Rabu, 03 November 2010

Kepada Nus-Tyo




Beberapa waktu lalu dalam perjalanan ke Magelang dengan bis umum, saya mendengar lagu Camelia III diputar. Karena lagi manyun, saya malah konsent menyimak lirik lagu tersebut....dan seketika kenangan saya seperti terlempar kepada cerita hidup medio 1983-1985. sebuah kenangan bersama seseorang yang pernah menjadi bagian dari cerita hidup saya.

***

Setiap kali mendengar lagu ini - Camelia III - nya Ebiet G Ade, saya merasa seperti sedang terlempar kepada sebuah kenangan akan seseorang dari masa lalu saya. Saya tidak bisa bercerita dia siapa, buat saya dia adalah bagian dari puzzle hidup yang kini menjadi bagian dari gambaran hidup saya yang tak kunjung genap.

Saya mengenangnya dengan sangat indah. Saya menyimpannya rapat-rapat dalam hati saya. Dan cerita ini menjadi bagian dari rahasia hidup saya.
Tokoh Camelia saya ibaratkan sebagai dia.... Coba cermati lirik lagu ini :

Di sini dibatu ini

akan kutuliskan lagi
namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu

dengan tuliskan nama kita

kuanggap engkau berlebihan

Sekarang setelah kau pergi

Kurasakan makna tulisanmu

Meski samar tapi jelas tegas

Engkau hendak tinggalkan kenangan
dan kenangan
Disini kau petikkan kembang

Kemudian engkau selipkan
pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu
kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan

Engkau berlari sambil menangis
Kau dekap erat kembang itu

Sekarang baru aku mengerti

Ternyata kembangmu kembang terakhir

yang terakhir

Oh Camelia, katakanlah ini satu mimpiku
Oh oh oh oh
oh
Camelia, maafkanlah segala silap dan salahku
Disini dikamar ini

yang ada hanya gambarmu

Kusimpan dekat dengan tidurku

dan mimpiku


Sebenarnya kenangan ini sudah cukup rapat saya kuburkan dalam-dalam, meski ketika itu dia masih ada...masih ada, meski tak lagi bersama saya.
Tapi kenangan ini kembali menyeruak dalam bilik hati saya, saat saya mengenangnya sebagai almarhum Nus-tyo yang telah berpulang 15 bulan yang lalu.
Kebersamaan yang tak bisa dibilang singkat meninggalkan banyak cerita untuk saya. Tentang ketidak pedulian saya, tentang ketidakseimbangan, tentang pengharapannya yang tak pernah bisa saya penuhi, tentang prinsip hidup yang memisahkan kami akhirnya.

Untukmu, semoga benar saat ini engkau sudah berada di surga. Menyaksikan aku dengan perjalanan hidupku. Menyemangati aku sebagaimana dulu.
Kini aku tahu, cintamu tak pernah pupus untukku. Aku tidak punya hak lagi menyesalinya. Karena aku tahu. Tuhan sudah menuliskan suratanNya dengan cukup indah untuk kita.

Untukmu, Nus - Tyo, aku mengenangmu. Hanya mengenangmu sebagai seseorang yang pernah menandai perjalanan hidupku.

Berbahagialah engkau disana, Nus-Tyo


***

bersamamu 1983-1985,
dan kemudian kita saling menghilang


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Hmmm...sepertinya saya juga pernah mengalami hal yang sama.

Tuti Nonka mengatakan...

Lagu yang menyentuh sekali dari Ebiet G. Ade. Dan tulisan yang indah sekali dari Mbak Ayik, tentang seseorang yang meninggalkan banyak kenangan.
Semoga dia tenang dan bahagia di sana, dengan hati Mbak Ayik bersamanya ...

Sekar Lawu mengatakan...

@mbak Soeryani:
kenangan bersama Romo pastinya menjadi kenangan bermakna ya Mbak...semoga Beliau khusnul khotimah...

Sekar Lawu mengatakan...

@Mbak Tuti:
iya Mbak...waktu dengar lagu ini dulu saya sama sekali tidak ngeh...tidak pernah terpikirkan akan ada kejadian bahwa dia teryata pergi mendahului saya.
Setelah kepergiannya, baru saya sadar bahwa sepertinya lagu itu khusus dia nyanyikan untuk saya....hedeeeehhh.....