Senin, 02 Juni 2008

Aizsku



Hari ini, gadis kecilku Aizs mengakhiri ujian praktek akhir sekolahnya yang sudah dimulai sejak UASBN 13 Mei lalu. Tiga hari pertama adalah UASBN untuk 3 mapel - Matematika-Bhs. Indo-IPA- dan 6 hari berikutnya UAS untuk mata pelajaran lainnya yang tidak UASBN. Sebagai Ibu, hari-hari ini adalah hari penuh prihatin,artinya aku lebih banyak ekstra berdoa untuk kelancaran jalannya pendidikan anak-anakku. Untuk itu, selama Karin & Aizs menjalani ujiannya, aku niatkan untuk berpuasa sunnah , supaya doa jadi lebih ma'bul..
Aizs, si lencir kuning ini baru 11 tahun, dan selalu merasa masih kanak-kanak. Mungkin karena kami serumah dan juga para pakdhe budhenya selalu memanggilnya dengan sebutan Dik Aizs. Namun aku tidak melihatnya lantas menjadi manja, bahkan aku lihat jiwa kepemimpinannya jauh lebih menonjol dari Mbak Karin. Dalam setiap kegiatan kelompoknya dia selalu menjadi leadernya, saat latihan nari, saat membuat mading, juga saat English Club.
Aizs, si lencir kuning, seperti halnya sang kakak, juga selalu menjadi kebanggaan kami. Sejak kecil jiwa pemberaninya sudah terlihat. Dihari kedua masuk TK, dia sudah dengan tegas-tegas menolak diantar Bapak nya sampai sekolah, dia maunya diturunkan di pos satpam yang jaraknya 100 m dari TK nya. Di hari pertama masuk SD, dia bahkan mengacungkan jarinya ketika bu guru bertanya siapa yang berani menjadi komandan kompi kelas I, walhasil, gadis kecilku menjadi pemimpin pasukan kelas I yang ketika lapor kepada Irup dia kelihatan kecil dan imut banget....., tak terasa air mataku menetes melihat keberanian putriku, bangga dan terharu.
Aizs, si lencir kuning, kemaren malam berat badannya ditimbang dan cuma 36 kg. Memang Aizs tak begitu suka sayuran, apalagi
makanan berkuah. Menu favoritnya cuma ayam goreng tepung, sosis goreng dan telur ceplok mata sapi. Jangan tanya apakah dia doyan pedes ?pssst...., sampai hari ini dia belum mau makan pedes. ( nggak usah dibahas deh....nanti Aizs malu...!)
Aizs yang kehadirannya didunia terasa lebih gampang ketimbang kakaknya, yang dengan berat lahir 4,1 kg dan 2x lilitan tali pusat dilehernya, cuma membutuhkan tak lebih dari 3 jam kontraksi. Subhanallah.
Aizs, yang (pernah) bercita-cita menjadi astronot, dan sekarang lagi kepengin jadi pembaca berita atau presenter TV acara adventure supaya bisa jalan-jalan kayak Riyani Jangkaru. Katanya, kalau aku jadi presenter TV kan Ibu bisa tiap hari liat aku, jadi biarpun kita jauhan Ibu gak kangen lagi.....
Aizs, gadis kecil ku, yang selalu menumbuhkan semangat hidupku untuk menjadi yang terbaik buat keluargaku. Semoga Allah selalu membimbingmu menjadi anak yang sholehah, dan selalu bernasib baik. Ibu berdoa untukmu.

Tidak ada komentar: