Minggu, 21 Maret 2010

tujuh belas tahun hari ini





duduklah disini, anakku
mendekatlah kepada ibu
agar bisa kau sentuh jemari tuaku
jemari yang selalu membelaimu sejak dalam rahim dan buaian
jemari yang siap kau genggam kapan saja engkau butuhkan
kekuatan ,rasa aman, rasa cinta
duduklah didekat ibu, anakku
agar bisa kau rasakan detak jantung renta ini
jantung yang telah terbelah untuk menghidupimu
rasakan betapa setiap denyutnya
ada terdengar halus bisik cinta...cinta...cinta .
duduk dekat ibu, nak
agar ibu bisa meneruskan cerita hidup
tentang cinta yang indah
tentang cinta yang barang pasti berubah
tentang cinta seorang pangeran kepada putri cantik
tentang cinta yang membuat kita menangis dan tertawa bersama
tapi nak, cerita hidup bukan melulu tentang cinta yang indah
bukan hanya tentang putri menunggu dicium pangerannya
cerita hidup nestapapun telah mewarnai hidup kita
sejauh tujuh belas tahun bersamamu ,sejak dalam rahimku
jadikan cerita hidup ini lambaran...
agar engkau tetap berpijak dan membumi...
berdiri disamping ibu, nak
pandangi cermin itu
dapati bayangmu disana agar engkau mengenali hidupmu
agar engkau mengerti makna hidup kemana ia akan mengalir
menjadi perempuan dewasa, berharga diri
menjadi ibu untuk anak-anakmu kelak
merapatlah kepada ibu, nak
agar bisa kuhirup harum rambutmu
agar bisa kurasakan kebanggaanmu itu
agar bisa kubelaikan tanganku penuh cinta
agar bisa kukecup keningmu...
agar bisa kupeluk bahumu...
ini bahu ibu, nak
tempat engkau bisa menitipkan tangis hatimu
tempat engkau menyandarkan kepalamu kala lelah mendera
duduk dekat ibu, nak
agar bisa ibu bagikan cerita hati tentang seorang perempuan seperti batu
jangan pernah korbankan citra dirimu terbang bersama debu
jadikan dirimu kokoh seumpama batu
yang tegar ditengah deras arus sungai
yang kuat menjadi pijakan siapapun yang hendak menyeberang
nanti kau akan tahu, bahwa kebanggaan itu adalah ketika engkau berbuat sesuatu tanpa harus menjadi jumawa...
berjalanlah disamping ibu, anakku
lihat kupu-kupu itu ,dia pergi dan datang untuk sececah madu,untuk anak kupu-kupu .resapi betapa hidup butuh berjuang
lihat induk ayam dikandang belakang rumah
ia berjuang untuk melindungi anak-anaknya
seperti itulah hakekat hidup, nak
memastikan bahagia untuk orang-orang yang kita cinta .
dengarkan ibu, nak
ibu bukanlah perempuan sempurna seperti yang selama ini kau kira
ibumu cuma manusia biasa
yang masih harus banyak belajar
bahkan darimu pula ibu banyak mengambil pencerahan...
pikirkan itu , nak
mari aku genggam jemari lembutmu, nak
rasakan meski renta, genggaman ibu masih sekuat baja
pastikan engkau aman bersama hati ibu dalam genggaman
rasakan betapa, hanya cinta ibu yang mampu menghidupimu sejauh ini
sejauh cinta ibu bisa kau rasakan
rasakan Nak, rasakan.
I love U, Karina

Kepada: Karina Astary Karyadi
di 17 tahunnya, hari ini

Pict by : AJP

2 komentar:

Anonim mengatakan...

puisi indah...

selamat ultah buat karina...

Sekar Lawu mengatakan...

@Surinit:
Thx ya...sering2 mampir...