Sabtu, 07 Agustus 2010
tentang perempuan yang tiba-tiba membenci mentari tembaga
***
hari ini aku ingin bercerita tentang seorang perempuan yang tak menyukai senja, tiba-tiba. ia berjalan terus tanpa menolehmu, menepiskan bayangan senja yang hinggap dihelai rambutnya yang mengurai. ia berjalan terus tak peduli betapa engkau berlairain mengikuti langkahnya...ia hanya diam dan diam tak berkata
hari ini aku ingin bercerita tentang perempuan yang tengah ingin mejauh dari rumahnya, bisa jadi ia sedang tak menyukai aroma rumah, sebuah tempat yang membuatnya kembali kepada kenangan-kenangan buruk yang tertorehkan...
perempuan yang dulu kita kenal begitu mencintai langit tembaga senja yang tercipta, tiba-tiba membencinya, entah kenapa....mari kita cari tahu jawabannya.
mungkin saja karena seorang lelaki yang dulu selalu bersama-sama melewati senja tembaga bersamanya kini tak lagi bersamanya...lalu kemana perginya ? bukankah langit tembaga itu masih tetap ditempatnya...mengapa tiba-tiba dia membencinya ? ayo, kita cari tahu jawabannya...
perempuan dengan hati lampus menjelma duka, ia ingin membuang luka dan melupakan sebuah senja ketika bayangan matahari tembaga menghiasi lazuardi....ia sedang mempelajari hatinya yang tergores...karenamu, lelaki itu.
apakah terpikirkan olehmu untuk membujuknya tinggal barang satu senja, menunggu lenyapnya mentari berwarna tembaga dan pelan-pelan membimbingnya menyambut gelap malam dengan sebentuk bulan bulat pucat.
perempuan yang tiba-tiba membenci mentari tembaga tak bergeming, ia hanya mau menunggu lelaki itu...
sekedar berucap ...selamat tinggal, kinasih...
sebuah panggilan hangat diantara dua hati yang terlibat.
tapi, hingga terbit bulan bulat pucat, tak pernah sepatah katapun ia dengar dari mulut lelaki yang pergi bersama mentari tembaga
sudahlah....
***
sebuah kisah ketika pemfitnahan dan pembunuhan karakter itu dilakukan...
dan perempuan yang tiba-tiba membenci matahari tembaga masih tetap bergeming disana, dalam senyum dan ikhlasnya
ia yakin, suatu saat kebenaran akan terungkap
sudahlah
***
mengenang sebuah cerita : 27 Juni 2009
pict by : AJP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar