Senin, 27 Juli 2009

aku hanya takut



aku tak lagi tahu
makna senyum dan tawa

yang dulu
ketika itu...
ada ketika kita tak lagi satu kata
kemana perginya ketika
hati ini tak lagi
merasa kehilangan
akanmu

aku takut kehilangan rasa ( takut kehilangan )
aku takut ketika
rasa memiliki itu tak lagi ada

aku takut diammu adalah
keabadian itu sendiri

aku takut
beku hati kita
membungkus semu
cinta lama


aku takut
aku hanya takut


ilustrasi : album picassa

4 komentar:

ellysuryani mengatakan...

Nice poem. Saya juga takut mbak Ayik. Takut pada sesuatu tak berbentuk yang kadang datang ke benak saya, dan menghabiskan energi untuk mengalisanya. Tapi itulah hidup. Kalau tidak, jadi tidak bermakna ya, hehe.

Unknown mengatakan...

aku juga takut, takut kalau lagi sendiri, di samping aku ada yang merintih pilu

aku juga takut, jalan malam-malam lewati pohon beringin tua, terlihat ada putih-putih lagi duduk di batang pohon sambil menggoyangkan kaki, masih mending kalau mukanya tertutup rambut, tapi kalau sampai nyengir sambil mengacungkan dua jari terus bilang pis! apa gak bikin keder tuh?

Andy MSE mengatakan...

tatuuuuuuuutttttttt......

Diana mengatakan...

...dan ketika
takut itu hadir
segera kusadari
cinta ini tiada abadi
tiada yang sanggup
menjamin keabadiannya...

(maap kalo ga nyambung mbak say...)