dalem' pu-unnya, kenapa yah?

Anonim mengatakan...

senenge dikelilingi pohon2 berguna

blimbing wuluhnya buat mbothok enak tuh mbak , di sini juga ada dijual belimbing mbak

Anonim mengatakan...

tukul itu artinya blimbing to

tanahnya subur, sumber daya alamnya melimpah kok rakyatnya belon makmur jugak? nah lo...tanya saja pada rumput yg berjoget

Sekar Lawu mengatakan...

@ndoroSeten:
uwite memang cilik,NDoro, tapi buahe...jan akeh tenan....berminat ?

@Erik:cucok,mas Erik...kita rujakan ya...sampeyan bawa duku dari Palembang, piye ?

@diana: waahh..panas dingin puunnya ? cuba tanya ernut itu resepnya supaya puunnya gak adem panas...

@elys: bener El, buat garangasem juga enak. Tapi kemaren ada teman bilang katanya enak juga dimakan dengan merica bubuk yang diuleki blimbing wuluh ini...waah, tapi saya belum nyuba tuh...gimana ya rasanya?

@nita: halah, nita ini ndagel...thukul itu tumbuh alias grow up...thukulan ya artinya tumbuh yang gak sengaja ditanam...

Anonim mengatakan...

oh.. sudah ganti to? Dulu kan thukul arwana.. sekarang thukul blimbing :-) Wah.. blimbing wuluh.. aku suka banget kalau sudah dimasak jadi sayur pindang, sayur asem, pepes... dll.. (sok tau tentang masakan ibu-ibu aja nih.. hehehehe)

Anonim mengatakan...

wah jadi inget dulu punya pohon belimbing wuluh...banyak yang suka datang minta, krn jarang didapat di jakarta
EM

Sekar Lawu mengatakan...

@Arul: halaah...ndhagelll...padune ben dikontrak Bontang TV...(emang ada ?)

@Ikkyu_san: dulu puun blimbing wuluh yang dijakarta ? soalnya kaluk di jepun pastinya gak nanem blimbing wuluh kan Mbak ? secara di kondo tinggalnya, dimana cuba nanemnya...?

Anonim mengatakan...

kemecer aku liat blimbing wuluh

dyahsuminar mengatakan...

mbak...dirumah juga banyak tukulan lombok rawit,cabe merah keriting...yang gak sengaja nanam kok buahnya banyaaak...ngirit gak pernah beli lombok...he..he..Memang alam kita sangat murah hati...semua di arsiteki oleh Allah swt.

Anonim mengatakan...

wah, aku kok sama dengan jeng kenny.. mendadak kemecer ngliat blimbing wuluh... saking ud kebayang kecutnya. hehehe...

Sekar Lawu mengatakan...

@dyah:
entah kenapa yang thukul2 dan nggak sengaja ditanem kok malah buahnya lebih banyak dan lebih cepat keluarnya, mungkin karena nggak terlalu diarepin dan nggak ditunggu2 ya,Bun...Subhanallah tenan...

@Caroline:
sudah pernah nyoba manisan blimbing wuluh ,Line ? uenyaak....