Minggu, 17 Mei 2009

jawab tanya mengapa


mengapa aku tak merasa perlu marah
ketika malam itu kau bangunkan aku
untuk membuatkanmu mie rebus

karena perutmu berbunyi kriuk-kriuk

mengapa aku tak merasa perlu kesal
ketika pagi ini tak kau habiskan sarapanmu
karena waktu tak keburu, katamu

mengapa aku tak merasa perlu gundah
ketika seharian kau nampak tak peduli segala hal
saat kau tenggelam kedalam duniamu sendiri,
m'xit, game,friendster,feacebook,sms,
ngobrol berjam-jam ditelepon sambil cekikikan

mengapa aku tak merasa perlu malu
ketika kau bilang aku nampak tak pantas

dengan baju yang aku pakai hari ini
tidak gaul, katamu


mengapa aku tak merasa harus sedih

ketika kulihat kau tak bergeming
saat aku minta kau melakukan sesuatu untukku...


mengapa aku tak merasa perlu gusar
ketika semua menjadi serba salah
karena PMS mu datang hari ini

mengapa aku tak merasa perlu meledak
ketika ku dengar kau putar lagu kesukaanmu keras-keras
meski aku sungguh tak suka iramanya...

mengapa aku tak merasa perlu gusar
ketika aku lihat satu diantara kalian
ngambek dan menangis
sehabis pertengkaran siang ini...

kini aku tahu jawabannya
karena itu adalah saat-saat indah kebersamaan kita
ketika waktu berpacu membuktikan cinta , diantara kita
aku tahu ini tak akan lama
karena cepat atau lambat kalian akan pergi
dari dekapan hangatku


saat itu akan segera tiba

ketika satu persatu jalinan takdir
menarikmu dari genggaman tanganku


aku tahu,

aku akan sangat merindukan saat-saat itu

saat-saat ketika aku tak merasa perlu marah atau terganggu...


karena aku tahu, kau pun tahu
cintaku padamu tetap utuh
dan sempurna
selamanya...
meski kita tak lagi bersama...

kelak aku pasti akan merindukan,
saat-saat kau bangunkan aku suatu pagi,
saat-saat kau ikut kemanapun aku pergi,
saat-saat kau peluk tubuhku erat,
saat-saat kau rebahkan kepala didadaku,
saat-saat kau cium pipiku,

dan bisikan kalimat terindah...

" aku sayang Ibu..."





( Ya Allah, beri aku waktu lebih lama lagi

untuk kedua cahaya hati yang terindah
:
Karin dan Aizs )


6 komentar:

Fanda mengatakan...

Mbak Ayik, indah banget puisinya. Mengingatkan aku akn pengorbanan yg dibuat oleh semua ibu di dunia. Menyadarkan aku tuk lebih berbakti kepada ibuku, mumpung Tuhan masih memberi kami waktu tuk hidup bersama. Makasih ya Mbak Ayik tuk menyadarkan aku...

ellysuryani mengatakan...

Hm....nice posting. Betul, membuat terenyuh, tp ini indah. Selamat siang mbak Ayik.

ernut mengatakan...

wah mbrebes mili iki....
kita sama2 punya dua gadis, man...hiks..hiks..

Sekar Lawu mengatakan...

@fanda@Ely@Ernut:

iya nih, bayangin bakal ditinggal mereka satu hari kelak...gak ada lagi yang ngoprekin, gak ada lagi yang bikin ngomel-ngomel, pasti sepi nanti.....

Anonim mengatakan...

Mbak Ayik ...so sweet, tapi bikin aku nangis, terharu banget nih mbak baca blog yang satu ini. Jadi berdosa nih mbak sama Bapak-Ibu .. betapa yah mbak kasih sayang ortu ga bisa dihitung .. makanya kenapa kita abis sholat harus selalu doain mereka .. hiks ..hiks ..hiks

(ratih)

Sekar Lawu mengatakan...

@Ratih:
makanya...jangan coba2 berani sama saya ..Ratih...saya kan orang tuwirr juga meskipun masih funky...qiqiqi