Sabtu, 18 Juli 2009

Gusti dengarlah...


sendiri aku mendaki
dipuncak kelengangan aku memekik :

Gusti...
masih adakah tempat untukku,
untuk hati putihku,
aku ingin,
kau hisap darah dendamku
aku ingin,
kau kelabui hati pucatku
agar sirna semua dendam,
agar muksa semua benciku

Gusti...

jangan paksa aku membenci
jangan tanamkan rasa berdosa
beri tahu aku
bila sampai waktuku

untuk:

bertobat...
mengaku...
menyesali...


G U S T I...


8 komentar:

ellysuryani mengatakan...

Ya, Gusti ampuni kami. Hingga hati kami putih lagi. Nice poem mbak Ayik.

Linda Rooroh mengatakan...

yik, katanya begitu sadar udah bikin salah kita harus langsung bertobat karna kita gak pernah tau kapan waktu kita...

iburumpi mengatakan...

mbak puisinya bagus banget. very touching.......

RUMAH BIRU mengatakan...

Gusti...
aku tahu
mestinya tak pantas
ku mengeluh
ampuni ku
sebab kinilah saat itu
aku menyesal
aku bertaubat
..............
............
Gusti
aku yakin Kau akan mengabulkan
doa dan permintaan hambaMu
sebab Kau maha Rahman
amin...

Sekar Lawu mengatakan...

@all:
thx untuk apresisasinya, saya hanya menyampaikan kata hati....

ernut mengatakan...

Oh Gusti...
Oh Gusti....
(wis ngerti karepku to kwe?)

Sekar Lawu mengatakan...

@ernut:
qiqiqiqi...

KangBoed mengatakan...

Raih lah FITRAH DIRI dalam JIWA JIWA yang TENANG sebagai pembuka pintu ketuhanan
Salam Sayang