sendiri aku mendaki
dipuncak kelengangan aku memekik :
Gusti...
masih adakah tempat untukku,
untuk hati putihku,
aku ingin,
kau hisap darah dendamku
aku ingin,
kau kelabui hati pucatku
agar sirna semua dendam,
agar muksa semua benciku
Gusti...
jangan paksa aku membenci
jangan tanamkan rasa berdosa
beri tahu aku
bila sampai waktuku
untuk:
bertobat...
mengaku...
menyesali...
G U S T I...
8 komentar:
Ya, Gusti ampuni kami. Hingga hati kami putih lagi. Nice poem mbak Ayik.
yik, katanya begitu sadar udah bikin salah kita harus langsung bertobat karna kita gak pernah tau kapan waktu kita...
mbak puisinya bagus banget. very touching.......
Gusti...
aku tahu
mestinya tak pantas
ku mengeluh
ampuni ku
sebab kinilah saat itu
aku menyesal
aku bertaubat
..............
............
Gusti
aku yakin Kau akan mengabulkan
doa dan permintaan hambaMu
sebab Kau maha Rahman
amin...
@all:
thx untuk apresisasinya, saya hanya menyampaikan kata hati....
Oh Gusti...
Oh Gusti....
(wis ngerti karepku to kwe?)
@ernut:
qiqiqiqi...
Raih lah FITRAH DIRI dalam JIWA JIWA yang TENANG sebagai pembuka pintu ketuhanan
Salam Sayang
Posting Komentar