(duduk lesehan,
seonggok jagung dan aromanya dalam bakaran)
kau habiskan sisa jagungmu
diam dalam sisa malam
tenggelam kita dalam buaran sepi
cuma debur air
menyentuh kaki telanjang kita
senantiasa ingatkan aku,
pada satu prasangka,
takut,
khawatir,
akan vonis...
sanur, dipantaimu
kendati ada keintiman itu terasa
kami jauh, tapi begitu dekat
lambaian mata kami
menyatu dalam diam
(dan tersipu malu)
sanur, dipantaimu
kami berjabat dalam tatap
berbaur aroma jagung bakar
hati kami berbunga
jantung kami berdebar
6 komentar:
nostalgia mbak?
Wah sayang kita gak ketemuan ya mbak Ayik. saya ada disana 4 hari, sampe tanggal 26 Juni. Tapi, hehe, gak sempat makan jagung bakar itu.
@diana:
bener sekali Mbak Diana...nostalgia masa remaja...
@Newsoul:
haiyaa...itu cerita lama Mbak Ely...yang jual jagung bakar juga sudah ko'it kali...qiqiqi
met kenal sebelumnya. puisinya bagus mbak ringan n asik..
jenenge wae sekarlawu... nek nggawe puisi mesti josss
@otong:
matur tengkyu
@andy:
tenanneee.........
Posting Komentar