Nun 3 hari ini Karin si pembarep libur sekolahnya, konon karena di sekolah ada ujicoba UAS untuk murid kelas XII. Di hari kedua liburnya Karin menagih janji untuk jalan-jalan kesebuah tempat yang namanya Perkebunan Teh Kemuning. Hwokeh sajah, sebagai Ibu yang manis dan tak suka berbohong (Insya Allah), saya penuhi janji saya pada Karina. Lalu kita berduapun meluncur berboncengan kearah timur. Tempat yang kami tuju ini letaknya kira-kira 29 km dari dalem Badran. Terletak di kecamatan Ngargoyoso, sebuah kecamatan dilereng barat Gunung Lawu. Perjalanan kami tempuh tak sampai 30 menit, itupun karena si MX saya pacu dengan santai sajah, tak perlu ngebut, hari masih pagi, masih banyak waktu.
Medan yang terjal dan berliku membuat perjalanan kami tak menjemukan, melewati perkampungan penduduk yang kini menjadi OKB sebagai petani anthurium alias si emas hijau, melalui pemandangan alam yang mempesona...indah banget dah...
Dan, lihatlah, hamparan perkebunan teh bagaikan permadani alam yang maha indah...

Subhanallah, indah sekali pemandangan yang tersaji didepan mata kami. Sejauh mata memandang tersaji hamparan hijau kebun teh. Bentuk bukitnya mirip piramida. Jangan pernah menyangsikan siapa "pelukis" pemandangan hijau nan indah ini.
Sayang pagi ini kabut masih tebal menyelimuti. Saya lirik jam tangan saya, jam 08.30, tapi bekas embun dipucuk teh belum juga mengering. Hawa dingin pegunungan memberi nuansa segar didada....halahhh...
bahkan Karin pun bisa merasakan sensasi brrrrrr.......angin gunung yang basah menerpa=nerpa wajah manisnya...

Lihat, perdu teh inilah terhampar menjadi permadani hijau diperbukitan kemuning, menjelma menjadi sebuah lukisan alam yang indah....

dan ini adalah bunga dari pohon teh itu, nyepruk, kuning, menggoda

Kami juga menyaksikan geliat para pekerja pemetik pucuk daun teh yang tengah menyetor hasil petikannya kepada mandor dari pabrik teh PT. Rumpun Sari kemuning.
Sudah tanggung ketika kami berniat pulang, tiba-tiba saya terniat untuk sekalian saja mengunjungi Candi Ceto.Letaknya tak lebih dari 3 km dari perbukitan teh kemuning ini. Hanya saja medannya yang menanjak tinggi dan curam membuat saya dan Karin agak ragu-ragu. Naik-nggak-naik-nggak, akhirnya, sebagai Ibu yang nekatan saya memutuskan untuk naik sajah...
Melihat jalanan dengan sudut kemiringan hampir 45 derajat membuat saya makin ngeper, apalagi ketika menengok kearah kiri...ya amplop...ituh jurang curam banget. Saya makin ayub-ayuben, mungkin saya takut akan ketinggian juga, dengan menahan pusing kepala (diampet supaya Karin nggak makin takut) saya pun memfokuskan pandangan mata saya hanya pada aspal dijalanan didepan saya.
Dari pinggir jalan saya sempatkan berhenti sebentar menikmati view ini, ;

Insert (dalam lingkaran) terlihat air terjun indah dari kejauhan...
Sambil berdoa berharap selamat sampai ditujuan, saya cubak menikmati pemandangan yang terhampar (padahal saya singunen lho...). Jalanan beraspal yang curam, sebelah kiri adalah lembah jurang yang curam. Menurut saya sungguh sangar dan mengerikan. Tapi begitu melihat nun dikejauhan seperti menyaksikan sajadah hijau yang membentang luas, Subhanallah, seketika hilang rasa takut itu. Tapi, dasar saya, ketika Karin dengan ceriwis sibuk berkomentar, saya suruh dia diam, takut menggangu konsentrasi Ibu ngojek inih...qiqiqi...
Kabut tebal masih menghalangi jarak pandang mata saya, juga jalanan terjal membuat saya harus ekstra hati-hati kalau nggak pengin ngglondor...qiqiqi...Menjelang 100 meter dari area parkir Candi Ceto sengaja saya kerjain Karin untuk turun dari boncengan dengan alasan motornya nggak kuat lagi, Karin pun dengan menggeh-menggeh terpaksa berjalan kaki menaiki jalan aspal yang terjal dan curam..qiqiqi....kena' deh kamu !
Dan, akhirnya sampai juga kami di pelataran candi Ceto ini.

Lihatlah, Karin yang gembira ketika akhirnya kesampaian juga menjejakkan kakinya dipelataran Candi Ceto ini...
Juga Ibunya yang manis, sambil menggeh-menggeh, sedang menikmati buah dari kenekatan kami berdua...
Yippi...yippi...yee....., serasa dibelahan dunia yang berbeda...Serasa mimpi ya,Bu...kata Karin...( iya, mimpi, secara , kita dua perempuan ibu dan anak yang modal nekat)
Dan, ini adalah relief Lingga dan Yoni...

Patung ini ikon nya Candi Ceto
Pelataran Candi dilihat dari arah puncak Candi Ceto
Karin....puas ?

Silhuet gapura Candi Ceto dibalik kabut tebal

View perbukitan kebun teh dari pelataran Candi ceto
Nah, disini saya menemukan kejutan yang manis. Ada sebuah pondok wisata yang namanya persis banget sama blog inih...qiqiqi...kebetulan yang menyenangkan, bukan. Semoga pondok ini bukan pondok "krusek" yah....
Dan kawans, berhubung saya sudah mengeh-menggeh juga karena kecapekan menaiki undakan candi Ceto ini, maka kepada teman-teman saya persilahken mampir kerumah om Wiki saja guna mendapat keterangan selengkapanya mengenai hal dan riwayat Candi Ceto ini...Puas kan ? Paduneee...yang punya blog males ndongeng...qiqiqi...