Jumat, 19 Maret 2010

cerita perempuan tanpa nama tentang lelaki (sempurna) yang tak bernama




Seseorang, tanpa nama, dia perempuan dengan beberapa peran....ibu dari satu putri dan dua putra, pekerja, istri dari seorang pejabat daerah. Hidupnya mapan, berkecukupan ( lebai bila saya sebut sudah kaya raya), digelimangi cinta dari suami dan ketiga anaknya...kurang apa ?
Pagi ini, seperti biasanya dia menelepon saya.... Peran saya disini adalah pendengar curahan hatinya, keranjang sampah sesak untuk perasaannya... Oke, saya terima peran saya...apapun itu, demi persahabatan.
Pertanyaan pertama yang dia ajukan, " jadi menurutmu, aku tidak sedang melakukan zina bukan ? "....ahhh, sudah aku bilang, label dosa apapun itu adalah urusan Tuhanmu...bukan urusanmu. Tugasmu adalah mendeteksi, jenis kesalahan apa yang kemudian layak masuk level dosa sebagaimana agamamu mengajarkanmu...Dan kita telah setuju itu.
Lalu, perempuan tanpa nama itu mulai ceritanya. Tentang lelaki yang kerap ditemuinya, yang selalu memberikan banyak hal yang tidak dia peroleh dari suami dan anak-anaknya, serba indah, serba penuh cinta. Kadang mereka bercumbu, bercinta sepagian....dan buru-buru berhenti ketika sang Suami menjejakkan kaki diambang rumah mewah mereka.
Perempuan tanpa nama itu merasa dunianya begitu indah ketika pagi menjelang. Hari-harinya menjadi cerah ketika dia mulai kegiatan kesehariannya...bersama lelaki tanpa nama...
Perempuan tanpa nama itu menafikkan prasa 'cintanya bertepuk sebelah tangan' karena dia yakin, cintanya terbalas dengan sangat telak. Dia yakin lelaki tanpa nama itu membalas cintanya habis-habisan. Dan inilah yang dia sampaikan kepada saya setiap saat kami membahas kisah cinta aneh itu, ".....cinta adalah anugerahNya....tak pantas aku menolak anugerah itu....aku akan menerimanya, menikmatinya, sejauh aku ingin dan mampu mengelolanya.... Aku berjanji untuk tidak akan menyakiti hati suami dan anak-anakku. Cinta ini anugerah, cinta datang tanpa mengenal waktu, dan posisiku...tapi aku mensyukurinya..."
Hyuff....., saya cuma bisa menggelengkan kepala mendengar cerita hatinya... Cinta ? Cinta apa ini namanya bila kita tak tahu untuk apa cinta ini diadakan ? Hai, coba sebutkan nama lelaki tanpa nama itu, sobat....
Kali ini, kami sedang duduk diteras sebuah kedai kopi, disuatu sore, sambil saya menunggu putri saya keluar dari ruang kelas....kami berbincang, mengulas kembali cerita hatinya yang selalu dia tumpahkan setiap pagi.... Tanyanya, " jadi, kamu masih penasaran....lelaki tanpa nama itu ? Masih juga kau ingin tahu jati dirinya...? "
Saya anggukkan kepala, lelah saya mendengar ceritanya tentang lelaki tanpa nama yang selalu dia ceritakan saban pagi. yang memeluknya setiap fajar merekah, dan malam saat suaminya tak pulang kerumah...
Lalu dia mengeluarkan sebuah buku kecil, yang saya tahu itu adalah diarynya sejak dulu....dibukanya lembaran itu, disodorkannya catatan itu, ditulisnya disana :
lelaki, 10 tahun lebih tua daripada aku, mapan, sopan, baik hati, duren, 4 orang anak ( 2 sudah berkeluarga), wajahnya mirip....( ditulisnya sebuah nama, nama aktor berpenampilan keren), dia penyayang, dia mengerti aku, dia selalu mendengarku, dia tak pernah membantahku, dia bercinta dengan sempurna, yang dia ingin hanya aku bahagia, dia mengerti posisiku, dia tidak mencemburui suami dan anak-anakku, dia....sempurna.
Saya pusing membaca tulisan tangan tentang diskripsi lelaki tanpa nama itu.....yang saya butuh adalah namanya, siapa dia, apakah saya juga mengenalnya seperti halnya saya mengenal nama sahabat-sahabat lelakinya...saya bahkan berharap melihat fotonya.....
Dia, perempuan tanpa nama, hanya tersenyum dan berkata...., " haruskah lelaki tanpa namaku itu menjadi realita ? nyata ? tak bolehkan aku cuma membayangkannya ? berharap dia ada, meski aku tahu dia tak pernah ada ? ......sahabat, tahukah kamu, lelaki tanpa nama itu hanya ada dalam imaji ku saja...bagiku, dia adalah lelaki sempurna yang pernah aku harap dan temukan....dalam faktanya, dia tak pernah ada. Sekarang, masihkah ada tanya dihatimu...tentang siapa dia ? aku sudah menjawabnya...."
Dan, perempuan tanpa nama itu berlalu dalam senyumnya yang membayang disenja bisu... Saya tinggal sendiri dikursi diteras kedai kopi...mulai memahami jalan pikiran perempuan tanpa nama itu..tentang imajinasinya yang telah melayang bersama kupu-kupu disenja sepi itu, tentang lelaki tanpa nama yang ternyata cuma bayangan tentang sosok lelaki yang sempurna...Inilah jawaban mengapa parempuan tanpa nama itu selalu merasa bahagia, tanpa rasa bersalah karena harus mengkhianati orang-orang yang dicintainya...
Dia, perempuan tanpa nama yang telah menjelaskan apa adanya tentang lelaki tanpa nama yang menjadi obsesinya...


ingin mendedikasikan tulisan ini untuk : Ira F Tidar
terima kasih sudah berbagi cerita setiap pagi




pict by : AJP

6 komentar:

Miss G mengatakan...

Aaahh.... Itu mirip seperti Lelaki Malam, dan Ilalang saya mbak.. hihi.. sometimes ya, kita perlu imajinasi untuk membuat kehidupan menjadi "sempurna" dalam ketidaksempurnaannya. Ahh.. menyenangkannya!

Sekar Lawu mengatakan...

@G :
senyampang berimajinasi masih berupa kebebasan, mumpung imajinasi liar kita belum masuk pasal dalam UU ITE....mari kita liarkan imajinasi kita, G....
Kadang saya takut menyampaikan imajinasi seperti ini, takut 'menyentuh' seseorang...karena kerap yang saya tulis kemudian direspon dengan sangat naif, " seperti kisahku, Yik"...capek saya menjawabnya...
Membayangkan 'sesuatu' yang menjadikan kita bukan sekedar bayangan saja sudah cukup membuat hidup saya nyaris...sempurna...Indah ya....?

ellysuryani mengatakan...

Kisah mantap. Artinya kisah mbak Ayik maknyus menghanyutkan bagi yang mebaca, lha buktinya ada merasa mirip dengan kisahnya, hehe. Akhirnya, yang ini diberi judul perempaun tanpa nama, lelaki tanpa nama ya. Kalau saya...., hm suka agak risih ketika baca komentar; wah..., mbak elly yang tabah ya. Padahal cuma kisah fiksi, di label postingan jelas-jelas tertulis Short Fiction. So far, nyantai ajalah.

Sekar Lawu mengatakan...

@Mbak elly:
akhirnya inetnya normal ya...hehehe...
Begitulah Mbak, bentuk apresiasi orang memang suka berbeda2...seringkali tak sesuai dengan yang kita harapkan. But, siapa peduli...qiqiqi...yang penting saya nulis, dan ketika orag mengerti apa yang saya tulis cukuplah buat saya...masalah interpretasi kan terserah masing2 ya...hehehe...nggak maksa deh saya...
Thx ya Mbak

Kang Sugeng mengatakan...

wow.... sumpah ceritanya kueren bangt Bu.. tak kirakno beneran selingkuh trnyata cuma obsesi perempuan yg sedang keSepian...

Sekar Lawu mengatakan...

@Kang Sugeng:
beberapa yang saya tulis adalah adaptasi dari kisah nyata teman2, Kang...mereka suka berbagi dengan saya...wong saya ini keranjang sampah curhatan...hehehe...
Saya juga tidak pernah kepikiran sebelumnya bahwa akan ada kejadian seperti ini....nyatanya ada tuh...
Thx u/ apresiasinya...