***
namaku renjana, seperti sebuah senja ketika engkau mennyentuh binar bulan. dan aku masih terdiam ketika harus mengenang sebuah sore ketika ayahku menyampaikan pesan hatinya, " jana, ...duduklah dekat ayah, ayah ingin bicara....", lalu aku duduk tepat disampingnya, sambil mengaduk segelas cokelat panas aku memandang mata ayahku, dalam-dalam...aku sudah sangat mahfum akan apa yang akan disampaikannya....tentang perjodohan itu, tentang lelaki mantap yang dikudangnya untukku, tentang seorang laki-laki bernama segara...
" jadi , nduk, sudah kau putuskan kah ? ", begitu ayah bertanya, bukan untuk yang pertama...aku, jana, kembali menundukkan kepalaku, " maafkan aku, ayah...aku belum siap, aku juga butuh waktu untuk mengenal gara lebih dekat...dan itu butuh waktu yang tak sedikit.., apakah gara mau menungguku, ayah...? " dan, senja itu aku melihat bahu ayahku terkulai, tak berdaya membujukku, memaksaku menerima lelaki bernama segara....
seperti pagi kemudian, ketika seorang lelaki bernama segara datang padaku dan mengatakan , " tak mengapa renjana, mungkin memang ini bukan jalan kita...salahkan aku, tak banyak memberimu waktu mengenal aku...selamat tinggal jana, semoga yang terbaik bagimu..."
dibalik punggung lelaki bernama segara aku mengedikkan bahuku, hhhh....lelaki yang mestinya bisa aku ajak belajar mencinta, ternyata menjadi musuh terbesar dalam hidupku...aku dan egoku tak pernah bisa menerimanya, menerima perjodohan ini...meski diam-diam aku...mengaguminya...
***
dan ini adalah cerita 24 tahun kemudian., aku, renjana, adalah ibu tunggal dari tiga buah hatiku. lelaki yang disebut bapak oleh anak-anakku telah terenggutkan cintanya oleh sesosok perempuan yang kini menjadi istrinya. aku, renjana, kemudian hidup bersama luka...tapi bukankah itu adalah pilihan. termasuk ketika orang menyebutku sebagai janda, ibu tunggal beranak tiga...tak mengapa, mungkin ini sudah suratan.
aku, renjana, menjadi perempuan batu yang menjilat api ,hidup demi ketiga kepala yang harus dihidupinya...aku bukan lagi perempuan manis lembut yang mudah menyerah, kini aku, jana, menjelma menjadi perempuan singa yang siaga merengkuh bahu ketiga anaknya... karena, aku, jana, adalah kemandirian dan kejumawaan...hidupku tak hanya berhenti pada bicara...hidupku adalah kekerasan, kekerasan adalah hidupku.
aku, renjana, kemudian menjadi perempuan berhati batu yang tak pernah lagi mencium aroma kelopak mawar seperti dulu...hidupku menjadi pagi yang menguarkan hawa matahari, menjadi siang ketika sinarnya membakar raga, menjadi malam yang tak pernah terpikirkan untuk menghabiskannya dengan bercinta....
aku, renjana, adalah perempuan sepi...
***
lalu, hitungan ke 24 tahun, angin membawa aku, renjana, kepada sebuah suratan ketika seorang lelaki bernama segara kembali hadir...dia datang ketika malam menjelang pagi, menguak salam membuka kenangan 24 tahun silam, ketika luka hati membawanya pergi dari hidupku... segara, gara....entah hatimu terbuat dari apa, ketika kau simpan keping lama terluka dalam belahan jiwa...kau torehkan namaku, renjana, seperti ketika engkau menuliskan namaku 24 tahun silam...tak bosannya engkau menunggu meski jarak dan waktu memisahkan hati kita.
hampir seperempat abad engkau setia dalam diammu, diujung pulau berkepala burung, disuatu senja engkau datang kembali dan menundukkan hatiku.
aku, renjana, engkau memanggilku jana....tak pelak menjadi batu yang terdekik oleh tetesan air kasihmu..., aku, jana, perempuan sepi...bergelut kembali dalam ego dan emosi...aku ingin menyatu, tapi sekeping hatiku mengatakan ...jangan, nanti kau terluka lagi....
ah, segara, gara...beri lagi aku waktumu...kesempatan kedua untuk bisa masuk kerongga jiwamu yang putih...yakinkan aku bahwa disana ada cinta sejati, seperti yang pernah kau janjikan lebih dari dua dasa warsa...
jangan biarkan kepalaku menggeleng penuh amarah seperti 24 tahun terlewat. bawa aku, gara...bawa aku masuk kerongga jiwamu, sekarang juga...
***
based on true story : H & W
thx untuk kisah hatinya yang mengispirasi
pict by : AJP
Selasa, 30 Maret 2010
namaku, renjana...engkau memanggilku jana...
Kamis, 25 Maret 2010
seperti kupu-kupu menarikan rindu
Selasa, 23 Maret 2010
buih,ombak,pasir pantai...saling memeluk
buih,ombak,pasir pantai
adalah cerita
tentang suatu malam
ketika kita saling memeluk
menghangati hati
memagut jiwa kita
melepaskan segala imaji
ketika sinaran bulan
memantulkan cahaya
refleksikan apa yang kita rasa
tanyaku,
rasa apa ini ?
rindu, meski kita tengah berpeluk
rindu, meski kita tak saling jauh
terasa
genggaman jemarimu utuh penuh
malam dengan debur ombak memagut
seperti itulah kurasa hatimu
meski sesungguhnya,
raga kita tak sedang bersama
nyatanya
buih, ombak, pasir pantai
mampu menyatukan rasa kita
kinasih,
mari habiskan malam ini
pelukanmu membawaku
melayang , menggelinjang
seperti mesranya
buih, ombak, dan pasir pantai
yang kau sentuh,
senja itu...
pict by : AJP
Minggu, 21 Maret 2010
tujuh belas tahun hari ini
duduklah didekat ibu, anakku
duduk dekat ibu, nak
berdiri disamping ibu, nak
merapatlah kepada ibu, nak
ini bahu ibu, nak
berjalanlah disamping ibu, anakku
dengarkan ibu, nak
mari aku genggam jemari lembutmu, nak
I love U, Karina
Kepada: Karina Astary Karyadi
Jumat, 19 Maret 2010
cerita perempuan tanpa nama tentang lelaki (sempurna) yang tak bernama
Seseorang, tanpa nama, dia perempuan dengan beberapa peran....ibu dari satu putri dan dua putra, pekerja, istri dari seorang pejabat daerah. Hidupnya mapan, berkecukupan ( lebai bila saya sebut sudah kaya raya), digelimangi cinta dari suami dan ketiga anaknya...kurang apa ?
Pagi ini, seperti biasanya dia menelepon saya.... Peran saya disini adalah pendengar curahan hatinya, keranjang sampah sesak untuk perasaannya... Oke, saya terima peran saya...apapun itu, demi persahabatan.
Pertanyaan pertama yang dia ajukan, " jadi menurutmu, aku tidak sedang melakukan zina bukan ? "....ahhh, sudah aku bilang, label dosa apapun itu adalah urusan Tuhanmu...bukan urusanmu. Tugasmu adalah mendeteksi, jenis kesalahan apa yang kemudian layak masuk level dosa sebagaimana agamamu mengajarkanmu...Dan kita telah setuju itu.
Lalu, perempuan tanpa nama itu mulai ceritanya. Tentang lelaki yang kerap ditemuinya, yang selalu memberikan banyak hal yang tidak dia peroleh dari suami dan anak-anaknya, serba indah, serba penuh cinta. Kadang mereka bercumbu, bercinta sepagian....dan buru-buru berhenti ketika sang Suami menjejakkan kaki diambang rumah mewah mereka.
Perempuan tanpa nama itu merasa dunianya begitu indah ketika pagi menjelang. Hari-harinya menjadi cerah ketika dia mulai kegiatan kesehariannya...bersama lelaki tanpa nama...
Perempuan tanpa nama itu menafikkan prasa 'cintanya bertepuk sebelah tangan' karena dia yakin, cintanya terbalas dengan sangat telak. Dia yakin lelaki tanpa nama itu membalas cintanya habis-habisan. Dan inilah yang dia sampaikan kepada saya setiap saat kami membahas kisah cinta aneh itu, ".....cinta adalah anugerahNya....tak pantas aku menolak anugerah itu....aku akan menerimanya, menikmatinya, sejauh aku ingin dan mampu mengelolanya.... Aku berjanji untuk tidak akan menyakiti hati suami dan anak-anakku. Cinta ini anugerah, cinta datang tanpa mengenal waktu, dan posisiku...tapi aku mensyukurinya..."
Hyuff....., saya cuma bisa menggelengkan kepala mendengar cerita hatinya... Cinta ? Cinta apa ini namanya bila kita tak tahu untuk apa cinta ini diadakan ? Hai, coba sebutkan nama lelaki tanpa nama itu, sobat....
Kali ini, kami sedang duduk diteras sebuah kedai kopi, disuatu sore, sambil saya menunggu putri saya keluar dari ruang kelas....kami berbincang, mengulas kembali cerita hatinya yang selalu dia tumpahkan setiap pagi.... Tanyanya, " jadi, kamu masih penasaran....lelaki tanpa nama itu ? Masih juga kau ingin tahu jati dirinya...? "
Saya anggukkan kepala, lelah saya mendengar ceritanya tentang lelaki tanpa nama yang selalu dia ceritakan saban pagi. yang memeluknya setiap fajar merekah, dan malam saat suaminya tak pulang kerumah...
Lalu dia mengeluarkan sebuah buku kecil, yang saya tahu itu adalah diarynya sejak dulu....dibukanya lembaran itu, disodorkannya catatan itu, ditulisnya disana :
lelaki, 10 tahun lebih tua daripada aku, mapan, sopan, baik hati, duren, 4 orang anak ( 2 sudah berkeluarga), wajahnya mirip....( ditulisnya sebuah nama, nama aktor berpenampilan keren), dia penyayang, dia mengerti aku, dia selalu mendengarku, dia tak pernah membantahku, dia bercinta dengan sempurna, yang dia ingin hanya aku bahagia, dia mengerti posisiku, dia tidak mencemburui suami dan anak-anakku, dia....sempurna.
Saya pusing membaca tulisan tangan tentang diskripsi lelaki tanpa nama itu.....yang saya butuh adalah namanya, siapa dia, apakah saya juga mengenalnya seperti halnya saya mengenal nama sahabat-sahabat lelakinya...saya bahkan berharap melihat fotonya.....
Dia, perempuan tanpa nama, hanya tersenyum dan berkata...., " haruskah lelaki tanpa namaku itu menjadi realita ? nyata ? tak bolehkan aku cuma membayangkannya ? berharap dia ada, meski aku tahu dia tak pernah ada ? ......sahabat, tahukah kamu, lelaki tanpa nama itu hanya ada dalam imaji ku saja...bagiku, dia adalah lelaki sempurna yang pernah aku harap dan temukan....dalam faktanya, dia tak pernah ada. Sekarang, masihkah ada tanya dihatimu...tentang siapa dia ? aku sudah menjawabnya...."
Dan, perempuan tanpa nama itu berlalu dalam senyumnya yang membayang disenja bisu... Saya tinggal sendiri dikursi diteras kedai kopi...mulai memahami jalan pikiran perempuan tanpa nama itu..tentang imajinasinya yang telah melayang bersama kupu-kupu disenja sepi itu, tentang lelaki tanpa nama yang ternyata cuma bayangan tentang sosok lelaki yang sempurna...Inilah jawaban mengapa parempuan tanpa nama itu selalu merasa bahagia, tanpa rasa bersalah karena harus mengkhianati orang-orang yang dicintainya...
Dia, perempuan tanpa nama yang telah menjelaskan apa adanya tentang lelaki tanpa nama yang menjadi obsesinya...
ingin mendedikasikan tulisan ini untuk : Ira F Tidar
terima kasih sudah berbagi cerita setiap pagi
pict by : AJP
Kamis, 18 Maret 2010
lelaki malam
Senin, 15 Maret 2010
CeBeEr
saya pasti lagi bohong kalau saya bilang saya nggak pernah cemburu....atau CBR, versi Karin pembarep saya....
mengapa saya tiba-tiba nulis tentang cemburu ? hal yang kagak penah seumur-umur pengin saya ekspos...jujur, saya tidak pernah merasakan yang namanya cemburu intens seperti yang saat ini saya rasakan....cemburu, menurut definisi saya adalah suatu reaksi negatip terhadap rasa terancamnya suatu hubungan....hubungan bisa apa saja kan ? hubungan percintaan antara dua orang yang selalu minta disebut kekasih. hubungan pertemanan dekat, bahkan hubungan teman yang biasa-biasa saja...yang membedakan adalah type dan kadarnya.
yang sedang saya alami saat ini adalah perasaan cemburu karena ada perasaan terancam karea imajinasi yang saya ciptakan sendiri...dan yang bikin saya agak parno, perasaan seperti ini kok makin hari makin menjadi...hiks... saya cemburu dan bisa menjadi sangat kekanakan, membuat saya menjadi setengah hypokrit..suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Yang saya pengin bahas disini, apa benar cemburu itu indikator rasa cinta ?
Dulu saya pernah empet waktu seseorang sering kali menanyakan hal yang sama ' kenapa sih kok kamu gak pernah cemburu ? " pada saat yang sama saya menanyakan kepada dia (sang penanya ) dengan pertanyaan, " kenapa sih kamu cemburuan ? aku capek dicemburuin, tauuuukkk....?"
lantas dijawabnya, karena dia sangat cinta dan sayang kepada saya ....Oh ya ? jadi yang ada dibenak dia, kadar cinta dan sayang saya pada dia adalah lebih rendah levelnya hanya karena saya tidak pernah ( baca: jarang ) cemburu kepadanya...Jiyaaahhhhh....
Sekarang, pengin tahu nggak kenapa saya jarang cemburu ?
Buat saya, cemburu itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan cinta pasangan ( pasangan apapun itu ). cemburu itu lebih karena seseorang terlalu mencintai dirinya sendiri, saking cintanya dengan diri sendiri orang tersebut ingin semua hal yang ada dan yang terjadi harus sesuai dengan apa yang diharapkannya dan dia akan sangat ketakutan alias parno dengan adanya kemungkinan "sakit" karena apa yang dia harapkan tidak terpenuhi.
Buat saya, cemburu itu bukan (tanda) cinta. Karena cemburu itu menyakiti, menyakiti teman/pasangan yang kita cemburui, dan menyakiti hati saya sendiri. Nggak enak banget dicemburui....sakit karena merasa tak dipercayai. Cemburu adalah bentuk insecurity alias ketidakpercayaan diri seseorang.Kalau seseorang merasa secure, merasa nyaman dan cukup percaya diri saya kira bisa meminimalisir perasaan yang mengarah kepada yang namanya cemburu...
Tapi akibat menafikkan sebuah perasaan yang berpotensi memunculkan rasa cemburu ini orang seringkali kehilangan kewaspadaan untuk menjaga 'sesuatu' yang menjadi haknya, dan seringkali semua baru disadari setelah melalui tahapan'terlambat' ...douh....
(menggantung ending posting ini sembari mencari jawaban pertanyaan...." apakah sekarang saya masih ( juga tidak bisa ) cemburu...? )
pict by : AJP
Minggu, 14 Maret 2010
tumungkul ing wengi
surup iki swara angin kadya rebab
kadya geguritan angliwat grumbuling pring
aku nglenggana,
kaya ana kang aweh pepeling
surup wus ngancik
aku gela, dumadakan
ati goreh sajak kelangan rina
kelangan awan padhang
samubarang kang cetha ing sesawangan
lelimenganing peteng wayah wengi bakal teka
swara kewan dalu kadya jejeritan,
jangkrik, garengpung,kodhok ijo
alam wis ngancik peteng
swara cetha anggawa alam kang arupa ireng njanges
bengi kuwi aku suwala,
tumungkul sujud ing sajadah
tansah nunggu rawuh Paduka
nggeganepi sakpolah bawaku
Gusti,
kula nyuwun pangapura...
kados kawula nyuwun pepadhang rinten klawan dalu
kados dalu punika...
Gusti,
kawula nengga mukjizat saking paduka,
mukjizat awujud sih dasih Paduka,
dumateng kawula...
Gusti,
nyuwun sih kawelasan...
Sabtu, 13 Maret 2010
kali ini saya menjawabnya tanpa perlu berpikir panjang
berbagi kebahagiaan akan melipatgandakan kesukacitaan yang kita punya...
demi segelas es krim strawberry
Seperti sore ini aku hadapi sendiri segelas besar es krim strawberry....milk strawberry. rasanya yang legit manis membuat aku berkhayal seumpama ini adalah bibirmu, pasti nikmat aku kulum...mmmmh....tapi tentu saja aku segera terbangun dari lamunan nakalku, setamerta aku sadar tak ada kau dihadapanku...tak ada sesiapa yang bisa aku kulum...mmmmhhh...
lalu, untuk apa aku duduk disini, disudut sepi sebuah cafe disuatu senja yang sunyi....apakah sekedar mengenangmu, mengenang keberadaanmu dihatiku, tempo hari ? Membayangkan hari-hari senja menghabiskan segelas besar es krim strawberry sambil kita berpandangan dan jemari kita yang saling mengenggam....
Kalau sebutir strawberry rasa masam ini bisa membuatku terbangun dari mimpi akhir-akhir ini, mengapa pula aku harus berjaga untuk tidak memuntahkannya dari mulutku yang rewel...yang tak pernah puas pada apa yang aku dapat, aku punya ...sejauh ini...
mmmmh....masih pantaskah aku mengeluh untuk hal-hal yang menurutku tidak penting lagi ? mengingatmu disana yang bahkan tak lagi memikirkanku, sedikitpun...? aaah...siigghhh...!
Segelas besar es krim sudah kutelan habis...kalau masih pantas, mungkin sendok kecil ramping pun akan kutelan bulat-bulat kedalam perutku pula....
Betapa, ketika suara hati tak lagi berasa....seperti hari-hari yang telah kita lewati kemaren...menyadarkan kita akan sebuah tanya...untuk apa ? lalu untuk apa ?
Ada saatnya sepi ketika ditinggalkan diri sendiri, ketika mataku masih nanar memandang segelas besar es krim strawberry ini...yang menyadarkanku cepat akan akibatnya...dietku yang buyar....gagal seperti komitmen kita...aaahhh...aku masih bisa tersenyum...untuk itu. Bersyukur.
Pertanyaan terbesarku sore ini dihadapan segelas besar es krim strawberry kesukaanmu adalah, " masihkah ada kesempatan itu untuk kita...? "
Dan demi segelas besar es krim strawberry dihadapanku, aku menunggu jawaban itu....
Pict by : AJP & Meutia
posting ini didedikasikan kepada:
Indah & Heidy
seperti yang pernah kalian bilang,
' kau adalah kesalahan terbaik yang pernah ada'
Rabu, 10 Maret 2010
cinta kepada gadisku
Sabtu, 06 Maret 2010
seperti malam itu
seperti malam itu
kita berpelukan dalam maya
saling menyentuh, kita
memagut dalam kata
kucium hangat jemarimu
ketika kubiarkan kau belai jiwaku
lalu
kita saling menatap
hingga kulihat bayang diriku disana
pejamkan mata, kinasih
agar aku bisa menciumnya pelan
agar kau bisa meraih keningku,
mengecupnya dalam diam
berkejaran kita dalam bayang malam
saling meraih
saling merengkuh
denyut jantung kita saling berpacu
merangkai sensasi
hilangkan batas
ah,
terbangun aku dalam hening
hingga tak kutemukan jawab itu
yang aku tahu
cinta kecil itu kini mewujud
meski cuma bayang
menggenapi langkah hati
menjaga cinta (kita) yang telah ada
terima kasih
untuk malam indah ini
untuk kebersamaan meski tak nyata
untuk pengertian yang menyertainya
untuk hati yang merindu
senantiasa
pict by: AJP