Sabtu, 29 Januari 2011

maka menangislah...



***

satu hari disebuah acara hajatan, saya mendapati dua orang teman baik saya larut dalam tangisnya....yang pertama adalah tangisan teman saya yang empunya hajat saat putri pertamanya melakukan sungkeman sebelum upacara siraman menjelang hari bahagia pernikahannya. tangisan yang kedua adalah tangisan seorang teman yang hadir bersama saya yang sempat membuat saya bingung tentang sebab musabab menangisnya, hati kecil saya berkata ada yang tidak sinkron antara tangisan teman saya ini dengan suasana yang sedang terbangun saat itu....saya pikir tadinya, dia larut dalam rasa bahagia sang sohibul hajat...terhanyut mendengarkan gending yang dilantunkan pembawa acara mengiringi upacara sungkeman, kata2 dalam tembang itu memang cukup mengharubiru sehingga mampu membuat pendengarnya luluh dalam haru...

tak lama kemudian, teman saya menggamit lengan saya, mengajak saya agak menjauh dari arena siraman.....saya tahu, dia sedang ingin curhat...
lalu kami duduk menepi, kami duduk berdampingan, tangannya menggenggam erat tangan saya....lirih dibisikkannya cerita hatinya tentang bla-bla-bla....hujan air mata tak pelak mengalir deras mengiringi segala cerita hati yang dibagikannya untuk saya....saya matikata, tak tahu musti berkata apa....saya, tidak menafikkan cerita teman yang satu ini, saya
adalah satu dari sedikit orang yang tahu betul 'lelakon' hidupnya, saya adalah salah satu temannya kepada siapa dia menitipkan cerita hatinya selama ini.
saya terhanyut sedih, tapi barang tentu saya tidak bisa serta merta menangisi cerita hidupnya...kami sedang berada diwaktu dan tempat yang tidak tepat....
ahhh, andai saja dengan menangis kita bisa menyelesaikan segala persoalan, andai saja dengan menangis lantas semua menjadi tuntas...

namun saya sadar, dengan menangis kita bisa mengekspresikan isi hati kita...saat suka, saat bahagia, saat gundah, saat sedih yang memuncak....dan hati kita bisa serta merta merasa ringan setelah kita tumpahkan rasa hati kita lewat tangisan....begitukah ?
kepada teman saya, saya hanya mampu berbisik....' tangisilah, kemudian selesaikanlah...langkahmu akan lebih ringan setelah semua beban terangkat...', lalu kami berpelukan, kemudian saya bisikkan kembali kepadanya , ' pulanglah kerumah, habiskan tangismu malam ini, besok pagi aku datang, dan kita bicarakan semua yang membuatmu menangis...mungkin itu akan meringankan...'. sang teman menganggukan kepala, ' aku tunggu kamu besok, akan kutangisi semua malam ini hingga besok saat kita bicara semua menjadi lebih ringan...terima kasih untuk selalu mau mendengar tangisanku...'

teman saya bergegas berlalu, dari balik kaca mobil saya masih sempat melihatnya menyusut air mata dengan sehelai saputangan, namun senyumnya samar masih terlihat...dia belum putus asa....


***



Tidak ada komentar: