Rabu, 04 Juni 2008
ArumManisss
Masih ingat kesukaan anak-anak sebaya kita dulu kala Bapak Ibu ajak kita mengunjungi area pasar malam atau sekatenan ? Ya, arum manis, adalah makanan kesukaanku. Dari gula pasir dan pewarna ( semoga bukan pewarna tekstil) simanis ini dibuatnya. Ditebar dan diputar diatas mesin pembuatnya yang bersuara bising menghasilkan satu bentuk ruwet rapuh dan pliket kalau kelamaan ditangan. Bila dikulum maka akan segera hancur dan meleleh dilidah yang efek nya meninggalkan warna jambon menculok disana. Mmmmm......
Kini arummanis sudah dimodifikasi dalam hal rasa, melon-vanila-strawberry. Tapi arummanis secara rasa tetaplah tidak berubah, tetap manisss.........Tapi entah kenapa, lidahku memberi sinyal bahwa arummanis sekarang tak murni manis yang sebenarnya, karena manis yang kurasakan segera diikuti rasa pahit sesudahnya. Jangan-jangan ini karena pewarnanya yang tidak recommended atau tambahan sakarin. Biar aja dosanya ditanggung sang abang penjualnya.
Banyak orang tua melarang anak jajan arummanis, takut berefek batuk buat si anak. Tapi beda denganku, baru-baru ini aku justru memprovokasi anak-anak untuk jajan arummanis, karena sudah lama aku memendam rasa kangen dengan simanis yang satu ini.Tentu saja dengan beberapa langkah preventif, diantaranya pilih yang warnanya putih, minimalis zat pewarna. Kiatnya, setelah makan arummanis, segeralah minum air putih hangat sebanyak-banyaknya untuk melarutkan zat-zat berbahaya yang terkandung didalamnya.
Boleh dong sekali-kali makan arummanis, Bu ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar