Kamis, 04 Desember 2008

Bengawan Solo riwayatmu...



Sungai Bengawan Solo dalam jepretan kamera saya, sore ini

Empat kali dalam seminggu, saya wajib melewati jembatan panjang yang membentang diatas Bengawan Solo. Buat teman-teman yang tidak tinggal di kota Solo dan yang belum pernah ke Solo, mungkin gambar-gambar ini bisa mengobati rasa ingin tahunya mengenai sungai terpanjang di Pulau Jawa ini.
Saat ini, keadaan sungai sedang tidak penuh air, ketinggian air biasa-biasa saja, tak menimbulkan bahaya banjir seperti yang terjadi tepat setahun yang lalu. Desember 2007 Bengawan Solo meluap, air mengalir sampai jauh, tidak hanya kelaut, tapi juga sampai diperkampungan2 sekitar aliran sungai, bahkan sampai juga ke daerah pinggiran Solo yang notabene adalah daerah hunian elit seperti Solo Baru dan Grogol...
Saya masih ingat betul, saat itu kebetulan sedang ada proyek konsultansi di beberapa kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, untuk pulang kandang ke Karanganyar saya terpaksa harus memutar sampai ke daerah Kartasura untuk menghindari arus macet akibat banjir bandang Bengawan solo ini...dough...!


Jembatan Bengawan Solo yang jalannya ada 17 x brenjulan (istilah Aizs), jadi tiap kali lewat Aizs akan menghitungnya satu,dua...qiqiqi

Sejauh ini, karena bisa dikata sudah tiap hari bisa ngambah dan melewati Bengawan Solo, saya suka heran kok ada juga teman-teman (dari lain kota) yang suka nanya begini " Bengawan Solo, bagaimana sih wujudnya ? ". Wujudnya ya seperti ini, tak ada yang istimewa, mungkin lebih gagah jembatan Ampera yang membentang diatas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir di Kota Palembang.Jembatan ampera bahkan dijadikan ikon dan lambang kota Palembang. Sedangkan jembatan Bengawan Solo hanya menjadi jembatan yang sungguh biasa saja...
Yeahh, mungkin benar kata tetangga, Bengawan Solo tak akan bergaung di seantero dunia bila tak ada seorang maestro bernama Gesang yang merangkaikan syair dan lagunya menjadi:

Bengawan Solo riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani

Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh

Reff:
Mata airmu dari Solo, terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh akhirnya ke laut

Itu perahu, riwayatmu dulu
Kaum pedagang Slalu naik itu perahu

simple lagunya, tapi tak sesimpel efeknya. Lagu ini terdengar sampai jauuuh di negeri orang . Nama Bengawan Solo ini tentu sudah tak asing lagi bagi kuping orang Indonesia, Bengawan Solo, menjadi sebuah judul lagu keroncong yang sudah melegenda, yang penciptanya saat ini sedang menikmati masa kasepuhan di usia yang ndungkap 92 tahun, dalam kebersahajaan di kampung Kemlayan Solo, Gesang MartoHartono.

sampul kaset keroncong , kaset nya jadoel

BTW, saya pribadi punya kenangan dengan Mbah gesang ini, di sekitar tahun 1980 an, kami kebetulan bertetangga di Perumnas Palur, beliau tinggal di Jl.Nusa Indah dan saya di Jl. Nangka. Ketika itu karena masih kanak-kanak maka saya tak begitu peduli bahwa Mbah Kakung Gesang yang setiap sore suka mencari jangkrik buat pakan manuk ( makanan burung) di lapangan depan rumah saya itu adalah seorang maestro besar, pencipta Bengawan Solo yang melegenda...
Coba kalau saya tahu..., pasti saya sudah minta tanda tangannya waktu itu...qiqiqi....

Pesan dari ernut:
Yen liwat Bengawan Solo, plis ati2, kaluk kumat epilepsimu bisa bahaya...sekarlawu tbisa inggal nama...

22 komentar:

Arief Firhanusa mengatakan...

Bengawan Solo tak menyisakan kenangan tentang banjir pada diri saya, Mbak, tapi soal Garuda yang nyungsep di sana beberapa tahun silam. Saya liputan, dan jurnalis pertama yang mewawancarai calon suami pramugari yang terlempar dari pesawat itu .. (sedih kalau mengingat itu)

Anonim mengatakan...

kunjungan ksini pertamax,comen juga..
salam mba dari jakarta yg panas untuk kota solo...

Anonim mengatakan...

di kampungku Lamongan, Bengawan Solo juga melintas. Dan artikel ini pula yang bikin saya kangen rumah nih...

Ayik dan Ernut mengatakan...

(ernut)
sing penting kwi wis simpen tanda tanganku baik-baik to, man?

Anonim mengatakan...

Makasih buat foto2x dan liputannya mbak. Ibunda (alm) berasal dari desa yang terletak di tepi Bengawan Solo kalo nggak salah namanya Giriwoyo atau Giritantra (something with Giri... Duh, sedihnya, tidak hafal nama yang wajib diingat ini).

Sejak kecil saya sering mendengar cerita Ibunda tentang acara menyeberang sungai atau mandi di sungai 'Bengawan Solo'. Dan, setiap pagi di rumah kami (Jakarta) terdengar lagu 'Bengawan Solo' yang diputar Ibu sebelum ke kantor.

Tetapi, hingga kini saya tidak pernah tahu wujud sungai yang 'menghebohkan' tersebut, huhuhu :(, anak yang hilang... Baru sempat pulang kampung, sekali saat kelas 3 SD dan nyaris tak banyak yang diingat... Moga2x tahun depan bisa mudik, menengok kampung halaman. Sekaligus memperkenalkan pasangan pada tanah kelahiran Ibunda, dimana separuh jiwa saya berasal.

Salam :)

Anonim mengatakan...

..oh..Bengawan Solo itu masih ada tho..??!! memang cantik kok Bengawan yg satu ini...dulu waktu kecil aku suka diajak jalan dari Mloyusuman ke Palur utk lihat Bengawan Solo...airnya masih bening dan kemricik...Bengawan Solo itu nama di Solo...begitu sampai kewilayah Madiun, namanya ganti Bengawan Madiun bukan...???

Anonim mengatakan...

wuiiih.... keknya abis ini postingannya poto bareng ma yangkung Gesang di festival kroncong nie

eh eh... nggak jadi ding, dah keduluan ketahuan seeh...

Linda Rooroh mengatakan...

hahaha.. aku suka ketawa liat pesan berbalasan ayik-ernut.. epilepsi dan kentut sering terbawa-bawa...qkqkqk

ternyata bener dari penampakannya Bengawan Solo gak sefenomenal lagu-nya.. airnya malah kok keruh lumpuran gitu yaa.. aku juga baru liat nih yik...

Anonim mengatakan...

wah itu lagu keroncong favoritku selain sampul surat(kurang pasti judulnya sih :D)
jadi inget srimulat nyanyiin ..bengawan so...lo riwayat mu i.... hihihih masih suka geli kalo inget itu.

Sekar Lawu mengatakan...

@Firhanusa:
kenangan yang indah karena merupakan jurnalis pertama yang meliput, tapi sekaligus kenangan buruk mengingat wawancara dengan calon suami pramugari yang akhirnya jadi kurban tewas...
BTW, saorang sahabat tiba2 menjadi jutawan, karena dia adalah salah satu korban selamet dari peristiwa Garuda nyungsep di BS itu Mas, klaim asuransinya bikin dia tajirr...

@Adel:
Hai Adel, apakah kamu temannya Temon...qiqiqi...itu Abdel ya...?
Salam kenal juga dari Karanganyar yang kadang adem kadang panas, tergantung mood saya...qiqiqi

@Firanza:
Hi Fir, kalau kangen, titipkan kangenmu pada air yang mengalir sajah...( wakakak, emang ada air mengalir sampai Lamongan dari tempatmu kini berada ?)

@Ernut:
Uwis man, malah wis tak pajang dibawah sign 'Awas Anjing Galak'...Nasihatmu mengenai ati2 cedhak banyu untuk penderita epilepsi sudah kulakuken...

@Felicity:
Masih lumayan, masih ingat 'giri' nya...Mbak juga masih 'mbundeli' tatacara adat jawa, saya salut itu...
O ya, munkgin daerah asal Ibunda itu terletak di kabupaten wonogiri, hulu sungai BS ini kan dari sana juga...so, kaluk sempat bawa kakanda pulang ke desa, jangan lupa sempatkan ciblon di BS ya...

@dJokoWA:
Bentull Mas..., kaluk lewat Ponorogo ya namanya Bengawan Ponorogo. sungai yang luwes...
Kalauk lagi gak musim ujan memang bgitulah penampakannya...lethek dan tak ramah alam, karena segala limbah pabrik disekitar pinggiran sungai tumplek bleg di BS ini, limbah pabrik tekstil paling ngeri, warnanya hitam keunguan kileng2...nggilanik...BS tak sebening jaman cilikan Mas Joko lagi...
BTW, panjenengan solo ne mana Mas ?

@Jimi:
Weleeh....malah belum sempat nonton itu festival je Mas...sibuk, banyak kondangan !

@Linda:
BS sekarang mah gak beda dengan kali ciliwung,Lin. Keruh dan kotor, maknya kaluk musim hujan (terakhir Des2007) suka siaga 1 buat kota Solo...banjiir....

Ernut & saya adalah penderita epilepsi Lin, hanya stadiumnya yang berbeda, dia lebih akut dari saya, cuma saja dia nggak pernah mau ngaku...dia cuma mau ngaku bahwa dia histrionik...
Tapi jangan khawatir Lin, epilepsi bukan penyakit keturunan juga tidak menular, apalagi kaluk lewat ngeblog...
So, ayo Lin...kita main bola lagi...aku sudah lumayan kayak Budi...

@Kenny:
Tadinya dipostingan ini aku mau nulis juga lagu BS versi srimulat yang penggalan syairnya asal itu...tapi aku pikir para blogger malah ra mudheng, malah dadi ra lutuuu...ternyata Mbak kenny masih inget toh...Toss Mbak !

Anonim mengatakan...

wah .. kaline gedhe banget yo mbak, itu pohon berbunga merah pohon apa ya mbak, cantik banget, kalau liat jembatan dan tengah-tengah jalannya, jadi inget kali weser di sini, cuma kali bengawannya eksotik banget warnanya merah gitu lho mbak, ada kapal yg biasa melewati di sana mbak ?

Anonim mengatakan...

dulu waktu kecil saya sering diajak ke Taman Jurug di tepian Bengawan Solo (masih ada nggak sekarang?) Perasaan saya waktu itu, sungai Bengawan Solo tuh gede banget... (mungkin karena saya masih kecil yach)

Anonim mengatakan...

mbak, lagu bengawan solo juga pernah dinyanyikan dlm bhs inggris oleh rebecca pan, aktris China. ini liriknya:

Bengawan Solo
River of love, behold
Where the palms are swaying low
And lovers get so enthralled

Bengawan Solo
River of love we know
Where my heart was set aglow
When we loved not long ago

Chorus:
Nightingales softly singing
The guitar is gently playing
Moon and stars brightly shining
Shining for you and I

In that moment divine
You whispered you were mine
And you vowed we’d never part
Down by the river of love

aziz miring mengatakan...

saya lbh terarik dengan cover kaset....

liat aza cewek_na cantik", yaw..

Anonim mengatakan...

Apal banget Ais sampai tahu ada 17 brenjulan, hehehe...
Tahun lalu saya sempat bertemu mbak Gesang di Kemlayan, waktu ada kegiatan membuat film dokumenter... (sempat kesasar ke Perumahan di Palur waktu nyari alamatnya, nggak tahunya di Kemlayan, hehe)..
Mbah Gesang itu, walaupun sudah buyuten, bila diminta menyanyi masih bersemangat...

Anonim mengatakan...

Weee Bunda....Yaya suka ngeri kalau pas hujan-hujan lewat jembatan itu. Uhmm....semoga banjir tahun kemarin gak terjadi lagi ya Bun :) tempat kami hampir kena, untung tempat kami masih agak tinggi jadi masih selamat :)

Sekar Lawu mengatakan...

@Elly:
itu bunga flamboyant El, sudah hampir sebulan ini bunga nya bertahan orange moronyoi indah gitu....bagus ya...

@Arul:
Ya iyalaah...MasRul, kaluk sekarang liat BS ini mah biasa aja 'kali ya gak gedhe2 amat...BTW, Jurug masih ada kok, masih banyak yang pacaran disana, BTW, pernah ngintip ?

@Nita:
Horok Nit, aku juga pernah lagu ini versi enggrisnya...bagus ya...Thx sudah berbagi

@Azis:
Mau dikenalin dengan cewek dalam cover kaset ituh ?

@Andy:
cuba deh Mas andy itung ituh sambungan baja jembatan yang gak rata ditutup aspalnya...mak jedhug2 gitu rasanya kaluk kita lewat. Juga sempatkan berhenti sejenak di badan jembatan, terasa bergoyang-goyang mau runtuh gitu...liyhat-liyhut...

@Yaya:
yaya rumahnya dimana ? sekarang mah biar rumah jauh dari BS tetep aja ada resiko banjir juga, nyatanya itu Solo Baru ajah kebanjiran....prihatindotkom

Anonim mengatakan...

bengawan solo pula, yang membuat rumah mertuwa di bojonegoro kebanjiran... *sedih mode*

astrid savitri mengatakan...

Bolak balik ke solo, cuma sekali lihat BS..payah tenan! tp mbak, cover kaset-nya itu super deh jadulnya, hehe...

Sekar Lawu mengatakan...

@Ciwir:
Kenangan yang burukkk....

@Astrid:
Tenang Astrid, emang BS ini letaknya kan jauh dipinggir timur kota solo, jadi kalau kita nggak mau sekalian ke Karanganyar or JaTim pastinya nggak lewat ini sungai...
Nah, kaluk dari Solo mau kerumah saya di Karanganyar, barulah lewat Bs inii...

Anonim mengatakan...

wah mbak...makasih dikasih liat fotonya Bungawan Solo (ikutin lafalnya orang Jepang hihihi). Kan lagunya terkenal banget di sini. Semua orang tua Jepang bangga banget kalau ngomongin BS atau cerita pernah ketemu Gesang, atau malah masuk Perkumpulan Gesang. Mereka yang mengusahakan spy Gesang dapat royalti kan.
Tapi saya ngga sangka jembatannya bagus kok, meskipun ada 17 brenjulan hehehe.
Kapan ya saya bisa ke sana?
EM

Sekar Lawu mengatakan...

@Ikkyu_San:
Yang bikin prihatin, justru orang jepang kayaknya lebih peduli dari bangsa sendiri...Jadi di Jepang sana BS ngetop ya Mbakk...(senengbanget dotkom)