Mas Jockie, semangatnya telah memotivasiku...
I luv U, Mas
I luv U, Mas
Sahabat, masih ingat kah cerita saya tentang seorang kakak sepupu saya MBak Yanthi Sulistiyono ? yang ceritanya pernah saya unggah di sekarlawu beberapa waktu yang lalu...Saat ini Mbak Yanthi masih berjuang melawan kanker yang dideritanya...doa dari para sahabat sekarlawu saya yakin akan menambah semangatnya untuk terus berjuang melawan sekaligus bersahabat dengan kanker itu...
Kali ini, saya punya cerita tentang sepupu saya yang lain, tentang kakak kandung MBak Yanthi yang namanya Mas Jockie Sunardi. Beliau sudah dinyatakan gagal ginjal lebih dari 5 tahun yang lalu, rasanya segala usaha telah dilakukan oleh keluarga dan kerabat untuk mencapai kesembuhannya kembali...Bahkan tahun 2005 Mas Jockie pernah tinggal di Guangzhou, China untuk melakukan transplantasi ginjal..Rupanya Allah masih menguji beliau dengan belum ditemukannya ginjal yang cocok untuk tubuhnya...Akhirnya Mas Jockie memutuskan untuk kembali ketanah air tanpa ginjal baru yang diharapkan akan bisa menggantikan fungsi ginjal lamanya yang sudah aus...
Hingga saat ini, Mas Jockie masih tetap survive dengan ginjalnya yang fungsinya sudah jauh menurun..Mas Jockie masih tetap bersemangat menjalani hidupnya dengan maksimal meski harus menjalani CAPD - cara cuci darah mandiri..., masih bekerja dikantornya, masih bisa membagi cintanya buat istri dan kedua anaknya yang berangkat remaja. Masih rajin berbagi sapa cinta kepada kami adik dan saudara sepupunya melalui milis KB_DM maupun fesbuk...
Tak sekalipun aku pernah mendengar Mas Jockie mengeluhkan penyakit dan kondisinya yang selalu up 'n down...Aku ingin, semangat dan ketegaran serta keikhlasan Mas Jockie bisa aku terapkan dalam aku menjalani hidupku kedepannya...
Bahkan dalam kondisinya sekarang, Mas Jockie masih selalu mengucap syukur atas ujian yang diterimanya dari Allah. Subhanallah...
Semangat hidup Mas Jockie sungguh memotivasi saya dan para sepupu yang lain untuk terus semangat menjalani hidup yang tidak ringan ini..bahkan karena Mas Jockie pula saya kemudian meresolusi diri untuk mempunyai gaya hidup lebih sehat...
Mas Jockie,
Terima kasih untuk tebaran semangat hidup itu, terima kasih masih bisa berbagi cinta kepada aku dan keluarga kecilku, meski cuma lewat fesbuk, lewat sms, sungguh buat aku itu terasa indah dan sempurna...
Untuk sahabat Sekarlawu, berikut adalah tulisan Mas Jockie yang saya angkat dari catatannya di fesbuk...., semoga ini bisa menjadi motivasi buat kita semua untuk tetap bisa menjaga semangat hidup saat kita sedang diuji...Tulisan ini adalah penanda dari tiga tahun beliau melakukan CAPD...
Catatan hati Mas Jockie:
Setelah tiga tahun melakukan CAPD : Masih teringat siang hari itu aku duduk dihadapan dr. Winarni di RSPP. “Bagaimana pak? Apa keluhannya?”
“Dok saya sudah dua hari ini tidak bisa makan nasi. Hanya makan buah2an. Badan saya lemas sekali tidak bertenaga. Kenapa ya dok?”. “Wah sepertinya tidak bisa ditunda lagi, bapak harus segera cuci darah”.
Akhirnya hari itu tiba. 30 Juni 2006. 14 bulan sudah aku bertahan untuk tidak melakukan cuci darah. Sebetulnya sejak April 2005 Prof Wiguno sudah mengatakan bahwa 1 bulan lagi aku sudah harus cuci darah, karena diet protein ketat yang aku lakukan sejak Januari 2005 tidak bisa menahan menurunnya fungsi ginjal. Oleh sebab itu ketika April 2005 aku diminta untuk operasi Cimino guna persiapan cuci darah (Hemodialysis).
Aku coba bertahan untuk tidak segera cuci darah dengan diet ketat. Berat badanku turun drastis dari 76 kg tinggal 62 kg. Kulit muka menghitam. Kata orang wajahku total berubah. Banyak sekali teman yang tidak kenal karena begitu berubahnya tampangku. Setahun yang sangat berat. Bahkan aku sempat jadi vegetarian selama beberapa bulan. Sehari sebelum aku bertemu dr Winarni, aku masih dinas keluar kota. Di Palembang selain susah makan hampir aku tak kuat naik tangga pesawat waktu akan pulang. “OK dok boleh deh cuci darah”. “Kapan bapak maunya?” “Sekarang juga boleh dok”.
“Kalau gitu saya buat surat pengantar. Nanti bapak ke lt 6 langsung ke ruang cuci darah, berikan surat ini”. Di ruang cuci darah petugas bertanya : “Siapa yg akan cuci darah?” “Saya.” “Bapak datang sendiri?” “Iya” “Biasanya yg datang kesini dalam keadaan koma dari ruang UGD atau ICU.” “Biasanya orang sudah tumbang baru terpaksa cuci darah.”
Wah padahal aku juga rasanya sudah hampir tumbang. Hari itu meskipun aku cuma sendiri, perasaanku tenang saja. Masa shock sudah lewat yaitu di Januari 2005. Waktu itu aku sangat terkejut dan butuh waktu beberapa saat sebelum memberi tahu ke isteriku .Aku pergi tiduran dirumah orang tuaku. Waktu itu almarhumah ibuku masih ada tapi dalam keadaan sakit karena stroke. Beliau tidak bisa berkomunikasi karena sakitnya. Aku harus cuci darah seminggu tiga kali. Istriku datang menyusul ke rumah sakit satu jam kemudian.
Mulailah perjalanan dan perjuangan berat itu. Dua minggu kemudian aku pindah cuci darah di rs Cikini. September 2006 aku berangkat ke Guangzhou Cina untuk cangkok ginjal. Tapi selama 5 bulan disana dari beberapa ginjal yang dicoba tidak ada yang cocok dengan jaringan badanku. Apalagi antibodyku tinggi sekali. Aku tidak mau ambil resiko memaksakan untuk di operasi. Akhirnya aku kembali ke tanah air dan kembali cuci darah di rs Cikini. Ini masa2 paling gawat. Kuingat 3 kali nyawaku hampir tidak tertolong karena paru2 penuh air sehingga tidak bisa ditembus oleh oksigen. Seorang perawat menganjurkanku mencoba cara cuci darah mandiri (CAPD). Aku beralih dari cuci darah biasa menjadi CAPD. Aku merasa cocok. Berat badanku mulai kembali menjadi semula.
Aku sudah memutuskan untuk menghabiskan sisa umurku dengan CAPD. Tidak terasa aku sudah menjalaninya selama tiga tahun, Terima kasih Allah bahwa aku masih diperkenankan kumpul dengan keluarga dan teman2ku sampai hari ini. Aku merasakan begitu cintanya teman2 dan keluargaku yang membuatku tegar sampai hari ini.
Begitulah Mas Jockie hari ini...., tetap tegar mengahadapi takdirnya...
Sahabat, dari catatan diatas, saya mengambil banyak hikmah, seperti yang selalu Mas Jockie bilang kepadaku..." Jaga kesehatan Yik, kesehatan itu mahal harganya...", juga ketegaran dan keikhlasan menjalani ujian Allah. Karena dengan ujian ini artinya Allah sedang menunjukkan cintanya yang maha besar untuk umatnya...
Untuk Mas Jockie, terimalah cinta kami semua...
I Luv U, Mas Jockie....
Kali ini, saya punya cerita tentang sepupu saya yang lain, tentang kakak kandung MBak Yanthi yang namanya Mas Jockie Sunardi. Beliau sudah dinyatakan gagal ginjal lebih dari 5 tahun yang lalu, rasanya segala usaha telah dilakukan oleh keluarga dan kerabat untuk mencapai kesembuhannya kembali...Bahkan tahun 2005 Mas Jockie pernah tinggal di Guangzhou, China untuk melakukan transplantasi ginjal..Rupanya Allah masih menguji beliau dengan belum ditemukannya ginjal yang cocok untuk tubuhnya...Akhirnya Mas Jockie memutuskan untuk kembali ketanah air tanpa ginjal baru yang diharapkan akan bisa menggantikan fungsi ginjal lamanya yang sudah aus...
Hingga saat ini, Mas Jockie masih tetap survive dengan ginjalnya yang fungsinya sudah jauh menurun..Mas Jockie masih tetap bersemangat menjalani hidupnya dengan maksimal meski harus menjalani CAPD - cara cuci darah mandiri..., masih bekerja dikantornya, masih bisa membagi cintanya buat istri dan kedua anaknya yang berangkat remaja. Masih rajin berbagi sapa cinta kepada kami adik dan saudara sepupunya melalui milis KB_DM maupun fesbuk...
Tak sekalipun aku pernah mendengar Mas Jockie mengeluhkan penyakit dan kondisinya yang selalu up 'n down...Aku ingin, semangat dan ketegaran serta keikhlasan Mas Jockie bisa aku terapkan dalam aku menjalani hidupku kedepannya...
Bahkan dalam kondisinya sekarang, Mas Jockie masih selalu mengucap syukur atas ujian yang diterimanya dari Allah. Subhanallah...
Semangat hidup Mas Jockie sungguh memotivasi saya dan para sepupu yang lain untuk terus semangat menjalani hidup yang tidak ringan ini..bahkan karena Mas Jockie pula saya kemudian meresolusi diri untuk mempunyai gaya hidup lebih sehat...
Mas Jockie,
Terima kasih untuk tebaran semangat hidup itu, terima kasih masih bisa berbagi cinta kepada aku dan keluarga kecilku, meski cuma lewat fesbuk, lewat sms, sungguh buat aku itu terasa indah dan sempurna...
Untuk sahabat Sekarlawu, berikut adalah tulisan Mas Jockie yang saya angkat dari catatannya di fesbuk...., semoga ini bisa menjadi motivasi buat kita semua untuk tetap bisa menjaga semangat hidup saat kita sedang diuji...Tulisan ini adalah penanda dari tiga tahun beliau melakukan CAPD...
Catatan hati Mas Jockie:
Setelah tiga tahun melakukan CAPD : Masih teringat siang hari itu aku duduk dihadapan dr. Winarni di RSPP. “Bagaimana pak? Apa keluhannya?”
“Dok saya sudah dua hari ini tidak bisa makan nasi. Hanya makan buah2an. Badan saya lemas sekali tidak bertenaga. Kenapa ya dok?”. “Wah sepertinya tidak bisa ditunda lagi, bapak harus segera cuci darah”.
Akhirnya hari itu tiba. 30 Juni 2006. 14 bulan sudah aku bertahan untuk tidak melakukan cuci darah. Sebetulnya sejak April 2005 Prof Wiguno sudah mengatakan bahwa 1 bulan lagi aku sudah harus cuci darah, karena diet protein ketat yang aku lakukan sejak Januari 2005 tidak bisa menahan menurunnya fungsi ginjal. Oleh sebab itu ketika April 2005 aku diminta untuk operasi Cimino guna persiapan cuci darah (Hemodialysis).
Aku coba bertahan untuk tidak segera cuci darah dengan diet ketat. Berat badanku turun drastis dari 76 kg tinggal 62 kg. Kulit muka menghitam. Kata orang wajahku total berubah. Banyak sekali teman yang tidak kenal karena begitu berubahnya tampangku. Setahun yang sangat berat. Bahkan aku sempat jadi vegetarian selama beberapa bulan. Sehari sebelum aku bertemu dr Winarni, aku masih dinas keluar kota. Di Palembang selain susah makan hampir aku tak kuat naik tangga pesawat waktu akan pulang. “OK dok boleh deh cuci darah”. “Kapan bapak maunya?” “Sekarang juga boleh dok”.
“Kalau gitu saya buat surat pengantar. Nanti bapak ke lt 6 langsung ke ruang cuci darah, berikan surat ini”. Di ruang cuci darah petugas bertanya : “Siapa yg akan cuci darah?” “Saya.” “Bapak datang sendiri?” “Iya” “Biasanya yg datang kesini dalam keadaan koma dari ruang UGD atau ICU.” “Biasanya orang sudah tumbang baru terpaksa cuci darah.”
Wah padahal aku juga rasanya sudah hampir tumbang. Hari itu meskipun aku cuma sendiri, perasaanku tenang saja. Masa shock sudah lewat yaitu di Januari 2005. Waktu itu aku sangat terkejut dan butuh waktu beberapa saat sebelum memberi tahu ke isteriku .Aku pergi tiduran dirumah orang tuaku. Waktu itu almarhumah ibuku masih ada tapi dalam keadaan sakit karena stroke. Beliau tidak bisa berkomunikasi karena sakitnya. Aku harus cuci darah seminggu tiga kali. Istriku datang menyusul ke rumah sakit satu jam kemudian.
Mulailah perjalanan dan perjuangan berat itu. Dua minggu kemudian aku pindah cuci darah di rs Cikini. September 2006 aku berangkat ke Guangzhou Cina untuk cangkok ginjal. Tapi selama 5 bulan disana dari beberapa ginjal yang dicoba tidak ada yang cocok dengan jaringan badanku. Apalagi antibodyku tinggi sekali. Aku tidak mau ambil resiko memaksakan untuk di operasi. Akhirnya aku kembali ke tanah air dan kembali cuci darah di rs Cikini. Ini masa2 paling gawat. Kuingat 3 kali nyawaku hampir tidak tertolong karena paru2 penuh air sehingga tidak bisa ditembus oleh oksigen. Seorang perawat menganjurkanku mencoba cara cuci darah mandiri (CAPD). Aku beralih dari cuci darah biasa menjadi CAPD. Aku merasa cocok. Berat badanku mulai kembali menjadi semula.
Aku sudah memutuskan untuk menghabiskan sisa umurku dengan CAPD. Tidak terasa aku sudah menjalaninya selama tiga tahun, Terima kasih Allah bahwa aku masih diperkenankan kumpul dengan keluarga dan teman2ku sampai hari ini. Aku merasakan begitu cintanya teman2 dan keluargaku yang membuatku tegar sampai hari ini.
Begitulah Mas Jockie hari ini...., tetap tegar mengahadapi takdirnya...
Sahabat, dari catatan diatas, saya mengambil banyak hikmah, seperti yang selalu Mas Jockie bilang kepadaku..." Jaga kesehatan Yik, kesehatan itu mahal harganya...", juga ketegaran dan keikhlasan menjalani ujian Allah. Karena dengan ujian ini artinya Allah sedang menunjukkan cintanya yang maha besar untuk umatnya...
Untuk Mas Jockie, terimalah cinta kami semua...
I Luv U, Mas Jockie....
13 komentar:
semoga diapringi kuat dan etetap semangat!
@ernut:
Amin. thx ya Nut....
mengharukan, tetap bisa bersyukur dalam segala hal.. rasanya itu yang terutama
@Linda:
semoga ada hikmah yang bisa kita ambil dari cerita ini ya Mbak Linda...Thx...
salam hormat dan kagum mbak..
salam hormat dan kagum mbak..
Memang betul, kita merasakan betapa berharganya kesehatan, sesudah kita sakit. Semoga Mas Jocky diberi kekuatan, dan kita semua diberi kesadaran untuk selalu hidup sehat ...
@Ika & MBak Tuti:
Terimakasih untuk support dan doanya....
Subhanallah.....memberi kita peringatan,jangan sering sering sambat,mengeluh. Ternyata...orang seperti mas Jockie....bertahan,tegar menjalani ujian Allah..
Doa saya untuk mas Jockie....
@Bunda DS:
begitulah Bunda, kalau kita keseringan mengeluh...malu hati jadinya...hkhkhkhk
Doaku untuk Mas Jockie tetap sabar dalam ujian. Kita yakin bahwa ujian ketidaknyamanan hidup diantaranya sakit adalah penghapus segala dosa dan tetap baik sangka kepada Allah.
Juga untuk Mbak Yanti saya sarankan kalau berkenan coba belajar Meditasi Penyembuhan yang intinya tetap semangat dalam sisa hidup ini.Mohon pertolongan kepada Allah saja dan pasrahkan semuanya.
Dengan meditasi ini Insya Allah akan ada jalan keluar dari ujian ini. Yakin dan pasrahkan semua kepada kehendak-Nya.
Dari jauh saya bantu doa dan sesungguhnya dalam diri setiap manusia ada daya penyembuh yang akan muncul manakala tubuh kita ada gangguan. Intinya dengan meditasi ini kita lawan penyakit.Semoga berkenan ya?
@arumsekartaji:
terima kasih doanya...
Salam kesehata tuk mas jockie
Kesehatan memang sering sekali disepelekan, waktu sehat disia-siaka begitu sakit baru merasakan itulah kebanyakan sifat orang Indonesia, dalam hal ini saya ingin membantu mas jockie dgan cara mendonorkan salah satu ginjal saya, gol darah saya O, sehat jasmani dan rohani dan tidak merokok, tiap 3 bulan sekali saya sll donor daran dan itu rutin, smg sll diberikan kesehatan
Posting Komentar