Rabu, 04 Juni 2008

Ndoro Putriiiii.......


Di sebuah sudut pasar Klewer, tepatnya didepan toko mas Ibu Kota ada seseorang yang mungkin sudah berpuluh tahun setia mangkal disitu. Seseorang ini, nenek tua, mungkin sekarang sudah hampir 85 tahun,adalah seorang peminta-minta yang sangat setia menjalani profesinya...( hah !, mengemis adalah sebuah profesi kan ? secara sandang pangan dia dapet dari bekerja ini...). Seingatku, sejak tahun 74 ketika aku masih kelas II SD 17 Slompretan, si mbah ini sudah jadi pengemis disana. Pangkalan tetapnya ya di pojokan pasar klewer, tapi kalau hari Jum'at dia pindah lokasi di selatan Masjid Agung.

Buat aku keberadaan si embah ini sungguh telah membetot-betot memoryku kala aku masih duduk dibangku SD di pinggir alun2 Lor ini.Irama suara simbah selalu membuatku tertarik menyimak kata-katanya yang seperti mantra, begini rapalnya : " nDoro kakuuungggg/nDoro putriiiii......, nyuwun tumbasan gethuk lan kangge tamba saliit......bla...bla...bla....." dan diakhiri dengan kata ".....tiyang mboten semerep...margi"...Ya iyalah mboten semerep margi, karena simbah ini kan buta....Kasihan ya , Nut ? Nada nya konsisten sekali, apa yang kudengar dari jaman baheula itu tetaplah dilantunkan dengan kalimat yang persis plek sama dan nada yang tak berbeda. Hebat ya...? kenapa juga nggak direkam aja biar kayak yang jual obat panu-kadas-kurap cap MoonLight di pojok alun2 itu .... . O ya, setiap kali ada yang memberikan sedekah, maka akan meluncurlah rentetan kata doa dalam bahasa jawa halus yang menurut aku sangat 'kena' dihati.Dan selalu aku sahut dalam-dalam dengan amin..amin ya robbal alamin.

Aku jadi ingat keisenganku dan teman-temanku, duluu....kalau harus nunggu waktu jumatan di masjid agung, aku 'n teman2 suka berjejer2 disamping simbah ini dan kami ber koor menirukan kata demi kata yang diucapkan simbah pengemis buta ini.Kompak lagi, rame banget, terutama pada kalimat ".....tiyang mboten semerep...margi" yang diucapkan dengan nada makin meninggi...kadang ada yang iseng, kata2 nya dimodifikasi sendiri menjadi " ...tiyang mboten semerep...SETAN!", walah...nakal benar ya kami ini. Pertama2 nya simbah ya bereaksi sebel dan mengomel2, tapi kami bandel aja, tetep kalau jumat agenda kami adalah koor mengemis....
Kalau ingat itu, duuuhhhh....nakal banget ya aku dulu.

Sekarang, kalau aku ke Klewer, my first destination adalah menyambangi simbah buta ini. Seperti kemaren, aku sempatkan foto simbah untuk aku post di blog tercinta ini.

Tidak ada komentar: