Seperti biasanya as ibu ngojek, kalau pas giliran lesnya Aizs, maka si kecil yang sudah ABG ini pasti minta berangkat agak lebih awal. Biasanya dia suka ngajak jalan dulu kebeberapa tempat yang dia mau kunjungi. Langganannya kalau tidak ke Gramedia, ya ke bursa buku BUSRI alias mBuri Sriwedari. Atau ke Gajong (alias Gramedia jongkok ) , bursa buku dan majalah bekas di pinggir alun-alun Solo.
Tapi sore ini Aizs menagih janji saya yang sudah lama selalu tertunda dan tertunda. Aizs minta diajak ke Kampung Batik Laweyan..Begitulah, akhirnya 3 jam sebelum jadwal lesnya, kami sudah berendengrendeng berangkat dari dalemBadran. The 1st destination is Kampung Batik Laweyan...Kami susuri jalanan kampung yang dipadati bangunan bertembok tinggi, khas kampung ini yang sudah saya kenali sedari kecil. Kebetulan, Ayah saya - YangnDan, almarhum - adalah asli dari kampung ini, tepatnya Kampung Kidul Pasar. Kedua belah pihak MBah Kakung dan Mbah Putri DjojoMartono adalah penduduk asli kampung ini...Ke 14 putra-putri Mbah DM juga lahir dan dibesarkan di kampung laweyan ini. Kampung ini sudah menjadi tak asing lagi bagi saya...Beberapa kerabat dan keturunannya juga masih berdomisili disekitaran kampung ini..
Melintasi Kampung Batik Laweyan saat ini, bisa disaksikan beberapa usaha batik yang mulai tumbuh dan berkembang di sana. Hampir di setiap gang kecil sudah bisa dijumpai gerai batik. Patung perempuan pembatik yang tersisa di beberapa sudut gang memberi semacam landmark nuansa kampung batik. Hal ini ditambah adanya gerbang Kampung Batik Laweyan yang pembangunannya difasilitasi Pemkot Solo. Khas solo banget....
Begitulah, sore ini saya dan Aizs puas sekali menikmati suasana khas kampung batik Laweyan...meski belum sempat sampai ikutan kursus singkat membatik seperti yang pernah kami rencanakan bersama, namun sungguh kami senang bisa mengunjungi lagi kampung kelahiran yangnDan tercinta. Kami berdua keluar masuk gerai batik dirumah penduduk yang ada. Harga batik disini lumayan miring, tapi menurut saya ya masih tetep lebih murah yang di Pasar Klewer...
Dan sore ini, pemandangan tak biasa saya temui ketika melihat beberapa spanduk promo batik yang bertebaran diseantero gang di kampung ini. Menarik karena promo dikemas dengan sebuah spanduk bertemakan suasana pemilu...Coba deh lihat gambar-gambar berikut ini....
Tapi sore ini Aizs menagih janji saya yang sudah lama selalu tertunda dan tertunda. Aizs minta diajak ke Kampung Batik Laweyan..Begitulah, akhirnya 3 jam sebelum jadwal lesnya, kami sudah berendengrendeng berangkat dari dalemBadran. The 1st destination is Kampung Batik Laweyan...Kami susuri jalanan kampung yang dipadati bangunan bertembok tinggi, khas kampung ini yang sudah saya kenali sedari kecil. Kebetulan, Ayah saya - YangnDan, almarhum - adalah asli dari kampung ini, tepatnya Kampung Kidul Pasar. Kedua belah pihak MBah Kakung dan Mbah Putri DjojoMartono adalah penduduk asli kampung ini...Ke 14 putra-putri Mbah DM juga lahir dan dibesarkan di kampung laweyan ini. Kampung ini sudah menjadi tak asing lagi bagi saya...Beberapa kerabat dan keturunannya juga masih berdomisili disekitaran kampung ini..
Melintasi Kampung Batik Laweyan saat ini, bisa disaksikan beberapa usaha batik yang mulai tumbuh dan berkembang di sana. Hampir di setiap gang kecil sudah bisa dijumpai gerai batik. Patung perempuan pembatik yang tersisa di beberapa sudut gang memberi semacam landmark nuansa kampung batik. Hal ini ditambah adanya gerbang Kampung Batik Laweyan yang pembangunannya difasilitasi Pemkot Solo. Khas solo banget....
Begitulah, sore ini saya dan Aizs puas sekali menikmati suasana khas kampung batik Laweyan...meski belum sempat sampai ikutan kursus singkat membatik seperti yang pernah kami rencanakan bersama, namun sungguh kami senang bisa mengunjungi lagi kampung kelahiran yangnDan tercinta. Kami berdua keluar masuk gerai batik dirumah penduduk yang ada. Harga batik disini lumayan miring, tapi menurut saya ya masih tetep lebih murah yang di Pasar Klewer...
Dan sore ini, pemandangan tak biasa saya temui ketika melihat beberapa spanduk promo batik yang bertebaran diseantero gang di kampung ini. Menarik karena promo dikemas dengan sebuah spanduk bertemakan suasana pemilu...Coba deh lihat gambar-gambar berikut ini....
mengingatkan kita pada nama partai apa ?, tapi baca dulu dunk singkatannya...
Nah yang ini bukan hanya kepleset nama partainya...tapi keplengkang kata orang jawa...huahahahaha....
Ini agak santun.....
dan yang ini, promo kemeja sutera, elegan kan spanduknya ?
dan yang ini himbauan untuk serius memakai busana batik Solo...Yuuuk mariii...
Aizs, rehat sejenak dibangku taman depan toko batik...
Ibunya, mejeng sejenak didepan kaos batik dengan quote " Please jangan memaksa saya menjadi PRESIDEN"
Masih sempat-sempatnya senyum manis....
Nah yang ini bukan hanya kepleset nama partainya...tapi keplengkang kata orang jawa...huahahahaha....
Ini agak santun.....
dan yang ini, promo kemeja sutera, elegan kan spanduknya ?
dan yang ini himbauan untuk serius memakai busana batik Solo...Yuuuk mariii...
Aizs, rehat sejenak dibangku taman depan toko batik...
Ibunya, mejeng sejenak didepan kaos batik dengan quote " Please jangan memaksa saya menjadi PRESIDEN"
Masih sempat-sempatnya senyum manis....
8 komentar:
Mbak, jadi pengen ke Laweyan juga, xixixi. Laweyan tunggu saya kesana ya.
Kalau begitu kita ini masih terhitung keluarga besar dari leluhur Mbah Joyomartono almarhum.
Mbah Joyomartono mempunyai adik putri bernama Mbah Padmowiryono yang semasa hidupnya Mbah ini tinggal di Kampung Jagalan Laweyan dan bekerja sebagai buruh batik.
Saya ketika di Solo sewaktu SMP tahun 1968-1970 sering membantu Mbah Padmowiryono melipat kain batik sehabis dicap oleh Mbah Kakung Padmowiryono.
Nah salah satu putera tertua Mbah Padmowiryono adalah Bapak Saya tinggal di Semarang, tetapi saya dari kecil tinggal di Solo.
Saudara sepupu saya banyak yang tinggal di Jakarta selain di Kota Solo. Dengan putera-puteri Almarhum Bapak Sunardi DM dan Adik-adiknya semua sudah almarhum, saya juga sedikit mengenal.
Nah mengenai ceritera Almarhum Mbah Joyomartono dulu sering diceritakan oleh almarhum Padmowiryono puteri bahwa beliau dulu juga bekerja sebagai buruh batik seperti aku sendiri yang ketika tinggal di Klaseman juga bekerja paruh waktu mburuh batik.
@newsoul:
aku tunggu kedatanganmu Mbak....kapan Mbak ?
@arumsekartaji:
Subhanallah...ternyata kita masih satu Mbah Buyut ya...Lha kok ketemu di blog ta...berarti panjenengan ini putranya Paklik Warno dong....piye ta, kok ora nate gathuk....Wah, iki perlu ngumpulake balung pisah kiii...
Bapakku, almarhum Suyuti DM anak ke 9 dari 14 bersaudara Dm, yang sekarang sudah punah kabeh...qiqiqi...jadi aku sepupuan sama Mbak uut, Mas Tauvik dan Mas Wahyu...Piye ta....kok ora mudheng punya dulur Arum Sekartaji....Salam hangat dari Solo yaa....
@arumsekartaji:
aku kenal kabeh nooo putrane Mbah Padmo, dari Paklik Warno, Paklik Warso, Paklik Wardi, Tante Crolin, Tante Heni, Tante/Budhe Umi, Paklik Joko, Paklik Tanto....huaaaaa...kebangeten banget sama sepupu sendiri kok baru tahu...ini salah siapa ? salah ortu kita yang kagak mensosialisasikan keluarga besar dari trah laweyan....( yen Bapakku pirsa dari alam sana pasti sudah gregeten...hahahahaha...)
Insya Allah nanti kita bisa dipertemukan. Detik-detik akhir menjelang saya ke Jakarta tahun 1975 saya bersama Pak Lik Sunarso pernah kursus Bahasa Inggris di Bruderan Wetan Mangkunegaran dan belum sampai tamat aku sudah ke Jakarta. Sampai Pak Lik Sunarso DM sedo aku tidak ke Solo lagi.
Dengan almarhum Pakde Suyuti DM sering bertemu di Mangkunegaran ketika Pak Lik Sunarso masih aktip di Zeni dan kalau ndak salah Mbak Ayik masih kecil dan imut-imut.
Secara umur biologis saya lebih tua dari Mbak Ayik tetapi hirarki garis keturunan dari trah Mbah Joyomartono saya memanggil Mbak Ayik Sekar Lawu sebagai kakak.
Masih terngiang ditelinga saya pertemuan Pakde Suyuti dengan Pak Lik Sunarso DM yang percakapannya selalu penuh humor. Kalau saya sudah mendalami Past Life Reiki mungkin bisa merewiew percakapan dulu tetapi saya belum sampai pada tataran itu. Yang sekarang ini saya praktekkan adalah menjaga kesehatan dan kebugaran alami ala Reiki saja. Mbak Ayik... Mas Taufik Hidayat pun sebenarnya juga belajar Reiki di Solo. Tetapi apakah reikinya itu dipraktekkan saya tidak tahu. Sekarang ini saya lebih banyak mendoakan Mbak Yanti dan Mas Joki saja setelah membaca postingan Mbak Ayik semalam agar Tuhan Yang Maha Pemurah berkenan memberikan kesembuhan dan tetap sabar dalam cobaan hidup berat ini.
Insya Allah dengan Reiki kita bantu jarak jauh dan Mbak Yanti dan Mas Jokie berkenan. Untuk lebih jelasnya apa itu Reiki, Mbak Ayik saya persilakan datang ke www.reikiasia.com
www.padmajaya.com
www.intireiki.net
www.waskitareikippa.com tempat aku bergabung sekolah reiki dulu dan selalu distance healing setiap malam jam 22-22.30 wib kepada pasien yang memerlukan kesembuhan atas sakitnya.
Wah, saya belum sempat nulis tentang Laweyan je ... sudah keduluan Mbak Ayik. Saya ke Solo beberapa bulan yang lalu, ke Keraton, Klewer, dan Laweyan. Wah ..... wong Jogja nganti tuwir ngene kok lagi sepisan lho keliling Solo ...
@Tuti Nonka:
kedhisikan ( tetangga ) tuan rumah ya Mbak...Tapi kalau Mbak tuti yang nulis, biarpun obyeknya sama pasti tetep menggigit...Wekekek...emang gigik bisa nggigit...
Posting Komentar