Rabu, 10 Maret 2010

cinta kepada gadisku






kepada gadisku,
senyampang aku bersamamu
ingin merengkuhmu erat,
menidurkanmu dipangkuanku
memelukmu dengan segenap jiwaku
melindungimu dari segala marabahaya
memberikan segala apa yang kau butuhkan
sebagaimana ketika,
Tuhan menitipkan nyawamu dirahimku
.......kutunggu engkau tumbuh dalam buaian cintaku
mewujud menjadi sosok mahluk manis lemah
bertumbuh bersama hari-hariku
kini,
ketika senjaku menjelang
kau datang dalam tangisan
wujud penyesalan
aku yang kecewa
terpuruk tanpa kata
sendu, sedan, hati yang menghitam
penyesalan itu, gadis
adalah wujud nestapa kita
menjadi sejarah tak terpungkiri
maafkan aku, gadisku
maafkan aku tak cukup benar menjagamu
berikan aku waktu
sendiri disudut sepi
mencoba melihat mu, duniamu
masa depanmu
gadisku,
jangan pernah merasa sendiri
aku disini bersamamu
memeluk jiwamu
mencintaimu, sungguh
karena aku, ibumu



gadisku : Kartika Hapsari


pict by : AJP

6 komentar:

~Srex~ mengatakan...

Suatu penyesalankah...pengharapankah....ahh...apakah hanya sekedar kata2 dibingkai puisi...:-)

Sekar Lawu mengatakan...

@Mas shrex:
....inilah romantika hidup. ketika disana ada penyesalan, pengharapan, kesalahan, kebenaran....semua akan menjadi jelas dan nikmat ketika kita bisa menyikapinya dengan bijak.
Namun, tidak setiap kita bisa menjadi bijak bukan ?
Sekedar rangkaian kata dalam bingkai puisi....boleh juga disikapi sebagai curahan hati seorang Ibu kepada putrinya...
Terima kasih untuk apresiasinya...

~Srex~ mengatakan...

Betul mbak, tidak setiap dari kita bisa menjadi bijak....apalagi menghadapi anak yang mulai 'dewasa'.....Bijak menurut kita, belum tentu bijak menurut anak.
Yah....semoga doa,usaha dan asa sebagai ibu mendapat ridho'Nya...amin.

Sekar Lawu mengatakan...

@Mas Srex:
saya masih terus belajar untuk itu...menjadi ibu yang 'dewasa' dan bijak....juga menjadi anak dari ibu saya....
Thx ya...

Kang Sugeng mengatakan...

hehee... kata katanya sangat mencerminkan bahwa Ibu Sekar Lawu ini sangat mengasihi anak anaknya

Sekar Lawu mengatakan...

@Kang Sugeng:
Terima kasih kang Sugeng...
Puisi ini saya dedikasikan untuk keponakan saya Kartika Hapsari yang baru saja menemukan pasangan jiwanya dan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan minggu kemaren.
Sebuah petuah dan kata hati dari seorang Ibu ( kakak saya ) kepada putrinya tercinta....